Konten dari Pengguna

Hikmah Mengikuti Saran Ibunda: Sebuah Pengalaman Ikut Seleksi CPNS Tahun 2018

Salman Farishi
ASN di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
2 April 2021 11:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salman Farishi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seleksi CPNS. Peserta mengikuti Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) berbasis Computer Assisted Test (CAT) untuk CPNS di Kantor BKN Regional VII Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (1/9).  Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seleksi CPNS. Peserta mengikuti Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) berbasis Computer Assisted Test (CAT) untuk CPNS di Kantor BKN Regional VII Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (1/9). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Sebuah postingan di grup WhatsApp dari salah seorang senior yang juga merupakan coach saya dalam menulis. Isi postingannya mengajak teman-teman ASN yang tergabung dalam sebuah komunitas ASN menulis untuk berbagi inspirasi membuat tiga tulisan inspiratif berdasarkan pengalaman hidup selama menjadi ASN. Untuk nantinya dibukukan.
ADVERTISEMENT
Menarik sekaligus menantang karena kami harus membuat tiga tulisan dalam waktu kurang dari sebulan sementara saya bukan seorang penulis produktif dan masih sangat hijau dalam membuat tulisan yang terstruktur dan sistematis. Saya terima tantangan itu dan semoga tulisan pertama yang saya bagikan ini bermanfaat dan menginspirasi.

Kebimbangan saat di Bengkulu

Pikiran saya terbang ke waktu dua setengah tahun yang lalu. September 2018, di sebuah kamar hotel di Bengkulu, saya dalam kebimbangan di depan laptop sambil mencoba meyakinkan diri untuk segera membuat keputusan penting dalam hidup. Pilihan antara bertahan di tempat berkarier saat ini sebagai seorang pendidik, mencari peruntungan beasiswa doktoral, atau mencari lamaran pekerjaan lain yang sesuai bidang keahlian s2 saya yaitu ilmu fisika material.
ADVERTISEMENT
Di Bengkulu saya sedang menemani empat orang anak didik yang mengikuti babak final Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2018. Bukan suatu keputusan mudah untuk meninggalkan murid-murid hebat calon pemimpin dan ulama masa depan di pesantren tempat saya mengajar saat itu. Namun jika merenungkan kembali potensi kebermanfaatan diri bagi masyarakat yang lebih luas, rasanya saya perlu mencari tantangan lain dibandingkan bertahan di tempat saya bekerja saya ini.

Shalat istikharah dan saran ibunda

Setiap dihadapkan pada sebuah keputusan yang tidak mudah, sebagai muslim saya biasanya melakukan dua hal, salat istikharah dan meminta saran dari orang sholeh. Untuk keputusan penting kali ini saya meminta saran dan pertimbangan dari ibunda.
Mungkin seperti kebanyakan orang tua, ibunda saya saat itu menyarankan untuk mencari informasi pendaftaran CPNS. Saya menjadi teringat pertama kali saya mengikuti ujian CPNS tahun 2010 saat baru lulus S1, dan saya gagal pada tahap tes tertulis. Sejak itu saya tidak pernah memikirkan kembali untuk mengikuti ujian menjadi PNS. Terlebih setelah tahun 2010, pemerintah memberlakukan pemberhentian sementara atau moratorium rekrutmen CPNS yang entah sampai kapan saya tidak terlalu mengikutinya dan fokus berkarier serta menyelesaikan pendidikan di jenjang magister.
ADVERTISEMENT
Namun, kini pertimbangan itu muncul kembali atas saran ibunda. Dalam pikiran saya, mungkin tidak ada salahnya dicoba kembali, jika berhasil maka peluang untuk menggapai dua tujuan terakhir saya di atas lebih mudah, yaitu berkarya sesuai bidang keahlian dan mencari kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang doktoral. Karena yang saya dengar-dengar menjadi PNS lebih mudah untuk mendapatkan beasiswa pendidikan.
Kebimbangan kembali muncul saat akan menentukan formasi yang akan dipilih, antara Balai Penelitian Teknologi Mineral LIPI yang berada di Lampung atau Balai Teknologi Polimer BPPT yang berada di Kawasan Puspiptek Serpong. Keduanya memang mencari lulusan magister fisika ilmu material, tetapi Mineral LIPI lebih dekat dengan fokus tesis saya yang berkaitan dengan material logam ketimbang Polimer BPPT yang lebih ke material polimer. Kalkulasi matematis, peluang di Mineral LIPI tampak lebih besar karena sehari sebelum penutupan pendaftaran online pelamar di formasi tersebut hanya satu orang sementara di Polimer BPPT sudah lebih dari 50 pendaftar, namun lokasi dan jarak keduanya terhadap tempat tinggal saat ini membuat saya menjadi bimbang untuk memutuskan sehingga perlu berdiskusi dengan Ibunda dan Istri tercinta.
ADVERTISEMENT
Saya sebenarnya berharap mendapat dukungan bulat untuk melamar ke LIPI. Istri mendukung meskipun sedikit ragu. Tidak demikian dengan Ibunda, dengan mantap dan tegas Ibunda meminta saya agar memilih BPPT saja. Alasannya sederhana, Ibunda tidak ingin saya jauh dari keluarga dan hatinya lebih yakin kalau saya akan lolos jika melamar ke BPPT ketimbang LIPI.
Sejujurnya untuk saran dari Ibunda kali ini awalnya saya ragu untuk mengikutinya. Secara logika jelas lebih besar peluangnya jika saya memilih formasi LIPI. Namun Keinginan saya menyenangkan hati Ibunda dengan mengikuti sarannya mengalahkan ego logika saya.

Hikmah mengikuti saran Ibunda

Hasilnya semua tahapan seleksi di BPPT berhasil saya lalui dengan mudah tanpa kesulitan berarti hingga akhirnya saya diterima sebagai CPNS di Balai Teknologi Polimer BPPT di awal tahun 2019. Sebuah keputusan yang sangat saya syukuri.
ADVERTISEMENT
Di akhir Desember 2018, Indonesia diuji dengan musibah tsunami di Selat Sunda yang di antaranya terdampak hingga ke Lampung Selatan. Tanpa bermaksud bersyukur di tengah penderitaan para penyintas tsunami saat itu, saya berpikir barangkali ini salah satu hikmah mengikuti saran sang ibunda.
Hal lain yang membuat saya semakin mensyukuri hikmah mengikuti saran ibunda adalah raihan prestasi yang saya capai di tahun 2020 lalu. Saat itu adalah pertama kalinya saya mengikuti kegiatan seminar internasional sebagai peserta oral presentation dan menjadi salah satu presenter terbaik. Sebuah capaian prestasi yang belum pernah saya dapatkan di tempat kerja sebelumnya maupun di bangku kuliah.
Dari itu semua saya belajar, jika dihadapkan pada situasi-situasi mengambil keputusan yang sulit maka meminta saran dan nasihat dari orang tua baik ayah ataupun ibu adalah sebuah tindakan yang bijak. Tidak selalu untuk diikuti, namun bisa memberikan cakrawala pandang yang berbeda dari apa yang kita pikirkan.
ADVERTISEMENT
Anak muda memang kaya dengan idealisme dan gagasan-gagasan yang membuatnya menjadi progresif, namun orang tua selalu hadir dengan solusi dan nasihat-nasihat berdasarkan pengalaman masa lalu yang membuatnya lebih bijak. Keduanya jika disinergikan dengan baik biasanya akan menghasilkan keputusan-keputusan yang tepat atas seizin Tuhan.