Konten dari Pengguna

Jejak Nostalgia di Pasar Buku Bekas Alun-Alun Lor Surakarta

Salsabila Firdaus
Sup, people! saya mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Mecubuana yang lagi sibuk menjalani hidup ala Gen Z, multitasking antara tugas kampus, bikin konten, dan eksplor dunia komunikasi sambil sesekali kabur ke alam atau sekadar ngopi santai.
8 Januari 2025 10:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salsabila Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pasar Buku Bekas Alun-Alun Lor Surakarta telah menjadi bagian dari budaya literasi Surakarta sejak awal 2000-an. Banyak buku yang dijual berasal dari barang rongsokan yang dikumpulkan oleh pengepul, kemudian dipilah dan dijual satuan oleh para pedagang. Salah satu lokasi utama pasar ini adalah Pasar Buku Gladak, terletak di pojok utara Alun-Alun Utara (Alut) Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Selain buku, koleksi kaset radio lawas di pasar ini juga menarik perhatian yang membawa nostalgia masa lalu.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya buku, Pasar Buku Bekas Alun-Alun Lor Surakarta juga menawarkan koleksi kaset radio klasik atau kaset pita yang mencakup berbagai genre, mulai dari pop, rock, dangdut koplo, hingga campursari. Kaset-kaset ini menghadirkan kenangan akan masa kejayaan musik era analog. Kaset pita dibandrol dengan kisaran harga mulai Rp10.000 tergantung dari genre musiknya.
Koleksi kaset lawas oleh salah satu penjual di Pasar Buku Bekas Alun-Alun Lor Surakarta.
Pasar ini menjadi surga bagi pencinta literatur klasik dan langka. Koleksi yang sering diburu termasuk "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer serta "Dibawah Bendera Revolusi" karya Soekarno. Buku-buku ini, yang sering kali memiliki nilai sejarah tinggi, dijual dengan harga mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Buku-buku bekas lain, seperti "Pengantar Ilmu Antropologi" karya Koentjaraningrat dari tahun 1970, juga tersedia dengan harga terjangkau, mulai dari Rp25.000. Tumpukan majalah bekas seperti Tempo edisi 2004-2014 juga dapat ditemukan, menambah variasi koleksi yang ada.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, keberadaan pasar ini mulai menghadapi tantangan serius akibat menurunnya jumlah pengunjung. Dalam beberapa bulan terakhir, kunjungan pembeli semakin jarang, bahkan di akhir pekan. Hal ini menjadi kendala besar bagi keberlanjutan pasar, terutama karena sebagian besar penjualan hanya berasal dari pelanggan tetap. Upaya menjual buku secara daring juga mengalami kesulitan, mengingat sebagian besar koleksi yang tersedia lebih menarik untuk dibeli secara langsung karena kondisinya yang khas.
Berada di sisi utara Alun-Alun Lor, pasar ini mudah diakses baik dengan kendaraan umum maupun pribadi. Suasana pasar yang khas, dengan deretan kios penuh buku dan kaset, menciptakan pengalaman yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Bagi pengunjung, tempat ini tidak hanya menjadi lokasi berburu buku, tetapi juga menawarkan nostalgia masa lalu yang kental.
ADVERTISEMENT