Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Urgensi Pelestarian Wayang di Indonesia untuk Generasi Milenial
17 Desember 2022 14:09 WIB
Tulisan dari Salwa Rulla Darmawan Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami perkembangan masa yang cukup cepat. Kini Indonesia sudah memasuki era generasi milenial. Menurut Kominfo, milenial merupakan generasi yang berasal dari tahun 1990 sampai 2000 yang kini mulai tumbuh besar pada tahun 2022. Generasi yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar ponsel. Ponsel atau internet menjadi suatu keharusan bagi setiap orang yang memasuki generasi milenial. Salah satu yang dapat dipahami bahwa generasi milenial akan cepat mendapat informasi lewat kapasitas ponselnya di media sosial.
ADVERTISEMENT
Dari fakta bahwa media sosial sebagai tempat yang paling utama untuk mencari informasi. Dapat dikatakan orang yang menyebarluaskan informasi mengenai warisan budaya kini mulai perlahan lenyap. Hal ini menunjukan fakta bahwa perubahan masa yang cepat juga dapat membuat semua warisan budaya yang ada di masa lalu kini mulai dilupakan itu yang menjadikan sangat miris.
Selain itu, perubahan masa yang cukup cepat nyatanya akan berpengaruh pada perubahan laju pergerakan roda perekonomian suatu negara. Fakta berdasarkan DPRD mengatakan bahwa perekonomian yang kian memburuk akan membawa negara tersebut menjadi bangkrut. Untuk menyelamatkan kebangkrutan suatu negara diperlukan adanya sebuah pergerakan yang dilakukan oleh seluruh rakyat yang paham akan masalah ini. Salah satu yang dapat dibantu oleh rakyat yaitu dengan memperkenalkan kembali warisan budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Hal ini dikarenakan salah satu yang dapat menggali potensi ekonomi suatu negara yaitu dengan keberadaan warisan budaya negara itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Warisan budaya merupakan sumber informasi yang membawa pesan masa lalu untuk generasi milenial dan masa yang akan datang. Dengan kata lain, warisan budaya ini dapat menginformasikan bentuk budaya berupa perangkat, simbol atau lambang pada masa lampau. Warisan budaya sendiri dikategorikan pada dua hal yaitu benda dan tak benda. Macam-macam warisan budaya terdiri dari candi, batik, lukisan, situs, wayang dan masih banyak lagi.
Salah satu warisan budaya yang ada di Indonesia yaitu wayang. Wayang merupakan salah satu seni pertunjukkan. Menurut (Sauputri, 2017) wayang merupakan salah satu kesenian yang ada di Indonesia dan perlu dikembangkan. Wayang menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang tidak dapat dilepaskan dari keberadaan masyarakat. Pada saat ini, wayang menjadi budaya yang mulai dilupakan oleh generasi milenial, padahal kenyataannya wayang harusnya menjadi budaya yang memiliki ciri khas dan tidak boleh dilupakan sama sekali.
ADVERTISEMENT
Fakta bahwa pamor wayang mulai menurun pada generasi milenial terlihat dari banyaknya orang yang tidak mengetahui cerita yang kerap dibawakan oleh wayang, seperti cerita ‘Mahabharata’ atau ‘Ramayana’. Wayang menjadi warisan budaya yang dianggap kuno. Pertunjukkan wayang juga kerap mulai ditinggalkan, hanya terdapat beberapa saja. Itupun tidak terlalu banyak pertunjukkan wayang terlebih di kota-kota besar. Generasi milenial lebih menyukai sesuatu hal yang berbau asing atau lebih tepatnya sesuatu yang modern. Tetapi, hal ini pada kenyataannya menjadi salah satu efek dari perkembangan zaman.
Masyarakat yang paham akan permasalahan ini harusnya kembali memperkenalkan warisan budaya wayang kepada generasi milenial. Pada saat ini, wayang relatif lebih dekat pada generasi milenial yang tinggal di desa, yang sejak kecil sudah diperkenalkan dengan warisan budaya yang satu ini. Perlu adanya usaha lebih untuk memperkenalkan kembali warisan budaya yang mulai dilupakan. Karena salah satu dampak jika warisan budaya mulai luntur di benak generasi milenial dan seluruh masyarakat, maka Indonesia akan kehilangan suatu identitas negara.
