Konten dari Pengguna

Industri Pakaian dan Fashion di Indonesia

salsa nurnajmi lailah
Saya adalah seorang mahasiswi aktif di uin syarif hidayatullah Jakarta
14 Desember 2022 18:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari salsa nurnajmi lailah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber dokumen milik penulis
zoom-in-whitePerbesar
sumber dokumen milik penulis
ADVERTISEMENT
Seiring berkembangnya zaman inovasi terus dilakukan dalam bidang teknologi maupun industri. Sama halnya dengan Industri pakaian sangat berkembang pesat di Indonesia. Tingginya permintaan konsumen setiap tahunnya, terutama saat menjelang hari raya Karena hari raya identik dengan pakaian baru dan tampil berbeda para produsen meningkatkan kuantitas produksi mereka. Tingginya minat masyarakat terhadap pakaian menjadikan industri pakaian sebagai salah satu yang diprioritaskan. Hal ini sebagai bentuk dorongan bagi pelaku industri agar terus berkembang dengan baik kedepannya.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari kementerian investasi mengemukakan industri tekstil dan pakaian tumbuh tinggi pada kuartal 1/2019. Sepanjang tiga bulan tersebut, pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi tercatat paling tinggi dengan mencapai 18,98%. Bahkan “Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri tekstil dan pakaian sebagai satu dari lima sektor manufaktur yang sedang diprioritaskan pengembangannya terutama dalam kesiapan memasuki era industri 4.0,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, disalin dari siaran resmi (Kementerian Perindustrian Republik Indonesia,2019).
Namun industri pakaian ini tidak selalu mengalami peningkatan, ekonomi masyarakat sebagai pengaruh terbesar pada daya beli masyarakat. Sebagaimana yang telah kita alami saat Covid-19 menerpa, tidak hanya menyerang Kesehatan melainkan juga perekonomian masyarakat pada saat itu. Tidak sedikit pelaku industri pakaian yang melemah hingga mengalami kerugian bahkan terpaksa harus tutup dikarenakan tidak adanya modal dan sulitnya mencari pembeli saat itu. Meski sedikit terhambat dan mengalami penurunan saat keberadaan Covid-19 menerpa Indonesia, dan membutuhkan waktu untuk memperoleh kestabilan karena Covid-19 yang berdampak pada daya beli masyarakat.
ADVERTISEMENT
Menurut Wakil Menteri Angela, pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku konsumen di mana masyarakat menjadi lebih berorientasi pada teknologi. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa meskipun konsumsi fesyen dan aksesori agak menurun selama pandemi, fesyen dan aksesori masih mendominasi tempat pertama belanja daring. “Saya juga baru membaca data bahwa Indonesia melihat peningkatan terbesar pada tahun 2021, yaitu 52 persen orang menggunakan aplikasi belanja,” kata Angela (Doni,2022).
Menurut paparan tersebut perkembangan mengenai pakaian selanjutnya dapat kita lihat dari jual beli yang dilakukan masyarakat. Masyarakat yang awalnya membeli pakaian dengan mendatangi mal dan toko yang menyediakan pakaian, makin berkembang hingga saat ini kemudahan dalam membeli pakaian sudah bisa dilakukan di rumah saja, dengan hanya menggunakan media sosial masyarakat bisa memilih dan membeli barang yang diinginkan, pembayaran menggunakan uang elektronik dan bayar di tempat saat barang datang bisa menjadi pilihan untuk melakukan pembayaran. Karena kemudahan yang diperoleh tersebut banyak dari masyarakat yang memilih berbelanja daring terkhusus di kalangan anak muda. Tidak hanya menguntungkan dari pihak konsumen dalam penggunaan waktu yang efisien dengan yang hanya menunggu barang datang dan membayarnya, keuntungan juga diperoleh dari sisi penjual mereka tidak harus memiliki toko yang luas dan lain sebagainya. Namun mereka cukup berjualan di rumah saja dalam menjual produk mereka.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan hal tersebut trend fesyen makin berkembang. Media sosial bukan hanya memengaruhi dalam jual beli, namun memengaruhi fesyen pada pakaian. Masyarakat cenderung terpengaruhi dengan gaya berpakaian yang dikenakan orang lain yang ditemuinya di media sosial. Banyak dari mereka yang menjadikan hal tersebut sebagai lapangan pekerjaan, karena dalam pemilihan baju yang tepat dengan gaya yang ciri khas yang banyak digemari sehingga banyak dari masyarakat tertarik dan membeli pakaian yang dikenakan mereka bahkan tak jarang sebagian orang menanyakan terkait barang ataupun pakaian yang digunakan pada sebuah unggahan foto maupun video, mereka biasa disebut sebagai influencer. Para pelaku industri pakaian menyewa jasa influencer agar pakaian yang mereka jual lebih dikenal masyarakat luas, mereka akan menunjukkan keunggulan pakaian tersebut baik dalam model yang unik, kualitas yang bagus, maupun karena kualitas yang baik.
