Konten dari Pengguna

Di Balik Senyum Anak Broken Home: Kita Juga Bisa Bahagia!

20 November 2024 9:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salsabillah Nadya Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Seorang anak yang terjebak dalam situasi BrokenHome. Sumber Foto Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Seorang anak yang terjebak dalam situasi BrokenHome. Sumber Foto Pribadi
ADVERTISEMENT
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, ada banyak cerita yang tersembunyi di balik dinding rumah. Salah satunya adalah kisah anak-anak yang terjebak dalam situasi broken home. Fenomena ini mungkin sering kita dengar, dan dampaknya sangat besar terhadap perkembangan anak. Istilah yang sering banget kita dengar ini sebenernya menjelaskan kondisi keluarga yang sudah tidak utuh lagi. Mungkin karena orangtua yang pisah, atau masih tinggal satu rumah tapi sudah tidak harmonis. Lalu bagaimana seorang anak broken home yang harus berjuang untuk bertahan hidup dan menemukan harapan di tengah kesulitan.
ADVERTISEMENT
Tidak ada yang pernah berharap terlahir dalam keluarga yang tidak utuh. Namun, takdir terkadang berkata lain. Di sini saya ingin berbagi kisah tentang perjalanan hidup seorang anak yang harus menghadapi kenyataan pahit dari perceraian orangtua dan bagaimana bertahan hidup di tengah berbagai tantangan di negara Indonesia.
Tantangan terbesar bukan hanya soal keuangan, tetapi juga pergulatan batin yang harus dihadapi setiap hari. “Di sekolah, saya sering merasa iri melihat teman-teman yang masih memiliki keluarga utuh. Setiap ada pertemuan orang tua di sekolah, hati saya selalu berdebar. Siapa yang akan datang? Atau mungkinkah tidak ada yang datang sama sekali? Belum lagi ketika hari raya tiba, saya harus pintar-pintar membagi waktu antara berkunjung ke rumah ayah atau tetap bersama ibu,” ujar mahasiswi PTN yang ada di Surabaya, Sabtu (21/9/2024).
ADVERTISEMENT
Banyak anak merasa bahwa mereka adalah penyebab perceraian orang tua mereka. Hal ini mengakibatkan rendahnya rasa percaya diri dan perasaan tidak berharga. Mereka merasa tidak memiliki tempat yang aman dan nyaman. Ketidakpastian dalam hidup membuat mereka cemas dan sulit untuk fokus pada hal-hal penting seperti pendidikan.
Stigma masyarakat terhadap anak broken home juga tidak mudah dihadapi. Banyak yang menganggap mereka adalah anak-anak bermasalah, yang tidak mendapat pendidikan moral yang baik dari keluarga. Padahal, tidak semua anak broken home berakhir dengan kenakalan remaja atau prestasi buruk di sekolah. Justru banyak di antara kami yang termotivasi untuk membuktikan bahwa label tersebut tidak benar. Sebenarnya, mereka adalah korban yang justru membutuhkan dukungan dan empati dari lingkungan sekitar. Masyarakat perlu mengubah pandangan streotip ini dan mulai memberikan ruang yang lebih positif bagi anak-anak yang mengalami hal tersebut untuk berkembang.
ADVERTISEMENT
Menjadi anak broken home di Indonesia memang tidak mudah. Namun, kita punya pilihan: menjadi korban keadaan atau bangkit menjadi pribadi yang lebih kuat. Perceraian orang tua memang menyakitkan, tetapi jangan biarkan hal itu menentukan masa depan kita. Mari buktikan bahwa kita bisa sukses dan bahagia, terlepas dari latar belakang keluarga yang kita miliki.
Untuk teman-teman yang mengalami situasi serupa, jangan pernah malu dengan kondisi keluarga anda. Ini bukan pilihan kita, tetapi bagaimana kita menyikapinya serta menentukan masa depan kita. Jadikan Pendidikan dan prestasi sebagai senjata untuk melawan stigma negatif diluar sana. Carilah lingkungan yang positif, bergaullah dengan orang-orang yang mendukung kemajuan anda. Yang terpenting, jangan lupa untuk selalu bersyukur dengan segala keadaan yang ada.
ADVERTISEMENT
Pengalaman hidup sebagai anak broken home seharusnya tidak menjadi penghalang untuk meraih kesuksesan. Banyak contoh anak-anak dengan latar belakang seperti itu yang justru mampu bangkit dan mencapai prestasi gemilang. Kisah-kisah sukses ini perlu lebih banyak diangkat untuk memberikan inspirasi dan motivasi bagi anak-anak yang mengalami hal serupa lainnya.
Untuk para orang tua yang mungkin membaca ini, ingatlah bahwa setiap keputusan yang Anda ambil akan memberikan dampak mendalam bagi anak-anak Anda. Mereka mungkin terlihat baik-baik saja di luar, tetapi pergulatan batin mereka tidaklah mudah. Berikanlah mereka dukungan dan kasih sayang yang mereka butuhkan, meski anda sudah tidak bersama lagi.
Akhir kata, mari kita jadikan pengalaman hidup sebagai pelajaran berharga untuk menjadi pribadi yang lebih baik. broken home memang bukan akhir dari segalanya. It's just a chapter in our life. So, let's write our own happy ending!. Karena kita semua punya kesempatan yang sama buat bahagia. Tidak peduli gimana kondisi keluarga kita.
ADVERTISEMENT