Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dahsyatnya Istighfar sebagai Harapan Berakhirnya Pandemi
5 Agustus 2021 20:30 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Salman Al Farisi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu yang lalu terjadi lonjakan kasus COVID-19 secara drastis di beberapa kota di Indonesia, yang mengakibatkan sebagian besar rumah sakit mengalami overload karna banyaknya pasien yang terpapar COVID-19. Bahkan sebagian besar pasien ada yang melakukan isolasi mandiri di rumah.
ADVERTISEMENT
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk meredam terjadinya peningkatan pasien COVID-19, mulai dari peningkatan pelayanan kesehatan, optimalisasi vaksin, kebijakan PPKM berjilid-jilid hingga berbagai bantuan makanan dan suplemen yang dilakukan oleh masyarakat dan lembaga sosial untuk membantu sesama agar bisa bertahan di masa pandemi ini.
Hanya saja kemudian muncul pertanyaan dari masyarakat, “Sampai kapan pandemi ini berakhir?”. Sampai hari ini masih tidak ada yang bisa memastikan kapan berakhirnya pandemi ini dan bagaimana cara untuk mengakhirinya.
Para ahli banyak memberikan saran dan kiat sukses untuk bisa survive di tengah pandemi seperti ini, mulai dari penguatan imunitas berupa vaksin serta berbagai asupan bergizi dan juga peningkatan imunitas dengan semakin meningkatkan kualitas ibadah kita dan merefleksi diri.
ADVERTISEMENT
Situasi pandemi seperti ini menjadi moment yang sangat tepat bagi semua ummat untuk saling merefleksi diri, beristighfar bersama memohon ampunan Tuhan yang Maha Esa atas segala salah dan khilaf yang pernah dilakukan selama ini. Dan dengan cara ini diharapkan mampu untuk membuka jalan keluar dari masa pandemi ini.
Harapan itu bukanlah sebuah gambling atau isapan jempol belaka, akan tetapi beristighfar memang memiliki fadhilah dan keajaiban yang luar biasa dalam pandangan islam.
Fadhilah Istighfar
Dikutip dari buku yang berjudul “Nikmatnya istighfar” yang di tulis oleh Mahmud Asy-Syafrawi, Rasulullah SAW sebagai panutan kita memerintahkan kepada umatnya agar memperbanyak istighfar, supaya masalah apa pun yang mendera mereka segera dibukakan jalan keluar oleh Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Diriwayatkan, ketika Rasulullah SAW sedang berkumpul dengan sejumlah sahabatnya di masjid, masuklah empat orang laki-laki. Masing-masing datang membawa masalah yang ingin disampaikannya kepada Rasulullah SAW.
Orang pertama mengeluh karena di daerahnya sudah lama tidak turun hujan. Rasulullah SAW menasihatinya “Beristighfarlah” orang kedua mengeluh karena sudah lama tidak menikah, tapi belum juga memperoleh keturunan, Rasulullah SAW menasihatinya “Beristighfarlah”. Orang ketiga mengeluhkan kesulitan ekonominya. Rasulullah SAW kemudian menasihatinya “Beristighfarlah”.
Abu Hurairah RA yang saat itu ada bersama mereka terheran-heran, kemudian ia bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa kesulitannya banyak tetapi obatnya satu?”
Beliau kemudian menjawab, “Simaklah firman Allah dalam QS. Nuh ayat 10-12 yang artinya “Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula) di dalamnya untukmu sungai-sungai. (HR. Ahmad dan Abu Daud)
ADVERTISEMENT
Dalam sabdanya yang lain, Nabi SAW menegaskan “Barang siapa memperbanyak istighfar, maka Allah akan melapangkan setiap kesusahannya, memberi jalan keluar setiap kesukarannya, dan memberi rezeki tanpa diduga-duga.” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i).
Atas dasar inilah, tatkala dalam masa pemerintahan kholifah Umar bin Khatab ra. terjadi paceklik akibat musim kemarau panjang. Beliau mengajak rakyatnya berkumpul di lapangan terbuka untuk mengadakan istisqa, salat minta hujan. Yang menjadi imam dan bertindak selaku khotib ialah Umar sendiri.
Khotbahnya cukup pendek. Isinya mengajak mereka untuk banyak beristighfar secara khusyuk dan tawadhu’. Dengan izin Allah, tidak lama kemudian hujan pun turun dengan lebat.
Kisah Seorang Ibu
Ada sebuah kisah yang dialami oleh seorang ibu yang tinggal di wilayah Khamir. Ibu ini memiliki anak perempuan yang memiliki penyakit tulang. Si Ibu selalu berdoa kepada Allah SWT sambil beristighfar. Pasalnya dia sudah membawa anaknya ke dokter di sekitar wilayahnya namun tidak mendapatkan hasil.
