Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Duka Seluruh Semesta Alam ditahun 2021
18 Januari 2021 22:00 WIB
Tulisan dari salsabilaaaufa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Minggu Berkabung
Baru beberapa minggu kita menikmati pergantian tahun, menjadi 2021 , yang di mana tahun 2020 adalah tahun yang berat untuk semua kalangan orang. Tetapi banyak hal indah juga yang sudah terjadi ditahun 2020. Mungkin kita tidak akan melupakan kenangan di mana kita bangkit dari kesusahan dan selalu berusaha yang terbaik untuk diri kita sendiri. Bangkit dari masalah adalah hal yang terbaik yang kita lakukan.
ADVERTISEMENT
Banyak orang berharap di pergantian tahun ini akan menjadi hal yang lebih baik lagi. Meskipun tahun 2020 kemarin banyak kekecewaan dan kegagalan. Akan tetapi jangan sampai kekecewaan dan kegagalan itu terulang lagi ditahun 2021. Jangan putus asa akan kegagalan, karena sebuah kegagalan adalah awal dari kesuksesan.
Pada tahun 2020 kemarin, Tuhan menguji kita dengan mendatangkan musibah virus yang tidak dapat kita lihat dan sentuh. Virus tersebut merupakan virus jenis baru yang mematikan dan belum ditemukan obatnya. Sehingga memakan banyak korban jiwa di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Tidak sampai disitu berita duka kembali terjadi lagi dengan wafatnya beberapa para ulama yakni; Habib Ja’far bin Muhammad Al Kaff kudus (1 Januari 2021), KHR. Muhaimin Asnawi – PP Al Asnawi Magelang (1 Januari 2021), KHR. Abdullah Nachrowi – PP Ash-Shogiri Bogor (2 Januari 2021), KHR. Muhammad Najib Abdul Qodir Munawwir PP Al Munawir Krapyak (4 Januari 2021), Drs.M.Sai, M.HI – PP Nurul Yakin Malaka (5 Januari 2021), KH. Muhammad Nuruddin A.Rahman (9 Januari 2021), Habib Abubakar bin Salim Al Hamid Bondowoso – (9 Januari 2021), KH. Zainuddin Badrus – PP Al Hikmah Kediri (10 Januari 2021), Drs.H.Ibnu Hazen – LTMNU (12 Januari 2021), KH. Muchsin Noor – pp Al Muslimun Cianjur (13 Januari 2021).
ADVERTISEMENT
Mengenang Syekh Ali Jaber
Selanjutnya wafatnya Syekh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber tanggal 14 Januari 2021. Beliau adalah seorang ilmuan yang sholeh, mukhlis, muhsin. Pendakwah dan ulama yang berkelahiran Madinah merubah kewarganegaraannya menjadi Indonesia. Ulama yang selalu hadir dengan kesejukan, sikap pandangan yang tidak berlebihan, dan juga sebagai jembatan pemersatu bagi seluruh elemen umat serta bangsa.
Beliau sangat dihormati oleh umat Islam maupun non-Islam. Dengan adanya kabar duka dari wafatnya Syekh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber, semua umat Islam tidak bisa membendung air mata. Kita merasakan kehilangan sosok beliau yang selalu memberikan nasihat, keteladanan beliau dalam mempertahankan keimanan.
Keteladanan Syeikh Ali Jabber yang patut kita contoh yang pertama ikhlas dalam menerima setiap musibah, kedua tidak malu untuk meminta maaf, ketiga membuat semua orang bahagia mengenalnya, keempat mencintai al-quran dan memuliakan hafidz, kelima memaafkan sekalipun pada orang yang mencelakainya, keenam rendah hati dan menghargai orang lain.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya meninggalnya Sayyidil walid Alhabib Ali bin sayyidil walid Alhabib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf wafatnya tanggal 15 Januari 2021 yaitu tokoh ulama kharismatik yang disegani di Jakarta. Beliau juga mendirikan Majlis Ta’lim Al-Afaf.
Setelah Wafatnya Para Ulama
Wafatnya para ulama adalah musibah paling besar dan tanda kiamat bagi kaum umat Islam. Para ulama adalah ahlus sunnah wal jamaah yang memberikan pencerahan kepada umat Islam memlalui berdakwah. Penduduk bumi menangis mendengar kabarnya sehingga banyak yang mengantar beliau ke tempat peristirahatan terakhir dan penduduk langit menyambutnya dengan tersenyum.
Dengan wafatnya para ulama Allah mengangkat ilmu dari manusia seperti penjelasan dari An-Nawawi rahimaqumullah “Hadits ini menjelaskan bahwa maksud diangkatnya ilmu yaitu sebagaimana pada hadits-hadits sebelumnya secara mutlak. Bukanlah menghapuskannya dari dada penghafalnya, akan tetapi maknanya adalah wafatnya para pemilik ilmu tersebut. Manusia kemudian menjadikan orang-orang bodoh untuk memutuskan hokum sesuatu dengan kebodohan mereka. Akhirnya mereka pun sesat dan menyesatkan orang lain”.
ADVERTISEMENT
Ulama-ulama satu persatu Allah sudah panggil, bencana sudah mulai berdatangan, perpecahan terjadi dimana-mana. Teman-teman akhir zaman sudah didepan mata kita. Sudah sampai mana persiapan kita menghadapi kehidupan yang tak ada ujungnya? Sudah siapkah kita menghadapi fase kubur, mahsyar, mizan, surga atau neraka? Karna diakhirat nanti bukan hanya 1000 tahun tapi selamanya yang gak ada ujungnya. Yuk kita habiskan sisa hidup ini untuk mentaati perintah Allah karna yang kita butuhkan kelak adalah hanya amal soleh. Sholatlah walaupun kita bukan orang baik, kelak sholatlah yang akan membuat kita menjadi lebih baik. Dan tanpa sholat hidup kita tak berarti tanpanya.
Dunia tidak lagi bercanda kita sebagai umat Islam harus bisa semangat dalam menuntut ilmu, menyebarkan dan mengamalkannya. Kita tak benar-benar rela kehilangan, karena kita tak benar-benar sadar bahwa semuanya adalah titipan. Ikhlas adalah penyembuh dari setiap kehilangan. Terimakasih kepada para ulama, sejuknya ucapanmu tak akan pernah dilupakan dan doa akan tetap menjadi penghubung yang tak akan pernah putus.
ADVERTISEMENT
Editor: Ikmal Tajussubchi