Konten dari Pengguna

Identitas Lokal Jepang : Dari Utara Hingga Selatan

Salwa ammara Azwa
Mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra Jepang universitas Airlangga
15 April 2025 12:34 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salwa ammara Azwa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Fushimi Inari, Kyoto, Jepang. Foto: Sean Pavone/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Fushimi Inari, Kyoto, Jepang. Foto: Sean Pavone/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak kenal negara Jepang, negeri sakura dengan berbagai budaya populer dan teknologi rancangannya yang inovatif. Selain itu Jepang juga memiliki keragaman identitas daerah yang begitu kuat dan menarik. Kalau ditanya tempat di jepang yang menarik, mungkin langsung terbayang kota Tokyo, tetapi Jepang juga memiliki daerah yang menarik dari ujung utara yang dingin hingga selatan yang tropis dengan ciri khas budaya, tradisi, kuliner, dan gaya hidup yang unik tiap daerahnya. Meskipun secara nasional Jepang dikenal sebagai negara yang sangat homogen, justru di balik keseragaman itu tersembunyi kekayaan lokal yang beragam. Esai ini akan membahas berbagai identitas khas dari beberapa daerah utama di Jepang, menyoroti bagaimana sejarah, geografi, dan nilai budaya membentuk karakter tiap wilayah dan menjadikan Jepang sebagai negara dengan warisan budaya yang begitu berwarna.
peta jepang dan prefekturnya (Freepix.com)
zoom-in-whitePerbesar
peta jepang dan prefekturnya (Freepix.com)
Identitas Jepang terbentuk dari kombinasi sejarah panjang, budaya unik, sistem pemerintahan yang stabil, serta pengaruh global. Hal ini menciptakan masyarakat yang menghargai tradisi sambil tetap beradaptasi dengan perubahan zaman. Berikut Daerah di Jepang yang mempertahankan identitasnya:
ADVERTISEMENT

Hokkaido

Hokkaido merupakan pulau utama paling utara di Jepang yang dihuni oleh pribumi asli Jepang yaitu suku Ainu. Pembangunan Hokkaido dimulai selama era Restorasi Meiji dari tahun 1868 hingga tahun 1912. Pemerintah mendorong orang-orang untuk menetap di Hokkaido sebagai bagian dari modernisasi nasional. Para pemukim awal harus berjuang melawan lingkungan yang keras, tetapi mereka bertahan, dan sekarang hasil dari upaya perintis mereka terlihat dalam pertanian, kehutanan, dan perikanan yang berkembang dengan baik.

Tohoku

Daerah yang jauh dari pusat budaya dan kehidupan politik Jepang, sebagian besar Tohoku mempertahankan karakter pedesaannya dan relatif sedikit berkembang. Setelah Perang Dunia II, peningkatan pertanian di Tohoku ditekankan untuk meningkatkan produksi pangan terutama beras dan buah apel.
ADVERTISEMENT

Kanto

Kanto menjadi pusat politik, ekonomi, dan budaya Jepang. masalah lingkungan yang terjadi di wilayah tersebut ada Penurunan tanah, polusi air, dan banjir. dikarenakan perluasan perkotaan Tokyo untuk. pemukiman dan pengalihan air dari sungai tone ke Tokyo. Perluasan Tokyo dan daerah pinggirannya serta kota-kota lain telah mencakup sebagian besar lahan subur di Kanto. Meningkatnya pembangunan perkotaan di pinggiran pedesaan-perkotaan telah menyebabkan runtuhnya masyarakat pedesaan tradisional dan digantikan dengan sistem nilai perkotaan.

Chubu

Wilayah ini kaya akan sejarah dan terkenal dengan daerah pegunungannya. Wilayah Chubu melahirkan tiga orang, yaitu Oda Nobunaga (1534-82), Toyotomi Hideyoshi (1537-98), dan Tokugawa Ieyasu (1543-1616), yang memiliki pengaruh yang tak terhapuskan pada pembentukan Jepang pramodern. Karena lokasi Chubu yang strategis, wilayah ini berfungsi sebagai koridor yang menghubungkan wilayah Kinki dan Kanto. Berikut adalah daerah di wilayah Chubu beserta produk unggulan yang membuatnya terkenal:
ADVERTISEMENT

5. Kinki atau yang saat ini dinamai Kansai.

Berikut tantangan serta ciri khasnya tiap wilayah Kansai:

A. Osaka

Budaya Osaka terbentuk dari pembangunan komersial. Dengan kanal-kanalnya yang berkilauan, jalan raya lebar yang dipenuhi pohon ginkgo kuning, dan kerumunan pembeli yang ramai. Orang Osaka mengatakan bahwa karena kota ini didominasi oleh budaya bisnis, kerumunan lebih berisik, pembeli lebih tidak sabar dan sadar harga, bahkan sindikat kejahatan terorganisasi lebih tangguh daripada di tempat lain di Jepang.
ADVERTISEMENT

B. Kobe

Kota yang terus maju dengan cetak biru futuristik untuk pengembangan tepi lautnya yang dulunya kumuh. Masalah terbesar Kobe adalah kekurangan lahan yang membuat pembangunan pulau-pulau besar di laut tampak masuk akal.

