Konten dari Pengguna

Pentingnya Melatih Keterampilan Membaca Nyaring Saat Anak Sekolah Dasar

Salwa Salsabilla
Salwa Salsabilla, mahasiswa Aktif semester 3 di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
23 November 2022 7:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salwa Salsabilla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto ini diambil pada saat berkunjung ke kediaman Bapak Sapardi Djoko Damono
zoom-in-whitePerbesar
Foto ini diambil pada saat berkunjung ke kediaman Bapak Sapardi Djoko Damono
ADVERTISEMENT
Keterampilan membaca merupakan salah satu dari 4 keterampilan berbahasa. Membaca adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi dalam sebuah bacaan serta memahami pesan yang disampaikan oleh penulis melalui media kata yang ada dalam tulisan.
ADVERTISEMENT
Sama seperti keterampilan lainnya, keterampilan membaca juga perlu dikembangkan karena, seseorang yang mampu membaca bukanlah suatu kebetulan saja melainkan, karena ia belajar dan berlatih. dimulai dari mengenali huruf satu persatu, setelah itu membaca kumpulan huruf yang membentuk sebuah kata maupun kalimat.
Membaca Nyaring adalah proses membaca dengan menggunakan suara yang lantang. Membaca nyaring penting digunakan oleh guru maupun siswa pada saat proses pembelajaran,terutama siswa pada tingkatan sekolah dasar.
Membaca nyaring menuntut seseorang untuk memiliki kecepatan mata yang baik, menguasai pemberhentian atau jeda serta mahir dalam menentukan intonasi yang tepat. ketiga hal itu harus diperhatikan, jika tidak maka akan merubah makna bacaan.
Jika kita diposisikan sebagai guru, maka kita akan berperan sebagai fasilitator. yang diharapkan mampu untuk meningkatkan minat literasi dan memotivasi peserta didik untuk giat membaca.
ADVERTISEMENT
Seorang guru bisa memulainya dengan membacakan cerita-cerita sederhana. kebanyakan anak di sekolah dasar akan lebih tertarik pada cerita yang tokohnya diperankan oleh binatang atau yang biasa kita sebut dengan fabel. Agar siswa lebih tertarik, seorang guru bisa menggunakan properti tambahan seperti, wayang atau yang lainnya pada saat proses pembelajaran berlangsung .
Membacakan cerita dengan suara yang lantang akan meningkatkan perhatian peserta didik serta, membantu peserta didik untuk mengembangkan konsentrasi dan keterampilan mendengarkannya.
Sebelum peserta didik dapat membaca sendiri, mendengarkan adalah tahap awal pengalaman literasi peserta didik . karena, ketika mendengarkan peserta didik tidak sekadar mengenali suara saja. tetapi, perhatian dan pemahamannya akan ikut terlibat dalam prosesnya, peserta didik juga akan memperoleh kosakata baru yang belum pernah ia dengar dalam komunikasi sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu kemampuan berbahasa peserta didik akan meningkat, sehingga ia bisa menggunakan kosakata yang tepat untuk mengungkapkan sesuatu.
Selain memiliki manfaat dan kelebihan, sebuah teori pasti juga memiliki kekurangan. Membaca nyaring memiliki kekurangan seperti, menciptakan suasana gaduh di dalam kelas, menyita banyak energi sehingga peserta didik akan cepat merasa lelah, serta akan mengurangi kualitas pemahaman karena peserta didik akan lebih fokus untuk melafalkan kata-kata dengan benar dan jelas.
Di sekolah dasar, penerapan membaca nyaring akan menuntut peserta didik menguasai keterampilan-keterampilan berbahasa.
Kelas 1 sekolah dasar, peserta didik dituntut untuk bisa mengucapkan sebuah kata dengan benar, dengan membaca nyaring seorang guru juga akan lebih mudah mengoreksi ketika ada kesalahan ucapan. Lalu, peserta didik juga diharapkan mampu menggunakan tanda baca seperti titik (.) dan koma (,). Dengan kata lain peserta didik mampu menentukan jeda atau perhentian antarkalimat dengan baik.
ADVERTISEMENT
Kelas 2 peserta didik dituntut untuk mampu membaca dengan lancar tanpa terbata-bata, membaca dengan terang dan jelas, serta membaca dengan penuh perasaan dan ekspresi sesuai dengan tema bacaannya.
Kelas 3 sekolah dasar, peserta didik diharapkan mampu melibatkan pemahaman yang baik ketika sedang membaca, hal itu tentu saja akan membawa peserta didik untuk membaca dengan penuh perasaan dan ekspresi.
Kelas 4, peserta didik dituntut untuk mengembangkan pemahamannya dan melatih kecepatan mata serta suaranya.
Kelas 5 meliputi keterampilan membaca dengan membaca terus menerus melihat pada bacaan, membaca dengan pemahaman dan perasaan dan beragam kecepatan membaca nyaring sesuai bacaan.
Kelas 6 meliputi keterampilan membaca nyaring dengan penuh percaya diri dengan mempergunakan frasa atau susunan kata yang tepat dan membaca dengan penuh perasaan atau ekspresi.
ADVERTISEMENT