Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kepribadian Anak: Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Perkembangannya
10 Maret 2025 11:57 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Salsabila Azhari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Keluarga memiliki peran besar dalam membentuk kepribadian anak. Jika ditelusuri lebih dalam lagi, pengaruh keluarga sangat menentukan bagaimana karakter anak berkembang hingga dewasa. Ada banyak faktor yang memengaruhi pembentukan kepribadian anak, seperti lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Namun, di antara ketiga faktor tersebut, keluarga menjadi yang paling berpengaruh karena di dalamnya terdapat interaksi dan hubungan erat antar anggota keluarga yang dapat saling membentuk dan memengaruhi satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Dalam membentuk karakter atau kepribadian anak yang baik dan kuat, diperlukan lingkungan keluarga yang harmonis dan penuh keseimbangan. Hal ini bisa tercapai jika orang tua dan anak memiliki komunikasi yang baik serta saling berkoordinasi dengan baik. Karakter anak akan berkembang dengan baik apabila ada interaksi yang positif dan komunikasi yang lancar antara orang tua dan anak.
Orang tua juga memiliki peran yang sangat penting dalam kepribadian anak, seperti memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Mereka harus mampu menciptakan lingkungan yang hangat dan penuh kepedulian, sehingga anak merasa dicintai, dihargai, dan aman. Kasih sayang serta perhatian yang diberikan secara konsisten akan berpengaruh besar terhadap perkembangan emosional, psikologis, dan sosial anak. Hal ini juga membantu mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan memiliki hubungan yang sehat dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Kepribadian Menurut Psikologi
Menurut teori dari George Kelly, ia memandang kepribadian seseorang sebagai cara yang unik dari setiap individu dalam mengartikan pengalaman yang ada di hidupnya. Sedangkan menurut Gordon Allport menuliskan bahwa kepribadian sebagai sesuatu yang ada di dalam diri setiap individu yang nantinya akan membimbing dan juga memberi arahan pada semua tingkah laku seseorang.
Kemudian menurut Dr. Nasrul Syarif, M.Si., kepribadian adalah pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang khas yang membedakan seseorang dari yang lain. Ini mencakup keseluruhan cara seseorang berinteraksi dengan dunia di sekitarnya, termasuk bagaimana mereka merespons situasi, menanggapi orang lain, dan menghadapi tantangan dalam hidup
Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah cara seseorang memahami dan merespons dunia di sekitarnya. Kepribadian terbentuk dari cara individu mengartikan pengalaman hidup, sifat-sifat yang memengaruhi perilakunya, serta pola pikir dan perasaan yang membedakannya dari orang lain. Kepribadian juga berperan dalam menentukan bagaimana seseorang berinteraksi, menghadapi masalah, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Kepribadian Anak
Kepribadian melibatkan karakteristik unik dalam sikap dan perilaku anak yang mencerminkan diri mereka sendiri. Langkah pertama untuk memahami kepribadian mereka adalah dengan mengamati setiap perilakunya dengan cermat. Setiap anak memiliki ciri dan kepribadian yang khas (Rifa’i & Hafidhoh, 2022). Beberapa faktor yang memengaruhi pembentukan kepribadian anak antara lain:
a) Faktor Genetik/Bawaan
Faktor genetik atau warisan genetik adalah faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Warisan genetik mencakup semua ciri-ciri yang diwarisi seseorang dari orang tua mereka. Faktor genetik ini mencakup kemampuan fisik dan mental yang sudah dimiliki seseorang sejak sebelum lahir, yang diturunkan melalui gen-gen dari orang tua mereka. Ini menunjukkan bahwa faktor ini bersifat bawaan yang merupakan bagian alami dari diri seseorang. Beberapa sifat kepribadian bisa diwarisi dari orang tua atau keluarga.
ADVERTISEMENT
b) Pendidikan
Pendidikan yang didapat anak, baik di rumah maupun di sekolah, sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadiannya. Keluarga adalah lingkungan pertama dan paling penting bagi anak. Cara berinteraksi, nilai-nilai, dan aturan yang diajarkan dalam keluarga menjadi dasar bagi karakter dan perilaku anak. Selain itu, hubungan antara anggota keluarga juga memengaruhi bagaimana anak mengenali emosi, menghadapi masalah, dan bergaul dengan orang lain. Oleh karena itu, peran orang tua dan cara mereka berinteraksi dengan anak sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak.
c) Lingkungan
Lingkungan, atau yang sering disebut sebagai nurture, memiliki peran penting dalam membentuk perkembangan seseorang. Faktor genetik memberi potensi, tetapi lingkunganlah yang membantu mewujudkannya. Salah satu lingkungan yang paling berpengaruh adalah keluarga. Berikut beberapa alasan mengapa keluarga sangat penting dalam perkembangan anak:
ADVERTISEMENT
• Pembentukan Identitas: Keluarga adalah tempat pertama bagi anak untuk memahami dirinya sendiri melalui interaksi dengan orang-orang di sekitarnya.
• Pengenalan Nilai-Nilai: Dalam keluarga, anak belajar tentang nilai-nilai penting seperti etika, moral, dan norma yang membentuk karakter mereka.
• Peran Orang Tua: Cara orang tua berkomunikasi, memberi dukungan, dan berinteraksi dengan anak sangat berpengaruh pada cara anak melihat diri sendiri dan orang lain.
• Memenuhi Kebutuhan Dasar: Keluarga menyediakan kebutuhan fisik dan emosional anak, seperti kasih sayang, rasa aman, dan dukungan moral.
• Waktu Bersama: Anak menghabiskan banyak waktu di rumah bersama keluarga. Interaksi sehari-hari ini berperan besar dalam membentuk pola pikir, sikap, dan emosi mereka.
Semua faktor ini berkontribusi dalam membentuk kepribadian anak dan menjadi dasar bagi perkembangan mereka ke arah yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
d) Pengasuhan Orang Tua
Cara membimbing dan mengarahkan anak sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian mereka (Latifah, 2017). Cara orang tua mendidik anak, atau yang disebut pola asuh, sangat memengaruhi perkembangan sosial dan emosional mereka. Ada tiga jenis pola asuh utama:
• Demokratis: Orang tua memberi kebebasan yang bertanggung jawab, mendukung, dan menghargai pendapat anak. Pola ini biasanya membuat anak lebih percaya diri dan mandiri.
• Otoriter: Orang tua bersikap tegas dan menuntut kepatuhan tanpa kompromi. Anak yang dibesarkan dengan pola ini cenderung patuh, tetapi mungkin kurang percaya diri.
• Permisif: Orang tua memberikan kebebasan tanpa batas dan kurang mengontrol anak. Akibatnya, anak bisa menjadi kurang disiplin dan sulit mengendalikan diri.
ADVERTISEMENT
Penelitian menunjukkan bahwa pola asuh demokratis lebih banyak membawa dampak positif dibandingkan pola asuh otoriter dan permisif. Anak yang tumbuh dalam pola asuh demokratis lebih mandiri dan bisa mengambil keputusan sendiri. Sebaliknya, anak dengan pola asuh otoriter mungkin takut menyampaikan pendapat, sementara anak dengan pola asuh permisif bisa kesulitan memahami batasan dalam berperilaku.
Keluarga memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian anak karena mereka adalah lingkungan pertama yang dikenali anak sebelum berinteraksi dengan dunia luar. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua, sehingga orang tua berperan besar dalam membentuk karakter dan kebiasaan mereka. Selain itu, interaksi sehari-hari di dalam keluarga juga membantu anak belajar memahami hubungan dengan orang lain. Oleh karena itu, memberikan pendidikan yang baik dan menjadi contoh yang baik adalah tanggung jawab utama orang tua.
ADVERTISEMENT
Hambatan-Hambatan Keluarga dalam Perkembangan Kepribadian Anak
Dalam memahami karakter anak, kita akan menghadapi berbagai hambatan. Pertama, anak sering kali sulit diatur dan diajak bekerja sama. Mereka mungkin akan membangkang, bertindak sesuka hati, dan mulai menunjukkan keinginan untuk mengatur segala sesuatu.