ADVERTISEMENT
“Fesyen terutama busana, merupakan sisi kehidupan masyarakat yang saat ini sedemikian penting sebagai salah satu indikator bagi muncul dan berkembangnya gaya hidup (life style)”. Fesyen sering kali identik dengan pakaian, namun arti sebenarnya dari fesyen bisa mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan perhiasan, gaya , dan pakaian (Trisnawati,2011).
Pakaian bukan sekadar kebutuhan premier saat ini, namun membutuhkan estetika dan menarik atau unik yang banyak disukai masyarakat pada umumnya. karena pakaian sebagai cerminan orang yang mengenakannya baik dalam segi ekonomi, selira bahkan kepribadian seseorang. Berpenampilan yang rapi dan menarik seakan-akan memiliki nilai tersendiri. Pakaian dapat meningkatkan kepercayaan diri orang yang memakainya, dengan menyesuaikan antara pakaian dengan kondisi tempat dan acara yang digunakan. Sebagai contoh seseorang yang menghadiri acara kantor berupa rapat besar mereka akan menggunakan pakaian yang formal dan tidak terkesan ramai atau nyentrik karena tidak sesuai dengan acara dan kondisi, lain halnya ketika kita menghadiri sebuah konser mereka akan cenderung menggunakan pakaian yang unik dan tampil berbeda karena tidak ada ketentuan maupun larangan. Menurut saya hal tersebut benar adanya pakaian sangat diperhatikan bukan hanya orang besar saja, ataupun masyarakat menengah ke atas namun dari semua kalangan.
ADVERTISEMENT
Maka para sektor industri pakaian memanfaatkan peluang ini dengan terus memproduksi dengan membuat beragam model pakaian yang beragam. Bahkan hampir setiap bulan model-model terbaru selalu bermunculan. Mereka harus pandai dalam berinovasi membuat model terbaru yang digemari masyarakat pada umumnya. Masyarakat Indonesia cenderung menyukai trend fesyen yang menyerupai budaya Eropa dan Korea.
Dilihat dari usianya , anak muda di Indonesia umumnya lebih nyaman menggunakan pakaian yang santai dan sederhana, terutama saat melakukan aktivitas sehari - hari seperti pergi ke kampus atau sekadar hang out bersama teman. Perkembangan trend fesyen di dunia fesyen didorong oleh beberapa faktor, antara lain media massa, dunia hiburan, dunia bisnis, dan internet (Binus,2019).
DAFTAR PUSTAKA
Binus.(2019). Trend Industri Fesyen Di Indonesia. Bandung: binus.ac.id. Diakses pada 4 Desember 2022, https://binus.ac.id/bandung/2019/12/trend-industri-fesyen-di-indonesia/
ADVERTISEMENT
Doni.(2022). Pemerintah Dorong Pelaku Industri Fesyen Perkuat Digitalisasi. Jakarta: www.kominfo.go.id. Diakses pada 4 Desember 2022, https://www.kominfo.go.id/content/detail/41188/pemerintah-dorong-pelaku-industri-fesyen-perkuat-digitalisasi/0/berita
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.(2019). Industri Tekstil dan Pakaian Tumbuh Paling Tinggi. Diakses pada 4 Desember 2022, https://kemenperin.go.id/artikel/21191/Industri-Tekstil-dan-Pakaian-Tumbuh-Paling-Tinggi
Trisnawati, tri yulia.(2011). “Fashion sebagai Bentuk Ekspresi Diri dalam Komunikasi”, The Messenger jurnal 3, no.1 (2011): hal 36-47.