ADVERTISEMENT
Melihat dari beberapa fakta bahwa pamor wayang kini mulai menurun, maka hal ini sudah sangat urgen. Urgensi memiliki arti mendesak sekali atau sangat penting. Tentu saja ini sudah sangat mendesak karena sebelum warisan budaya, yaitu wayang benar-benar hilang dipandangan setiap orang kini sudah waktunya untuk memperkenalkan kembali warisan budaya yang nyatanya sudah sangat hebat ini.
Generasi milenial menjadi salah satu generasi yang harus ditekankan mengenai pemahaman akan keberadaan wayang. Sesuai dengan masanya, sebagai masyarakat kini harus memberi tahu dengan cara yang cerdik. Generasi milenial dikenal generasi yang sangat menyukai hal-hal berbau keren. Maka kita bisa memberi tahu beberapa fakta yang sangat keren dan pastinya akan membuat para generasi milenial menyukainya.
ADVERTISEMENT
Fakta pertama terdapat pada sejarah wayang. Yang berarti menuju spiritualitas sang kuasa. Generasi milenial harus tahu kalau wayang sudah ada sejak puluhan abad lalu dengan berbagai jenis yang sangat banyak. Serta banyaknya lakon yang di tampilkan. Untuk memudahkan pemahaman generasi milenial, wayang juga dirancang sangat mirip dengan gambaran atau sifat manusia.
Selanjutnya ada pada jenis wayang. Para generasi milenial harus mengetahui bahwa wayang pada saat ini sudah tersebar di berbagai daerah. Jenis wayang di Indonesia sendiri sudah lebih dari 10 dengan wayang kulit yang paling populer di Indonesia. Beberapa jenis lain yang tidak kalah menarik yaitu wayang golek yang terbuat dari kayu, wayang purwa yang terbuat dari kulit kerbau, wayang beber yang terbuat dari kain lebar berisi gambar. Salah satu wayang yang sangat mirip dengan manusia adalah wayang manusia. Karena manusia itu sendiri yang menggunakan kostum seperti wayang dari busana hingga riasannya.
ADVERTISEMENT
Adanya pengakuan dari warisan dunia. Fakta unik lainnya pada warisan budaya wayang adalah wayang sudah diresmikan oleh UNESCO sebagai warisan dunia pada tahun 2003. Wayang dikenal sebagai warisan dunia dari Indonesia.
Lalu, terdapat pembawaan cerita yang keren. Tentu saja wayang tidak dengan sendirinya dimainkan. Tetapi ada pembawa cerita yang membuat wayang semakin keliatan hidup. Orang tersebut adalah dalang. Dalang merupakan orang yang sudah sangat ahli dalam memainkan wayang.
Terakhir terdapat fakta mengenai tempat menyaksikan pertunjukan wayang itu sendiri. Pada saat ini generasi milenial dapat menyaksikan wayang di festival budaya atau destinasi wisata bersejarah. Yang tentu saja akan terasa semakin unik.
Beberapa fakta tersebut membuat para generasi milenial mulai mengetahui beberapa kehebatan dari wayang yang disebut kuno itu. Pertunjukkan wayang yang kerap diiringi alunan musik itu selalu menjadi perhatian sebagian orang dan sudah sepatutnya seluruh masyarakat khususnya generasi milenial mengetahui betapa kerennya warisan budaya dari wayang itu. Karena dengan begitu pamor wayang akan kembali naik dan membawa keburuntungan di berbagai aspek.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya pada saat itu wayang bukan warisan budaya yang benar-benar dilupakan. Karena pada dasarnya pertunjukkan wayang masih dilakukan setiap bulan dan yang menonton juga tidak bisa dibilang sedikit. Tetapi tetap saja terkadang yang menjadi penonton itu dari komunitas pecinta wayang, bukan benar-benar dari maysarakat yang penasaran lalu ingin tahu dan belajar dari pertunjukkan wayang itu sendiri.
