Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Senang Mencari Perhatian, Waspada Anda Butuh Bantuan Psikolog!
10 Desember 2022 21:20 WIB
Tulisan dari Salma Adelia Handjaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak sedikit orang dari berbagai kalangan usia yang suka menjadi pusat perhatian. Menurut mereka, menjadi pusat perhatian merupakan hal yang menarik dan menyenangkan. Orang-orang yang suka menjadi pusat perhatian dimanapun dan kapanpun mereka berada, terkadang meninggalkan kesan negatif bagi orang disekitarnya. Hal tersebut dikarenakan tak jarang mereka bisa melakukan apapun entah itu merugikan atau tidak, hanya untuk diperhatikan orang sekitar.
ADVERTISEMENT
Gangguan Kepribadian Histrionik merupakan gangguan kepribadian yang menyebabkan Si Penderita selalu berusaha untuk menjadi pusat perhatian. Tidak bisa dianggap sepele karena jika Si Penderita sudah memiliki gangguan yang ekstrem, Si Penderita perlu untuk ditangani dan diberikan bantuan oleh tenaga profesional atau ahli kejiwaan. Menurut Nestadt (1990), Gangguan Kepribadian Histrionik ini empat kali lebih rentan dialami oleh wanita dibanding pria.
Oleh karena itu, sebaiknya gangguan kepribadian ini harus dikenali karakteristik dan cara penanganannya agar kita semua dapat mencegah hal ini semakin lumrah terjadi dan dapat menciptakan kehidupan bermasyarakat menjadi sehat, nyaman, dan memiliki mental yang positif.
Inilah karakteristik Gangguan Kepribadian Histrionik yang perlu Anda ketahui!
Salah satu gangguan kepribadian dramatis ini memiliki tanda-tanda yang perlu Anda waspadai sebagaimana yang sudah ditinjau oleh Dr. Reni Utari dalam sehatq.com :
ADVERTISEMENT
1. Tidak nyaman jika tidak menjadi pusat perhatian.
Orang yang mengidap gangguan histrionik ini cenderung menunjukkan perilaku berlebihan atau dramatis serta selalu ingin menjadi pusat perhatian dengan melakukan apapun.
2. Cenderung berinteraksi dengan orang lain dengan perilaku seksual dan provokasi.
Pasti Anda sudah tidak asing lagi jika mendengar atau melihat berita yang mana si pelaku berpura-pura menjadi korban dan memanipulasi serta memprovokasi masyarakat agar si pelaku ini mendapatkan perhatian dari berbagai khalayak. Banyak pula ditemukan pada berbagai akun-akun media sosial, dimana para oknum rela melakukan apa saja, seperti perilaku yang tidak senonoh dan hal yang berlebihan hingga bisa mengganggu orang-orang sekitarnya. Itu semua cenderung mereka lakukan hanya untuk menarik minat penonton agar memusatkan perhatian pada mereka.
3. Menunjukkan sifat tidak sabar jika mereka tidak mendapatkan kepuasannya segera.
Pengidap gangguan kepribadian ini tidak suka bahkan yang lebih ekstrem, mereka bisa frustasi jika kepuasannya tertunda. Mereka selalu ingin mendapatkan segera kepuasannya dengan cara apapun tidak peduli yang mereka lakukan itu merugikan atau tidak.
ADVERTISEMENT
4. Suka menganggap intim hubungan dengan orang lain.
Orang dengan gejala seperti ini, suka berspekulasi memiliki hubungan yang sangat dekat dengan orang lain yang baru mereka kenal, padahal belum tentu orang tersebut juga merasakan kedekatan hubungan tersebut.
5. Tidak tulus saat berinteraksi.
Apakah Anda pernah melihat atau memerhatikan orang sekitar ataupun orang terdekat Anda selalu meminta untuk direkam saat sedang berbuat baik? Biasanya mereka akan membagikan video hasil rekaman tersebut ke media sosial dengan harapan mereka akan menjadi perbincangan atau pusat perhatian atas hal baik yang mereka lakukan.
Setelah Anda mengetahui karakteristik atau gejala gangguan kepribadian tersebut dan ternyata Anda merasa mengalami salah satu gejala, jangan segera mendiagnosis sendiri diri Anda. Sebaiknya, dikonsultasikan terlebih dahulu kepada ahlinya, seperti Psikolog Klinis maupun Ahli Kejiwaan dan biarkan mereka yang mendiagnosis Anda.
ADVERTISEMENT
Apa yang bisa menyebabkan seorang individu mengidap Gangguan Kepribadian Histrionik?
Gangguan Kepribadian yang masuk ke dalam Kluster B dalam DSM-5 ini bisa disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri sehingga menurut mereka, dengan menjadi pusat perhatian akan menambah rasa percaya diri mereka. Selain itu, sosial media juga ikut berpartisipasi dalam menyebabkan seseorang mengalami Gangguan Kepribadian Histrionik. Dewasa ini, media sosial telah menjadi ajang ketenaran. Oleh karena itu, individu yang tidak tahu batasan dan tidak wajar dalam menggunakan media sosial, mereka akan mempunyai keinginan menjadi pusat perhatian sama seperti yang telah dilihatnya.
Lalu, bagaimana cara untuk menanganinya?
Dikutip dari journal.unpad.ac.id, terdapat metode yang dapat dilakukan unntuk menangani Gangguan Kepribadian Histrionik, yaitu Terapi Kognitif Perilaku. Terapi ini dilakukan untuk memengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan Anda supaya saling berkaitan satu sama lain. Jika pikiran, perasaan, dan tindakan sudah saling memengaruhi, hal itulah yang bisa mengubah cara berpikir, berperasaan, dan berperilaku Anda sehingga dapat mengelola pikiran dan perasaan negatif yang dapat menyebabkan Gangguan Kepribadian Histrionik.
ADVERTISEMENT
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam terapi ini adalah Anda harus menyadari dan menerima bahwa memang benar terdapat masalah dalam diri Anda. Pada langkah yang pertama ini, Anda dituntut jujur dan terbuka sehingga terapis dapat dengan tepat membantu dan menemukan akar permasalahan terhadap masalah Anda.
Langkah yang kedua, terapis akan membantu Anda fokus memecahkan masalah berat yang ada pada diri Anda sampai masalah tersebut semakin ringan dan bisa dihadapi secara perlahan.
Langkah ketiga, setelah masalah Anda sudah dapat disederhanakan, terapis akan mendampingi Anda untuk belajar melihat hubungan masalah yang satu dengan yang lainnya serta efek dari masalah-masalah tersebut. Langkah ini penting karena bertujuan untuk mengubah pandangan terhadap masalah yang ada dan bisa berpengaruh pada kemampuan menyelesaikan masalah serta membantu diri Anda supaya dapat menumbuhkan perasaan serta perilaku yang lebih positif.
ADVERTISEMENT
Langkah terakhir, terapis akan mendampingi Anda belajar mengimplementasikan langkah menyelesaikan masalah dengan cara yang positif. Lalu, setelah beberapa pertemuan, terapis akan melihat perkembangan dan apakah langkah-langkah yang sudah dilakukan sebelumnya bermanfaat bagi Anda atau tidak.
Perlu Anda ingat, terapi ini harus didampingi oleh tenaga yang ahli pada bidangnya dan tentu saja Anda baru bisa melakukan terapi ini saat sudah didiagnosis mengidap Gangguan Kepribadian Histrionik oleh Psikolog Klinis maupun Ahli Kejiwaan.