news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sosiologi Komunikasi : Bisa Mendapatkan Penghasilan Berkat Budaya Populer

Salsabila Budi Kamiliya
Mahasiswa Ilmu Komunikasi / Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
28 Desember 2020 20:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salsabila Budi Kamiliya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.shutterstock.com/image-vector/crowd-young-elderly-men-women-trendy-1816552115
zoom-in-whitePerbesar
https://www.shutterstock.com/image-vector/crowd-young-elderly-men-women-trendy-1816552115
ADVERTISEMENT
Sosiologi komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara media dengan masyarakat. Sosiologi komunikasi tidak lepas dari adanya masyarakat. Hal ini yang menjadikan pemahaman mengenai khalayak menjadi suatu keutamaan. Adanya bentuk interaksi sosial didalam masyarakat menjadi penghubung antara masyarakat satu dengan lainnya yang menciptakan keteraturan sosial didalam masyarakat, yang dapat dilakukan baik secara individu maupun kelompok melalui proses timbal balik.
ADVERTISEMENT
Menurut Burhan Bungin (2007:31), sosiologi komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang ilmu komunikasi serta sudut sosiologis. Pada dasarnya sosiologi komunikasi meninjau sosiologis terhadap komunikasi baik sebagai aktivitas sosial, interaksi sosial antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok maupun efek sosial dari komunikasi yang ada didalam masyarakat tersebut.
Menurut Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994), komunikasi akan berhasil (mempunyai makna yang sama) apabila pesan yang disampaikan komunikator sesuai dengan kerangka acuan (frame of reference), yaitu paduan pengalaman serta pengertian (collection of experiences and meaning) yang diperoleh dari komunikan. Maka, agar komunikasi berjalan dengan lancar harus ada kecocokan antara komunikator dengan komunikan.
ADVERTISEMENT
Dalam sosiologi komunikasi, masyarakat menjadi obyek kajian. Maka, sosiologi komunikasi tidak terlepas dari adanya interaksi sosial yaitu, norma-norma sosial, lembaga sosial serta media massa. Peran media juga akan sangat dibutuhkan didalamnya.
Menurut Soerjono Soekanto (2003:20), sosiologi komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial didalamnya, termasuk perubahan-perubahan sosial yang terjadi. Seiring kemajuan Era yang ada di masyarakat, sebagian dari mereka telah menggunakan serta memanfaatkan media, seperti media elektronik (televisi, radio, smartphone), media cetak (koran, majalah, flyer), dan media online (aplikasi social media). Hal ini, yang menjadikan mayoritas masyarakat sebagai khalayak.
Khalayak yaitu sekelompok masyarakat atau massa didalam suatu masyarakat yang menjadi tujuan dari penyebaran informasi dari media massa. Menurut Wilbur Schramm, peran khalayak dipengaruhi oleh kerangka referensi seperti pendidikan, pengetahuan, latar belakang budaya, kepentingan orientasi, serta dalam bidang pengalaman. Hal-hal tersebut akan berpengaruh pada tingkat interaksi yang terjadi didalam masyarakat atau khalayak. Karena, pada mayoritas masyarakat tidak seluruhnya memiliki keyakinan yang sama.
ADVERTISEMENT
Khalayak sendiri terbagi menjadi dua jenis antara lain, khalayak pasif, yaitu khalayak yang menerima informasi tanpa melakukan pemahaman atau evaluasi terlebih dahulu. Yang dimana sekelompok masyarakat dengan mudah menerima informasi dari media tanpa mencari tahu kebenarannya. Hal ini, akan memberi dampak negatif pada khalayaknya.
Sedangkan khalayak aktif (active audience), yaitu khalayak yang selektif dalam memilah informasi melalui media. Pada dasarnya khalayak aktif, tidak mudah dikendalikan oleh media. Saat ini, khalayak aktif lebih dominan daripada khalayak pasif, karena mereka akan menyaring, menyeleksi dan mengolah informasi secara internal yang diperoleh dari media.
