Konten dari Pengguna

Humanistic Approach: Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan dalam Kerja

Salwa Asiffa
Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Bandung
23 November 2024 15:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salwa Asiffa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://cdn.pixabay.com/photo/2013/07/16/07/55/man-162951_1280.jpg
zoom-in-whitePerbesar
https://cdn.pixabay.com/photo/2013/07/16/07/55/man-162951_1280.jpg
ADVERTISEMENT
Pendekatan humanistic dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM) semakin relevan di era modern ini, di mana perusahaan menyadari bahwa karyawan bukan hanya sekadar pelaksana tugas, tetapi juga aset berharga yang berkontribusi pada keberhasilan organisasi. Pendekatan ini menekankan pentingnya memperlakukan individu sebagai entitas yang unik dengan kebutuhan, harapan, dan potensi yang beragam. Artikel ini akan membahas prinsip dasar pendekatan humanistic, penerapannya dalam organisasi, serta dampak positif yang dihasilkan terhadap kinerja karyawan.
ADVERTISEMENT
Prinsip Dasar Pendekatan Humanistic
Pendekatan humanistic berakar pada beberapa teori psikologi, termasuk Teori Kebutuhan Maslow dan Teori Motivasi Herzberg.
1. Teori Kebutuhan Maslow : Teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan yang terstruktur dalam hierarki, mulai dari kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri. Ketika perusahaan memahami dan memenuhi kebutuhan ini, karyawan akan merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk bekerja lebih baik.
2. Teori Motivasi Herzberg : Herzberg membedakan antara faktor pemelihara (seperti gaji dan kondisi kerja) dan faktor motivator (seperti pengakuan dan kesempatan untuk berkembang). Pendekatan ini menunjukkan bahwa motivasi karyawan tidak hanya berasal dari imbalan finansial, tetapi juga dari penghargaan dan peluang pengembangan diri
Penerapan Pendekatan Humanistic dalam Organisasi.
ADVERTISEMENT
Implementasi pendekatan humanistic memerlukan strategi yang jelas untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung. Beberapa langkah kunci meliputi:
1. Pengembangan Program Kesejahteraan : Organisasi harus menyediakan program yang mendukung keseimbangan kerja-kehidupan, seperti fleksibilitas jam kerja dan layanan kesehatan mental. Ini membantu karyawan merasa lebih dihargai dan termotivasi.
2. Pelatihan dan Pengembangan : Menawarkan pelatihan yang tidak hanya fokus pada keterampilan teknis tetapi juga soft skills seperti kepemimpinan dan komunikasi. Hal ini memungkinkan karyawan untuk berkembang secara pribadi dan profesional.
3. Budaya Apresiasi : Membangun budaya di mana karyawan merasa dihargai melalui pengakuan verbal atau penghargaan lainnya. Ini menciptakan rasa memiliki dan meningkatkan loyalitas terhadap organisasi.
4. Komunikasi Terbuka : Menciptakan saluran komunikasi yang efektif antara manajemen dan karyawan. Diskusi terbuka melalui pertemuan rutin atau survei dapat memberikan ruang bagi karyawan untuk menyampaikan pendapat mereka.
ADVERTISEMENT
Contoh Kasus: Grab
Salah satu contoh penerapan pendekatan humanistic yang berhasil adalah perusahaan Grab . Setelah mengalami tingkat turnover yang tinggi, Grab mulai menerapkan pendekatan ini dengan mengadakan program kesejahteraan seperti "Work-Life Balance" yang memberikan fleksibilitas kerja lebih tinggi. Selain itu, mereka memperlonggar kebijakan cuti dan menyediakan dukungan kesehatan mental seperti layanan konseling.
Grab juga memberikan kesempatan pengembangan melalui pelatihan dan workshop, baik yang terkait langsung dengan pekerjaan maupun pengembangan pribadi. Program-program ini membuat karyawan merasa lebih dihargai, didengar, dan didukung dalam mengembangkan potensi mereka, yang pada akhirnya meningkatkan loyalitas dan kinerja.
Dampak Positif Pendekatan Humanistic
Pendekatan humanistic memiliki dampak positif yang signifikan terhadap lingkungan kerja:
1. Peningkatan Kepuasan Kerja : Karyawan yang merasa dihargai cenderung lebih puas dengan pekerjaan mereka, yang berdampak langsung pada produktivitas.
ADVERTISEMENT
2. Pengurangan Turnover : Dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan karyawan, tingkat turnover dapat ditekan. Hal ini mengurangi biaya rekrutmen dan pelatihan bagi perusahaan.
3. Lingkungan Kerja Positif : Pendekatan ini menciptakan suasana kerja yang harmonis, meningkatkan kolaborasi antar tim dan menurunkan tingkat stres di tempat kerja.
Kesimpulan
Jadi menurut saya, Pendekatan humanistic dalam pengelolaan SDM bukan sekadar konsep idealis; ia merupakan kebutuhan nyata untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif. Dengan memperlakukan karyawan sebagai aset utama dan memperhatikan kebutuhan serta aspirasi mereka, perusahaan dapat membangun loyalitas dan kepuasan kerja yang lebih baik.
Penerapan prinsip-prinsip humanistic tidak hanya bermanfaat bagi individu tetapi juga bagi keberlanjutan organisasi secara keseluruhan. Melalui pendekatan ini, perusahaan dapat mencapai keberhasilan jangka panjang sambil memastikan kesejahteraan individu di tempat kerja. Dengan demikian, investasi dalam pendekatan humanistic adalah langkah strategis untuk menghadapi tantangan masa depan di dunia bisnis yang terus berkembang.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Asdlori. (2023). The Importance of Humanistic Approach in Human Resource Management Education.
Salman Alfarisy & Kusumawati S.IP., MA. (2023). Pendekatan Sumber Daya Manusia: Membangun Keberhasilan Organisasi.
https://ejournal.indo-intellectual.id/index.php/imeij/article/download/218/106