Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Di Balik Kostum Polkadot Lusuh
11 Mei 2020 21:30 WIB
Tulisan dari Salsabila Jihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengapa sebagian dari kita jarang berpikir kalau apa yang dianggap tidak berguna itu bisa mengubah sesuatu bila diberikan kepada orang lain?
ADVERTISEMENT
Uang seribu yang kita anggap tidak berguna, bisa berguna bagi mereka yang memang benar-benar membutuhkan. Makanan murah di pinggiran jalan yang sering dianggap tidak bersih, bisa membuat perut mereka kenyang atau mungkin dengan menghirup aroma makanannya saja bisa membuat mereka kenyang karena tidak sanggup untuk membeli.
Bahkan, ada sebagian dari mereka terpaksa berkeliaran ke sana-sini dan hanya meminta belas kasihan orang yang lewat. Walaupun ada juga sebagian dari mereka yang lebih memilih bekerja siang dan malam demi menyambung hidupnya.
Saat usianya tidak dianggap sebagai penghalang untuk bekerja, banyak orang yang sudah renta tetap berkeliling mencari penunjang kehidupannya. Apapun itu jenis pekerjaan yang terpenting ia bisa makan dan mencukupi kesehariannya sekalipun menjadi penghibur di pinggir jalan.
ADVERTISEMENT
Kali pertama aku melihat pria itu, tubuh gempal yang terbalut kostum merah lusuh bermotif polkadot yang berwarna-warni ditambah rambut palsu berwarna terang dan ditemani pelantang yang memainkan lagu-lagu, serta tas ransel hitam usang yang tersampir di punggungnya.
Aku selalu bertemu dengannya bila membeli bakso di kedai itu. Tempat kali pertama aku bisa melihatnya walau hanya dalam diam. Masuk ke kedai diiringi lagu-lagu yang terputar dari pelantang yang dibawanya. Berkali-kali aku mampir, berkali-kali juga aku bertemu dengannya.
Namun, entah sejak kapan, aku tidak lagi berpapasan dengannya saat membeli bakso di kedai itu.
Di pertengahan tahun 2019, aku melihatnya lagi. Bukan di kedai bakso aku melihatnya, melainkan di depan SPBU dekat tempatku tinggal. Cukup jauh jarak antara SPBU dengan kedai bakso langganan. Bahkan, masih dengan kostum yang sama lusuhnya –atau bahkan lebih lusuh–, namun tidak lagi dengan rambut palsunya itu. Untuk apa juga menggunakan rambut palsu lagi kalau rambutnya sendiri saja sudah memutih?
ADVERTISEMENT
Aku tidak tahu pasti sudah berapa lama ia berlakon sebagai badut di tengah ramainya lalu lalang kendaraan dekat kedai bakso atau di depan SPBU. Aku hanya tahu kostum yang selalu ia pakai selama menjadi badut. Kostum yang menjadi saksi betapa kuat semangat dan tekadnya menjalani kehidupan.
Di tahun 2020 ini, aku belum lagi melihatnya di SPBU atau di kedai bakso langganan. Aku tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang. Aku hanya bisa berdoa, semoga kehidupannya lebih baik dan selalu diberi kesehatan.
Uluran tangan kita bisa menjadi hal yang luar biasa untuk mereka. Setidaknya mereka juga sudah berusaha dan bekerja keras agar hidupnya tetap berjalan. Bukankah kita diajarkan untuk saling membantu terhadap sesama?
ADVERTISEMENT
(Salsabila Jihan - Politeknik Negeri Jakarta)