Kendala kedua adalah anak kurang terbuka kepada orang tua. Misalnya, ketika orang tua bertanya tentang sekolah, anak mungkin menjawab dengan malas atau singkat, seperti "biasa saja”, meskipun kepada teman-temannya mereka sangat terbuka. Ini menunjukkan bahwa peran orang tua mulai tergantikan oleh teman atau sosok lain seperti pacar atau pemimpin kelompok. Orang tua perlu menyesuaikan pendekatan mereka dalam menghadapi situasi ini.
Kendala ketiga adalah anak terkadang memberikan tanggapan negatif, seperti mencela orang lain dengan komentar, misalnya "biarkan saja, memang dia kurang menarik”. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa harga diri anak sedang terluka. Anak yang memiliki harga diri rendah mungkin berusaha merasa lebih baik dengan merendahkan orang lain. Perilaku seperti ini perlu diwaspadai, karena harga diri yang sehat sangat penting untuk keberhasilan anak di masa depan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, orang tua juga menghadapi hambatan dalam mendidik karakter anak, salah satunya adalah kurangnya komunikasi dalam keluarga. Kesibukan kerja dari pagi hingga sore sering membuat waktu bersama anak menjadi terbatas. Bahkan di malam hari, rasa lelah bisa membuat komunikasi dengan anak tidak berjalan dengan baik.
Teknologi juga menjadi tantangan besar dalam membentuk karakter anak. Televisi, video game, dan ponsel bisa membuat anak kecanduan, malas, dan mengabaikan tanggung jawab. Pengaruh teknologi sangat kuat, sehingga orang tua perlu mengelolanya dengan bijak agar tidak berdampak negatif pada perkembangan anak (Puspytasari, 2022).
Kesimpulan
Lingkungan keluarga memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak. Pola asuh, komunikasi, dan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua akan menentukan bagaimana anak berkembang secara emosional, sosial, dan psikologis.
ADVERTISEMENT
Anak yang tumbuh dalam keluarga yang harmonis dan suportif cenderung memiliki kepribadian yang positif, percaya diri, dan mampu berinteraksi dengan baik di masyarakat. Sebaliknya, anak yang mengalami kurangnya perhatian, kasih sayang, atau berada dalam lingkungan keluarga yang bermasalah dapat menghadapi berbagai kendala dalam perkembangan kepribadiannya, seperti kesulitan dalam mengendalikan emosi atau membangun hubungan sosial yang sehat.
Oleh karena itu, menciptakan lingkungan keluarga yang sehat dan mendukung sangat penting untuk memastikan perkembangan kepribadian anak yang optimal. Orang tua dan anggota keluarga lainnya harus menyadari pentingnya menciptakan lingkungan yang aman, penuh kasih sayang, dan mendukung agar anak dapat tumbuh menjadi individu yang matang dan bertanggung jawab.
Referensi:
Putri, S. I., & Gita Audina Borneo. (2020). Pola Komunikasi Orang Tua Dalam Membentuk Perilaku Anak. Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA), 3(1), 5640–5646.
ADVERTISEMENT
Dewi, Ajeng, R,T.(2018). Pengaruh Keterlibatan Orangtua Terhadap Perilaku Sosial Emosional Anak. Jurnal Golden Age Hamzawadi University, 2, 66-74.
Rahmalia, S. M., & Laeli, S. (2024). Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Perkembangan Kepribadian Anak. Karimah Tauhid, 3(9), 10007–10018.
Rifa’i, M. R., & Hafidhoh, N. (2022). Pengembangan Kepribadian Anak Melalui Pendidikan Karakter di Madrasah Ibtidaiyah. Awwaliyah: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 5(1), 1–7.
Latifah, U. (2017). Aspek Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar: Masalah dan Perkembangannya. Academica: Journal of Multidisciplinary Studies, 1(2), 185–196.
Puspytasari, H. H. (2022). Peran Keluarga dalam Pendidikan Karakter bagi Anak. Jurnal Pendidikan Islam, 6(1), 1–10.