Sutradara Film G30S Dapat Info dari Petinggi PKI Aidit Perokok

23 September 2017 11:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi perspektif Indonesia. (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi perspektif Indonesia. (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jajang C Noer, istri almarhum Arifin C Noer yang menyutradarai film Pengkhiannatan G30S/PKI, bercerita tentang proses pembuatan film tersebut. Jajang mengatakan saat membuat film Film G30S/PKI suaminya yang berumur 43 tahun itu melakukan riset dan bertanya kepada salah satu tokoh PKI Sjam Kamaruzaman.
ADVERTISEMENT
Sjam merupakan bagian dari Biro Chusus Partai Komunis Indonesia. Dia banyak berkoordinasi dengan Ketua Comite Central PKI DN Aidit sebelum penyerangan G30S/PKI. Sjam berhasil ditangkap dan akhirnya dipenjara.
Menurut Jajang, Arifin pernah menemui Sjam di penjara Cipinang untuk melakukan riset filmnya. Info yang diberikan Sjam kala itu tidak terlalu banyak. Begitupun saat ditanya lebih jauh soal DN Aidit. Hanya saja satu yang bisa dipastikan Arifin, yakni soal Aidit yang ternyata seorang perokok.
"Satu satunya Pak Sjam dipenjara di cipinang, dia sama sekali nggak berikan info apapun ke kami. Kami mau konfirmasi suatu info, dia cuma bilang ya dan enggak tahu saja. Saya tanya gesture dari Aidit pun dia juga nggak terangkan dengan jelas, lalu kami bertanya apakah dia (Aidit) merokok, kata dia ya begitulah merokok seperti yang lain," kata Jajang di acara diskusi Populi Center dan Smart FM di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Sabtu (23/9).
Diskusi perspektif Indonesia. (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi perspektif Indonesia. (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
Menurut Jajang, kala itu Sjam juga tidak bertanya kenapa mereka ingin membuat film G30S/PKI ini. Sebab kala itu tidak ada yang berani mengaku atau membicarakan PKI sedikitpun.
ADVERTISEMENT
"Dia (Sjam) cuma diam saja, dan orang PKI semua ngga ada yang berani muncul, Mengaku tetangganya PKI pun nggak berani mereka," ucapnya.
Setelah riset, lanjut Jajang, suaminya menyiapkan naskah film dalam waktu sekitar 1 bulan. Tidak ada rapat khusus dengan tim yang mengerjakan film ini.
"Ketika semua sudah tak ada catatan (yang kurang) ya semua langsung jalan. Kita hanya menanyakan apa semua gesture dan tutur sudah benar," ucapnya.
Film Pengkhianatan G30S/PKI dirilis tahun 1984 di bawah Pusat Produksi Film Negara (PFN). Dari segi penggarapan, film ini terbilang serius dengan anggaran yang dihabiskan mencapai Rp 800 juta, terbesar di masa itu. Film ini bisa dibilang sebagai film kolosal karena melibatkan sekitar 200 pemain dan 10 ribu pemain tambahan.
ADVERTISEMENT