Berbagai alasan generasi muda sedikit tidak mau mengenal tentang wayang yaitu dikarenakan kendala bahasa. Terkadang pertunjukkan wayang hanya ditujukan pada satu daerah, yaitu dengan menggunakan Bahasa Sunda, Bahasa Jawa, Bahasa Betawi serta bahasa lainnya. Hal ini terlalu rumit sehingga sulit untuk dipelajari dan dipahami, karena negara Indonesia dikenal negara yang beragam dan memiliki suku yang begitu banyak.
ADVERTISEMENT
Cerita yang dipertunjukkan oleh wayang tentu saja memiliki pesan sosial, tetapi pesan sosial itu sendiri yang cenderung tidak dipahami oleh sebagian masyarakat. Bahkan pertunjukkan wayang yang terlalu lama cukup membuat generasi milenial cukup bosan dan berakhir meninggalkan begitu saja.
Pemerintah juga menjadi salah atu alasan kuat yang membuat para generasi milenial kurang mengenal wayang adalah kurangnya perkenalan yang dilakukan oleh pemerintah. Wayang menjadi salah satu warisan budaya yang cukup asing atau generasi milenial yang hanya tahu bentuknya. Tapi tidak mengetahui lebih dalam tentang wayang itu sendiri. Tentunya hal seperti itu sangat disayangkan. Wayang perlu di dorong untuk memasuki ekonomi kreatif. Generasi milenial dikenal lebih tertarik pada sesuatu yang mahal, karena mereka memiliki pandangan sosial ada harga, ada barang.
ADVERTISEMENT
Pertunjukan wayang yang dihargai sangat terjangkau untuk harga tiketnya agar ditonton banyak orang justru sudah tidak menjadi strategi yang baik bagi kalangan milenial. Sebaliknya, pertunjukan yang dihargai sesuai dengan betapa berharganya wayang seperti yang digaungkan, mungkin merupakan strategi pemasaran yang baik di zaman ini.
Sehingga generasi milenial akan merasa ada sesuatu yang berhaga dalam pertunjukan wayang dan harus dilihat. Kualitas pertunjukan wayang juga ditingkatkan, mulai dari kualitas kepanitiaan, tempat, sampai acara dibalut kata megah.
Efek 'megah' pada wayang sudah tidak lagi memberikan efek kalau hanya diagungkan saja. Kemasan dalam pertunjukan juga sudah saatnya merepresentasikan kata 'megah' tersebut. Hal ini merupakan salah satu cara jitu untuk menandingi 'kemegahan' luar negeri.
ADVERTISEMENT
Selain itu, peningkatan target pasar dapat meningkatkan nilai wayang. Pertunjukan basis ekonomi kreatif pada wayang dapat terwujud dengan memasukan sekilas pertunjukan wayang dalam acara yang dihadiri oleh figur-figur negara. Sehingga apapun yang dibagikan para figur-figur negara dalam media sosialnya saat acara tersebut dapat memunculkan nafas baru wayang terkait eksistensinya.
Generasi milenial perlu mengenal wayang dengan bahasa lakon, pesan sosial, dan ajaran wayang. Dalam pengenalan-pengenalan itu diperlukan sebuah media yang paling berperan dalam zaman generasi ini. Media massa bisa dan perlu dijadikan media dalam penyebarluasan informasi wayang, kata Prof. Dr. dr. Sutaryo, Sp.A(K), Pegiat Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM. Media massa diharapkan mampu memberi dukungan pada wayang, misalnya siaran tentang wayang tidak hanya di Museum Wayang dan tempat yang itu-itu saja.
ADVERTISEMENT
Media massa dapat mencari kafe atau tempat-tempat yang dianggap 'gaul' oleh generasi milenial yang kemudian mengangkat tema sedikit unsur wayang. Unsur terbanyak yang digunakan dalam restoran adalah penggunaan wayang pada pintu restoran. Unsur wayang sekecil apapun yang menjadi properti latar siaran dapat diselipkan sedikit info mengenai unsur tersebut.
Referensi :
Ester. (2016). Mengenal Generasi Millennial. https://www.kominfo.go.id/content/detail/8566/mengenal-generasi-millennial/0/sorotan_media
Gusti. (2013). Wayang Ditinggal Generasi Muda. https://www.ugm.ac.id/id/berita/7928-wayang-ditinggal-generasi-muda
Awalin. (2018). SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN FUNGSI WAYANG DALAM MASYARAKAT.