Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Pembenahan Rantai Pasok dapat Mengantisipasi Tekanan Inflasi
20 Februari 2022 11:22 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Syamsul Anwar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Harga barang-barang konsumen inti naik dengan cepat karena waktu pengiriman mencapai rekor tertinggi yang memicu perdebatan tentang inflasi dan arah kebijakan moneter.
ADVERTISEMENT
Kendala pasokan juga memainkan peran penting dalam memicu inflasi harga produsen di dunia, tetapi begitu juga dengan permintaan yang kuat. Komponen manufaktur dari inflasi harga produsen sekitar 10 poin persentase lebih tinggi dibandingkan dengan masa pra-pandemi di tiga kuartal pertama tahun 2021. Diperkirakan bahwa guncangan pasokan dapat menjelaskan sekitar setengah dari kenaikan inflasi harga barang-barang manufaktur. Sisanya sebagian besar dijelaskan oleh peningkatan permintaan. Indonesia tentu terkena imbas dari kenaikan harga barang manufaktur tersebut.
Gangguan pasokan kurang berdampak pada harga konsumen inti (inflasi tidak termasuk harga energi dan pangan). Ukuran inflasi ini hanya sekitar 0,5 poin persentase lebih tinggi selama periode yang sama karena kendala pasokan untuk barang-barang manufaktur daripada yang seharusnya. Efek yang lebih kecil ini tidak mengherankan karena membuat barang-barang kurang dari setengah konsumsi masyarakat. Harga jasa, yang mencapai lebih dari setengahnya, kurang sensitif dibandingkan harga barang terhadap guncangan pasokan manufaktur.
ADVERTISEMENT
Secara global, ditemukan bahwa hingga 40 persen dari kendala pasokan di bidang manufaktur dapat ditelusuri, yang seharusnya hanya memiliki efek sementara pada inflasi. Hal yang sama berlaku untuk cuaca buruk dan kecelakaan industri yang menghambat microchip dan produksi mobil pada tahun 2021. Penggerak lain dari kendala pasokan, seperti kekurangan tenaga kerja (yang menjelaskan hingga 10 persen dari kendala pasokan manufaktur secara global) dan infrastruktur logistik yang menua, dapat memiliki efek yang lebih persisten pada pasokan dan inflasi.
Akhir tahun lalu para pakar industri memperkirakan kekurangan pasokan untuk mobil akan berkurang sebagian besar pada pertengahan 2022, dan kemacetan yang lebih luas pada akhir tahun ini. Omicron telah menyuntikkan ketidakpastian baru. Eropa dan China telah memberlakukan pembatasan baru dan lebih banyak gangguan dapat menyusul. Secara keseluruhan, gangguan pasokan bisa berlangsung lebih lama, mungkin hingga 2023.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi kemacetan pasokan secara langsung dengan langkah-langkah memperbaiki peraturan pemerintah, misalnya dengan mempercepat perizinan pekerja transportasi dan logistik, untuk sementara mengurangi pembatasan jam operasi pelabuhan, merampingkan inspeksi pabean, melonggarkan aturan imigrasi untuk mengurangi kekurangan tenaga kerja. , dan mengamanatkan praktik yang membatasi penyebaran virus dan melindungi kesehatan pekerja. Pemerintah Indonesia harus tanggap terhadap hal-hal tersebut diatas.
Langkah-langkah fiskal juga harus diterapkan secara aktif untuk mengurangi kemacetan dan menghindari kerusakan permanen pada output potensial. Dukungan permintaan agregat berbasis luas saat ini dapat mengintensifkan kemacetan dan meningkatkan inflasi dengan dampak terbatas pada output dan lapangan kerja. Dukungan malah harus tepat sasaran.
Misalnya, penting untuk mempertahankan pekerjaan yang akan layak setelah hambatan mereda (seperti pekerjaan manufaktur yang padat keterampilan dipengaruhi oleh kekurangan input menengah). Sama pentingnya adalah untuk memastikan pemulihan pasokan tenaga kerja dengan menghilangkan hambatan untuk bekerja (dengan memperluas perawatan yang dapat diandalkan untuk anak-anak dan orang tua, misalnya) dan dengan membantu melatih pekerja dalam keterampilan baru yang dibutuhkan. Kesiapan pemerintah Indonesia akan hal tersebut masih perlu diuji.
ADVERTISEMENT
Prospek kemacetan pasokan yang berkepanjangan menimbulkan tantangan bagi pembuat kebijakan moneter, yaitu untuk mempertahankan pemulihan yang masih belum selesai dan memastikan bahwa output mengikuti tren pra-pandemi tanpa membiarkan upah dan harga melonjak terus. Menjaga ekspektasi inflasi jangka menengah tetap stabil meskipun ada peningkatan sementara pada inflasi, termasuk dari gangguan pasokan dan lonjakan harga energi, adalah kunci untuk mengelola perdagangan.
Semakin berhasil regulasi dan langkah fiskal yang ditargetkan Pemerintah Indonesia dalam mengurangi hambatan pasokan, semakin kecil kemungkinan pembuat kebijakan akan dipaksa untuk mengurangi permintaan agregat dan pertumbuhan ekonomi untuk menahan inflasi.