Seiring berkembangnya media teknologi dalam lingkup kehidupan sosial masyarakat, seperti meluasnya penggunaan jaringan internet dan munculnya teknologi komunikasi yang semakin berkualitas. Secara otomatis peran media ikut terdampak. Karena, berkat adanya teknologi serta internet yang meluas, sangat membantu dan mempermudah masyarakat dalam berkegiatan. Selain itu juga sangat berdampak pada aktivitas berkomunikasi dan interaksi didalam masyarakat. Karena, dalam interaksi antar individu tentunya akan memerlukan media didalamnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini berpengaruh pada semakin berkembangnya teknologi yang menjadikan lahirnya media-media baru dan semakin bervariasi serta kualitas yang dimiliki lebih maju. Salah satu media yang sedang digemari oleh berbagai kalangan hingga saat ini, yaitu media sosial (media online). Yang dimana media sosial menjadi konsumsi khalayak setiap harinya. Karena media online, mencakupi banyak fitur lengkap dari segi internal maupun eksternal. Melalui media online, kita dilatih dan diharuskan tidak sembarangan dalam menerima informasi yang belum terbukti kebenarannya. Di Indonesia sendiri sudah merilis UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik). Maka dari itu, khalayak diharapkan untuk memanfaatkan media online sebaik mungkin.
Munculnya media (media online) didalam suatu masyarakat atau khalayak, menciptakan budaya baru atau budaya populer. Budaya populer atau yang dapat disebut juga sebagai budaya pop, yang diartikan sebagai sekumpulan pemikiran, sudut pandang, tindakan, penilaian, maupun fenomena lainnya yang sudah pernah terjadi sebelumnya. Khalayak memanfaatkan budaya populer sebagai kenikmatan serta hiburan dalam lingkup masyarakat.
ADVERTISEMENT
Budaya populer (life culture) adalah budaya yang bersifat kontemporer, dimana budaya ini sifatnya dapat berubah sewaktu-waktu dan kemunculannya secara unik di berbagai tempat dan waktu yang berlainan, mengikuti perkembangan zaman, serta eksistensinya sedang berkembang baik di masyarakat. Budaya yang dihasilkan dengan cara disengaja yang dihasilkan dengan lembaga media massa, yang kemudian media massa menyampaikan segala sesuatu terkait dengan kemunculan budaya untuk disesuaikan dengan kondisi dan situasi disekitar, sehingga kemudian dapat dikonsumsi oleh masyarakat (khalayak).
Muncul dan bertahannya suatu budaya populer tergantung pada kehendak media serta perilaku konsumsi masyarakat (khalayak)-nya itu sendiri. Media sosial (media online) ikut mendukung terciptanya budaya populer yang mengubah perilaku khalayak. Media online berperan untuk mempopulerkan serta meyebarkan informasi suatu budaya yang sesuai dengan fungsi serta pembentukan opini yang akan berkembang menjadi penyeragaman opini dan selera didalam suatu masyarakat.
ADVERTISEMENT
Budaya populer yang terjadi didalam masyarakat saat ini yaitu menirukan kehidupan orang korea. Biasanya khalayak yang memilih untuk melakukannya setelah menonton drama korea atau penggemar idol kpop. Contohnya seperti memakan makanan khas korea yaitu ramen, toppoki, bimbimbap, dsb. Selain itu dari segi penampilan yaitu riasan wajah, berpakaian, hobi menonton drama korea. Bahkan ada juga sebagian masyarakat yang rela berlibur ke korea setelah menonton drama korea.
Peran khalayak terhadap budaya populer hanya berperilaku pada suatu periode tertentu. Secara tidak sengaja, budaya populer dapat menciptakan kepentingan materiil dalam mencari keuntungan ditengah tenarnya budaya tersebut. Contohnya dalam penggunaan media sosial seperti aplikasi TikTok yang baru saja memiliki fitur yang dapat menghasilkan keuntungan materi dengan cara memiliki jumlah (viewers, likers, comments) audience. Semakin banyak jumlahnya maka semakin banyak keuntungan yang dihasilkan. Selain mendapatkan keuntungan materiil, komunikator (TikTokers) juga menjadi viral dikalangan masyarakat. Walaupun pada awalnya budaya populer diciptakan untuk kepentingan lain.
ADVERTISEMENT
Terciptanya budaya populer membawa banyak pengaruh positif bagi khalayak. Kecuali, mereka yang memanfaatkan budaya populer untuk digunakan dalam hal negatif yang pastinya akan membawa dampak buruk bagi yang dirugikannya.
Salsabila Budi Kamiliya, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta