Bahasa Jawa di Era Milenial

Salsabila Hidayat
mahasiswa program studi Sastra Indonesia Universitas Pamulang.
Konten dari Pengguna
18 Desember 2021 10:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salsabila Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source : Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Source : Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seperti yang kita ketahui, Pulau Jawa terkenal memiliki ciri khas kebiasaan masyarakat dengan kehalusan tutur bahasa yang diucapkan serta menggunakan dialektika yang lembut dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya. Apakah teman-teman tahu bahwa Bahasa Jawa memiliki aturan-aturan tersendiri dalam penggunaannya lho! mulai dari Bahasa Ngoko, Bahasa Krama Halus, dan Bahasa Krama Inggil.
ADVERTISEMENT
Mungkin masih banyak orang yang belum mengetahui apa itu Bahasa Ngoko, Bahasa Krama Halus, dan Bahasa Krama Inggil. Bahasa Ngoko biasanya digunakan oleh orang yang dianggap setara dan sudah bergaul cukup lama, contohnya seperti saya dengan teman sebaya yang sering berkumpul dilingkungan rumah dan terbiasa berbincang-bincang menggunakan bahasa ngoko. Untuk bahasa Krama Halus biasanya digunakan kepada orang yang lebih tua, contohnya seperti berbicara dengan orang tua, guru, dan teman yang usia nya lebih tua dari kita. Sedangkan bahasa Krama Inggil yaitu bahasa Jawa yang digunakan kepada orang yang disegani dan dihormati kedudukan sosialnya, untuk penggunaan Bahasa Krama Inggil biasanya yang lancar menggunakan hanya orang yang telah terlatih pembahasaan Krama Jawa seperti seorang Pranotocoro (Penata acara dalam acara nikahan adat Jawa).
ADVERTISEMENT
Namun di era globalisasi, bahasa ikut terpengaruh oleh perkembangan zaman. Kini tidak banyak generasi milenial yang fasih menggunakan Bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dikhawatirkan akan hilang dan punah. Memang, kita harus menyadari fakta bahwa penggunaan Bahasa Jawa Krama menurun di era globalisasi ini dan hal itu yang harus kita perhatikan. Meski demikian, kita tidak boleh pesimis terhadap generasi muda tentang semangat dan kemampuan mereka dalam mempertahankan sub-sistem Bahasa Jawa yang terancam ini.
Banyak penelitian yang mengemukakan bahwa Bahasa Jawa, dengan 80 juta penutur, memiliki kecenderungan untuk diklasifikasikan sebagai bahasa yang rentan dibeberapa daerah. Secara spesifik terdapat suatu sub-sistem Bahasa Jawa yang mulai pudar, yakni bahasa Jawa ragam Krama.
ADVERTISEMENT
Namun seiring perkembangan zaman pudarnya penggunaan ragam Krama ini sudah terdeteksi setidaknya sejak tahun 1998 dalam penelitian Joseph Errington di Yogyakarta dan Surakarta. Perubahan pada penggunaan bahasa Jawa terjadi dengan cepat tidak hanya di daerah perkotaan, tetapi juga di daerah pedesaan.
Kita juga tahu bahwa setiap bahasa memiliki waktu dan generasinya sendiri, cara kita menggunakan bahasa akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Beberapa bahasa mungkin saja tidak hilang melainkan berkembang dan berubah dalam bentuk yang lain. Seperti air menjadi es dan mungkin itulah yang terjadi di Jawa Krama.
nah! setelah melihat berkurangnya penggunaan bahasa Jawa Krama saat ini, khususnya generasi Jawa Milenial, untuk itu dibutuhkan sebuah langkah penyadaran kepada generasi milenial agar bahasa Jawa Krama tetap terjaga dengan baik. Jangan sampai bahasa tersebut hilang dari tanah Jawa seiring waktu. Bagi orang tua yang berasal dari Jawa saat ini, sebaiknya tetap mengenalkan dan mempraktikan bahasa Jawa Krama kepada anak-anaknya. Bagaimanapun juga, hal ini perlu dukungan dari banyak pihak, tidak hanya dari lingkungan luar, tetapi juga bisa dimulai dari keluarga sendiri.
ADVERTISEMENT