Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Tren Self Healing Menjadi Alasan untuk Kabur dari Masalah
15 Desember 2022 18:34 WIB
Tulisan dari Salsabila Putri Rianof tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belakangan ini topik kesehatan mental menjadi isu hangat yang sering dibicarakan di media sosial. Istilah-istilah dalam dunia psikologis pun sudah mulai diketahui oleh orang awam. Semua ini merupakan dampak dari semakin berkembangnya teknologi dan informasi di zaman modern. Sehingga, kita dapat mendapatkan informasi dimana pun dan kapan pun. Namun, beredarnya informasi dengan mudah ini dapat berakibatkan informasi misinterpreted.
ADVERTISEMENT
Seperti yang bisa kita lihat sekarang, jika dibandingkan pada zaman dahulu, anak muda masa kini lebih terlihat aware terhadap kesehatan mental. Misalnya, tren self healing. Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah self healing. Pada zaman ini, kita mengenal healing dengan sebuah istilah dimana kita melupakan suatu masalah untuk sementara dan melakukan liburan atau jalan-jalan ketempat yang kita inginkan. Tetapi, kenyataannya definisi healing tidak se-simple itu, guys.
Self healing merupakan suatu proses penyembuhan atau pemulihan diri yang biasanya diakibatkan oleh gangguan psikologis dengan proses pemulihan: menerima diri apa adanya, menemukan jati diri, memiliki konsep diri, dan menemukan tujuan hidup. (Vignesh dkk., 2019). Tren self healing di kalangan anak muda mengakibatkan banyak anak muda yang menjadikan self healing sebagai suatu kebutuhan bahkan sampai menjadi alasan untuk kabur dari masalah.
Apakah Tren Self Healing Betul-betul Dapat Menyelesaikan Masalah?
ADVERTISEMENT
Dilansir dari gooddoctor, Tubuh kita dapat menyembuhkan dirinya sendiri dengan banyak cara, setiap kali kita merasakan sakit umumnya tubuh kita memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, begitu pula dengan penyembuhan emosional. Self healing, penyembuhan diri tanpa menggunakan obat-obatan, menjadi pilihan tepat disaat kamu ingin memperbaiki kondisi mental maupun fisik. Pengobatan yang terlihat mudah, murah, dan menyenangkan ini lah yang mengakibatkan orang-orang, khususnya anak muda, ingin selalu melakukannya. Apa lagi semakin banyaknya tempat kekinian yang dijadikan konten untuk sekadar melakukan self healing.
Namun, perlu kamu ketahui bahwa hanya dengan melakukan self healing, kita tidak dapat menyelesaikan masalah. Apabila kita memiliki masalah secara emosional yang sudah berlebihan maka kita masih perlu melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Self healing dengan anjuran dari dokter menyebabkan proses penyembuhan bisa berjalan dengan lancar dan benar. Kemudian, jika kita hanya melakukan self healing terus menerus tanpa memikirkan penyelesaiannya justru akan memperburuk kesehatan mental kita. Hanya melakukan self healing tanpa menyelesaikan masalah mengakibatkan kita menjadi pribadi yang takut akan masalah.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari klikdokter, biasanya orang-orang yang memilih untuk kabur dari masalah mempunyai kecemasan serta perasaan tidak mampu dalam menghadapi suatu masalah. Avoidance atau melarikan diri dari masalah yang dilakukan terus-menerus sampai menjadi kebiasaan bukanlah hal yang baik. Melarikan diri dari masalah akan dapat menambah tingkat stres diri kita sendiri dan bisa saja masalah tersebut justru semakin besar.
Tren self healing yang dilakukan anak muda mengakibatkan kita nyaman pada kondisi stress-free sampai kita tidak ingin balik lagi ke kehidupan kita sebenarnya. Perasaan nyaman ketika self healing ini lah yang membuat kita ingin terus menerus melakukan self healing. Dengan begitu, masalah pun tidak terselesaikan, justru menjadi tambah banyak akibat tidak diselesaikan.