C. Nara

Nara menjadi ibu kota pertama Jepang permanen pada tahun 710M. Perbukitan Yamato yang landai di sekitar Nara saat ini adalah tempat di mana seni dan sastra Jepang selama seribu tahun diproduksi.bangunan Nara yang paling mengesankan adalah kuil Todaiji. Saat ini, masalah tentang bagaimana menyelaraskan sejarah kota selama tiga belas ratus tahun dengan keinginan modern untuk berkembang sedang mencengkram Nara serta kekhawatiran tentang polusi udara dan dampaknya terhadap situs-situs budaya, yang semuanya terbuat dari kayu.

D. Kyoto

Daerah yang tenang dan kontemplatif. Kyoto adalah jantung agama Buddha Jepang, lokasi ratusan kuil Shinto, dan sumber seni dan kerajinan yang tak tertahankan. masalah utamanya adalah Demam pembangunan memicu inflasi harga tanah dan mendorong penduduk untuk pindah, yang menyebabkan terciptanya apa yang disebut distrik "hampa" di Kyoto. Objek konservasi dan objek pembangunan saling tumpang tindih secara fungsional, sehingga tidak peduli mana yang lebih dominan antara konservasi atau pembangunan, keputusan apa pun pasti akan berdampak besar pada pondasi kota. Meskipun memiliki signifikansi historis yang tidak terbantahkan, Kyoto harus berhadapan dengan masalah urbanisasi, pembangunan, dan pelestarian budaya.
ADVERTISEMENT

6. Chugoku

Wilayah Chugoku di ujung barat Honshu terdiri dari Prefektur Hiroshima, Okayama, Yamaguchi (Sanyo), serta Shimane dan Tottori (Sanin). Sannin terisolasi dan kurang berkembang, dengan ekonomi berbasis pertanian dan proyek publik, sementara Sanyo lebih maju secara industri. Industri sapi potong berkembang di Chugoku, namun menghadapi tantangan keberlanjutan. Prefektur Shimane memiliki danau penting seperti Nakaumi dan Shinjiko yang rawan terganggu proyek reklamasi. Hiroshima berkembang dari kota militer, menjadi korban bom atom, hingga kini menjadi kota industri dan jasa modern. Kurashiki, dulunya kota pabrik, kini menjadi pusat seni dan budaya.

Shikoku

Shikoku adalah pulau terkecil di Jepang dengan empat prefektur: Kagawa, Tokushima, Ehime, dan Kochi. Pulau ini bergunung-gunung dan memiliki sedikit lahan pertanian. Tiga jembatan menghubungkannya ke Honshu, dengan Jalan Laut Shimanami menjadi yang paling sukses menarik wisatawan. Tokushima dan Takamatsu berfokus pada kerja sama regional dan pengembangan teknologi. Matsuyama menjadi pusat ekonomi dan budaya, sementara Kochi menekankan pendidikan teknis. Industri tradisional seperti tekstil dan handuk pindah ke luar negeri karena biaya lebih murah. Industri mutiara di Teluk Miura terdampak parah oleh penyakit tiram, perubahan iklim, dan polusi, memicu krisis ekonomi lokal.
ADVERTISEMENT

Kyushu

Kyushu termasuk Kepulauan Nansei, terdiri dari delapan prefektur dengan iklim subtropis dan lanskap pegunungan serta dataran kecil. Kyushu Utara, terutama Kitakyushu dan Fukuoka, menjadi pusat industri dan teknologi tinggi, meskipun Kitakyushu mengalami penurunan industri berat. Kyushu Selatan lebih agraris dan memiliki sejarah sebagai pintu masuk pengaruh asing. Kumamoto berkembang sebagai pusat semikonduktor, sementara daerah lain mengandalkan pertanian dan pariwisata. Fukuoka menjadi kota modern berbasis jasa, sementara Kitakyushu berusaha bertransformasi. Tantangan depopulasi diatasi dengan mendorong migrasi balik. Kedekatan dengan Asia mendukung perdagangan dan kerja sama internasional.
Esai ini menegaskan bahwa Jepang bukan hanya negara homogen seperti yang sering digambarkan, melainkan memiliki kekayaan identitas lokal yang beragam dari utara hingga selatan. Setiap wilayah mulai dari Hokkaido yang dihuni suku Ainu hingga Kyushu yang dekat dengan Asia memiliki karakteristik unik berdasarkan sejarah, geografi, budaya, dan tantangan modern yang dihadapi. Identitas lokal ini memperkaya jati diri nasional Jepang dan mencerminkan kemampuan masyarakatnya dalam menjaga tradisi sambil beradaptasi dengan perubahan zaman.
ADVERTISEMENT