ADVERTISEMENT
Mereka hanya bilang bahwa hanya ada satu dokter yang mampu menangani penyakit ini. Dokter tersebut seorang muslim ahli spesialis tulang, namun sayangnya Ia tinggal sangat jauh yakni di India.
Sang Ibu mengetahui jika dirinya tidak memiliki kemampuan untuk pergi ke India membeli tiket pesawat, biaya makan selama di sana dan biaya berobatnya. Maka ibu ini hanya memperbanyak do’a dan Istighfar.
Ringkas cerita, dokter yang dimaksud tersebut keluar dari India untuk mengisi sebuah acara dan melewati wilayah Khasmir. Tiba-tiba pilotnya bilang tidak bisa terbang karena ada hujan badai dan harus turun di wilayah ini. Setelah turun tiba-tiba berkata “saya harus menghadiri seminar, berapa jauh lagi wilayah ini dari tempat tujuan”.
Ternyata waktu yang dibutuhkan untuk sampai tempat tujuan sekitar empat jam, sehingga sang dokter memilih untuk menyewa mobil agar bisa sampai tepat waktu.
ADVERTISEMENT
Akhirnya ia meninggalkan bandara untuk menuju lokasi seminar. Namun sayang, baru sebentar meninggalkan bandara hujan semakin lebat sehingga sopir tidak bisa melanjutkan perjalanan karena jika dipaksakan maka mereka akan menghadapi badai.
Akhirnya dokter menyetujui untuk beristirahat dengan mendatangi rumah penduduk setempat. Rumah tersebut tampak tua yang terbuat dari kayu yang reot. Lalu dokternya mengetuk pintu, mengucapkan salam dan meminta bantuan agar sang pemilik rumah memberikan tumpangan. Lalu sang dokter masuk dan si ibu mengambilkan minuman. Ketika sang dokter berada di ruang tamu, anak si ibu ini menangis kesakitan dikamar. Lalu dokter bertanya:
“Kenapa anak ibu menangis” tanya dokter
“Sakit tulang” jawab sang ibu
“Kenapa tidak dibawa ke dokter?”
”Sudah, tapi kata dokter mereka tidak bisa menyembuhkan, yang bisa menyembuhkan hanya dokter yang bernama si Fulan,”
ADVERTISEMENT
Dokternya lalu berkata segala puji bagi Allah yang mendatangkan saya ke rumah ibu. Saya ini dokter yang ibu maksud. Allah datangkan ke rumahnya justru hanya dengan Istighfar, tanpa biaya dan gratis. Masyaallah.
Istighfar Bukan Seperti Jimat
Al Qur’an merupakan salah satu mukjizat Allah SWT turunkan sebagai pedoman hidup seluruh ummat manusia, hanya saja cara qur’an menunjukkan sebagai mukjizat berbeda dengan mukjizat lainnya yang telah Allah SWT turunkan kepada Nabi-nabi sebelumnya.
Al-Qur’an berbeda dengan tongkatnya Nabi Musa As. yang ketika diketuk ke tanah seketika bisa membelah lautan. Bukan pula seperti mukjizat Nabi Isa AS. yang dengan usapannya bisa menghidupkan yang sudah mati atas izin Allah SWT. Akan tetapi Al Qur’an menjadi mukjizat paling sempurna yang Allah SWT turunkan sebagai panduan untuk menyelesaikan segala persoalan hidup.
ADVERTISEMENT
Termasuk dalam persoalan pandemi yang tak kunjung berakhir ini, barangkali kita perlu beristighfar kepada Allah SWT atas segala salah dan khilaf yang telah kita lakukan selama ini.
Memang ketika kita beristighfar, memohon ampun kepada Allah SWT kemudian tidak langsung seketika membuat pandemi ini akan berakhir, tentu tidak. Akan tetapi dengan istighfar itu kita berharap bisa menjemput ridho Allah SWT agar berkenan memberikan dan menunjukkan jalan keluar dari pandemi ini seperti layaknya istighfar seorang ibu tadi.
Karna kita tau, segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini tidak akan lepas dari kehendak Allah SWT dan tidak ada sesuatu yang tidak mungkin bagi Allah SWT bila Allah berkehendak untuk mengakhiri ujian pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Semoga dengan ikhtiar jasmani yang sudah kita lakukan selama ini dan ditambah dengan istighfar yang senantiasa kita gaungkan di langit bisa menurunkan petunjuk Allah SWT untuk mengakhiri situasi pandemi ini.
Stay Healty, Stay Care, dan Yakin bersama-sama kita bisa melewati pandemi ini biidznillah. Aamiin.