Konten dari Pengguna

Pesona Kedewasaan: Alasan Laki-Laki Gen Z Memilih Perempuan yang Lebih Tua

Salsabiila Dwi Anggraini
Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
28 November 2024 18:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salsabiila Dwi Anggraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pasangan Kekasih. Sumber: Freepik.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pasangan Kekasih. Sumber: Freepik.
ADVERTISEMENT
Cinta tak mengenal batas usia, dan Gen Z membuktikan hal ini dengan pilihan pasangan yang semakin beragam. Di era di mana batasan tradisional mulai memudar, hubungan antara laki-laki muda dan perempuan lebih tua menjadi topik yang menarik perhatian. Mengapa pola ini semakin banyak ditemukan? Apakah ini sekadar tren, atau ada alasan mendalam di balik preferensi tersebut?
ADVERTISEMENT
Penelitian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menggali fenomena ini lebih jauh, menunjukkan bahwa kedewasaan emosional dan stabilitas psikologis yang dimiliki perempuan lebih tua menjadi daya tarik utama bagi laki-laki Gen Z​. Generasi ini dikenal sebagai kelompok yang mencari hubungan bermakna, sekaligus adaptif terhadap norma sosial yang semakin inklusif.
Melalui artikel ini, kita akan mengeksplorasi faktor-faktor psikologis, sosial, dan budaya yang membuat perempuan lebih tua menjadi pilihan menarik bagi laki-laki muda. Dengan memahami dinamika ini, kita dapat melihat bagaimana cinta melampaui batasan usia dan menawarkan perspektif baru tentang hubungan di era modern.
Kematangan Emosional sebagai Daya Tarik Utama
Salah satu alasan utama laki-laki muda tertarik pada perempuan yang lebih tua adalah kematangan emosional yang mereka miliki. Perempuan yang lebih tua sering kali dianggap memiliki stabilitas psikologis yang lebih tinggi, sehingga mampu memberikan rasa aman dalam hubungan. Bagi laki-laki Gen Z yang masih dalam tahap mencari identitas atau menghadapi tekanan hidup, hubungan dengan perempuan yang lebih matang bisa menjadi pelabuhan emosional yang menenangkan.
ADVERTISEMENT
Kelekatan Dewasa dan Pengaruh Psikologis
Penelitian IPB juga menunjukkan bahwa kelekatan dewasa menjadi salah satu faktor penting dalam preferensi memilih pasangan. Perempuan lebih tua cenderung memiliki karakteristik kelekatan yang aman, yaitu kemampuan untuk menjalin hubungan yang stabil tanpa rasa cemas atau ketergantungan yang berlebihan​. Hal ini menjadi daya tarik bagi laki-laki yang mencari hubungan yang tidak hanya romantis tetapi juga mendukung perkembangan diri mereka.
Daya Tarik Kedewasaan dan Pengalaman Hidup
Laki-laki muda sering kali melihat perempuan lebih tua sebagai sosok yang memiliki pengalaman hidup lebih kaya. Hal ini memberikan perspektif baru dalam hubungan, baik dalam diskusi, pengambilan keputusan, maupun menghadapi tantangan bersama. Pengalaman ini menciptakan daya tarik yang unik, terutama bagi laki-laki yang menghargai kedewasaan dalam pola pikir dan kemampuan memecahkan masalah.
ADVERTISEMENT
Norma Sosial yang Semakin Fleksibel
Selain faktor emosional dan psikologis, norma sosial yang semakin inklusif terhadap hubungan dengan perbedaan usia juga turut mendukung fenomena ini. Generasi Z dikenal lebih terbuka terhadap perubahan dibandingkan generasi sebelumnya, termasuk dalam hal pola hubungan. Perempuan lebih tua tidak lagi dianggap sebagai pasangan yang tidak lazim, melainkan mitra yang setara dalam banyak aspek.
Dengan demikian, fenomena laki-laki Gen Z yang memilih perempuan lebih tua sebagai pasangan bukanlah tren sesaat. Preferensi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kematangan emosional, kelekatan dewasa, dan nilai-nilai yang dimiliki perempuan lebih tua. Penelitian ini memberikan wawasan yang menarik tentang dinamika hubungan di era modern dan menunjukkan bahwa cinta memang melampaui batas usia.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Astana, R., Krisnatuti, D., & Riany, Y. . (2023). Nilai-Nilai Keluarga, Adult Attachment, Mating Intelligence, dan Preferensi Pemilihan Pasangan pada Dewasa Muda. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 16(2), 133–146. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jikk/article/download/44401/25880/