Self Healing yang Berlebih Menjadikan Kita Denial dalam Menghadapi Masalah
Tahu kah kamu? Dalam istilah psikologi, perilaku menghindar dari masalah disebut sebagai denial. Freud telah mengemukakan bahwa denial merupakan salah satu jenis mekanisme pertahanan diri yang dilakukan untuk upaya mengurangi kecemasan. Seseorang yang denial akan cenderung menolak kenyataan, seperti bertindak seolah-olah peristiwa yang mengganggu tidak pernah ada. Ia akan melakukan segala hal yang membuatnya lupa akan masalah tersebut, misalnya seperti liburan dan rekreasi. Tetapi, self healing dengan liburan dan rekreasi bisa jadi dapat menghilangkan tekanan untuk sesaat.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, lakukan self healing sesuai dengan takarannya. Seperti melatih mindfulness. Mindfulness merupakan cara khusus untuk memfokuskan kesadaran kita pada keadaan saat ini, dengan menerima pikiran, perasaan, serta sensasi tubuh (Desmond, 2015). Meditasi merupakan salah satu teknik untuk melatih mindfulness. Dengan meditasi dapat memusatkan perhatian pada keadaan saat ini dengan perasaan tenang, tidak menghakimi (non-judging), atau tidak memberi kesimpulan secara terburu-buru (Schimdt, 2004).
Healing juga dapat dilakukan dengan Journaling. Menulis jurnal pribadi dapat membantu kita dalam mengekspresikan diri, menulis jurnal menjadi fasilitas pertumbuhan emosional dan spiritiual (Parnell, 2007). Dengan menulis jurnal, kita akan lebih peka terhadap perilaku serta emosi. Dalam Journaling, kita dapat menuliskan pengalaman masa lalu, pencapaian, serta progres kita selama ini. Untuk melakukan journaling, penting untuk menemukan tempat yang tenang agar kita dapat fokus dengan baik untuk mengungkapkan segala pikiran dan perasaan kita (Drick, 2014).
ADVERTISEMENT
Cara Menyelesaikan Masalah dengan Benar
Satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah yaitu dengan cara menghadapi masalah (problem) tersebut. Dikutip dari Purwadarminto (1987) dari jurnal Anita Maulidya (2018), seseorang akan menghadapi problem apabila terdapat tujuan yang ingin dicapai, namun belum ditemukannya sarana agar sampai pada tujuan tersebut. Menurut konsep Dewey yang saya kutip dari jurnal Anita Maulidya (2018), berpikir menjadi dasar dalam menghadapi problem tersebut.
1. Menyadari akan adanya masalah.
Dengan sadar akan masalah membuat kita mudah dalam membatasi apa saja sih yang seharusnya kita pikirkan. Terkadang terdapat beberapa orang yang ketika menghadapi masalah malah memikirkan segala hal yang sebenarnya tidak perlu ia pikirkan.
2. Mengumpulkan data terkait penyebab masalah.
Dalam menyelesaikan masalah kita perlu mengetahui penyebab masalah tersebut karena tidak ada masalah tanpa adanya penyebab yang memicunya. Dengan mengetahui penyebab masalah, kita akan lebih mudah dalam mensederhanakan masalah. Sehingga, kita bisa lebih fokus lagi dalam mencari solusi untuk menghadapi masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
3. Mencari kemungkinan-kemungkinan jalan keluar
Manusia mempunyai kepribadian yang sangat beragam. Oleh karena itu, tiap individu memiliki caranya masing-masing dalam menyelesaikan sebuah masalah. Kamu bisa membuat daftar yang berisi beberapa kemungkinan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan daftar itu kamu akan mudah dalam menemukan strategi yang baik untuk menyelesaikan masalah secara bijak. Namun, sebelum memilih keputusan solusi mana yang terbaik, kamu perlu meninjau lagi dan pertimbangkan bentuk implementasinya. Seperti, apakah solusi tersebut sudah rasional dan logis? Jika iya maka kamu harus segera mengambil tindakan karena masalah tidak akan berubah jika kamu tidak melakukan tindakan apapun.
Sumber
Rudianto, Z. N. (2022). PENGARUH LITERASI KESEHATAN TERHADAP KESADARAN KESEHATAN MENTAL GENERASI Z DI MASA PANDEMI. Jurnal Pendidikan Kesehatan, 11(1), 57-72.
ADVERTISEMENT
Yahaya, A. (2010). Penyelesaian Masalah. Psikologi Pendidikan, 1-9.
Maulidya, A. (2018). Berpikir dan problem solving. Ihya al-Arabiyah: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab, 4(1).
https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-mental/pengertian-dan-cara-self-healing-yang-tepat-menurut-psikolog
https://kampuspsikologi.com/self-healing/
https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/mental/tren-self-healing-apa-pengertian-dan-bagaimana-melakukannya/
https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-mental/mengapa-ada-orang-yang-selalu-lari-dari-masalah-ini-kata-psikolog
https://usd.ac.id/pusat/p2tkp/the-real-healing/