Konten dari Pengguna

Belajarlah dari Negeri Turki

13 Januari 2025 10:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sampe Purba tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belajarlah dari Negeri Turki
Oleh: Sampe Purba
A. Pendahuluan: Warisan Peradaban Besar
ADVERTISEMENT
Turki adalah negara yang memiliki akar sejarah mendalam, membentang dari zaman Asia Tengah hingga era modern. Turki dikenal sebagai penerus tradisi besar yang berasal dari berbagai peradaban, termasuk Kesultanan Seljuk dan Kekaisaran Ottoman. Sebagai penghubung antara Eropa dan Asia, wilayah yang kini menjadi Turki telah menjadi saksi peradaban kuno seperti Yunani, Romawi, hingga Byzantium.
Pada puncak kejayaannya, Kesultanan Ottoman bukan hanya menjadi kekuatan besar di Eropa Tenggara dan Timur Tengah, tetapi juga dianggap sebagai pelanjut kekhalifahan Islam setelah penaklukan Mesir oleh Sultan Selim I pada 1517. Ottoman mengambil gelar Khalifah, menggantikan Kekhalifahan Abbasiya yang sebelumnya dipimpin oleh Mamluk di Kairo.
Penaklukan Konstantinopel pada 1453 oleh Sultan Mehmed II, yang mengakhiri Kekaisaran Byzantium, menandai transisi geopolitik besar. Kota ini, yang kemudian dikenal sebagai Istanbul, menjadi pusat kekuasaan Ottoman dan pusat perdagangan dunia.
ADVERTISEMENT
Namun, di tengah kejayaannya, ada ironi: tidak satu pun dari 36 Sultan Ottoman pernah menunaikan ibadah haji ke Mekah. Hal ini bukan karena kurangnya keimanan, tetapi lebih kepada tanggung jawab mereka menjaga stabilitas kekaisaran yang sangat luas dan kompleks.
B. Zaman Menjelang Akhir Kesultanan: Era Kejatuhan
Memasuki abad ke-19, Kesultanan Ottoman mulai melemah akibat tekanan internal dan eksternal. Di tengah gejolak ini, Ottoman memilih bersekutu dengan Blok Sentral (Jerman dan Austria-Hongaria) dalam Perang Dunia I. Alasan utama aliansi ini adalah untuk melindungi integritas wilayah dari ancaman Sekutu, meskipun keputusan ini pada akhirnya membawa kekalahan besar.
Setelah Perang Dunia I, Perjanjian Sevres (1920) mengatur pembagian wilayah Ottoman oleh Sekutu. Anatolia bahkan hampir kehilangan kedaulatannya. Di tengah situasi ini, muncul gerakan nasionalis di bawah Mustafa Kemal Atatürk, yang melancarkan Perang Kemerdekaan Turki pada 1919–1923. Setelah kemenangan ini, Perjanjian Lausanne (1923) menggantikan Sevres, mengakui kedaulatan penuh Republik Turki.
ADVERTISEMENT
Perjuangan ini membawa perubahan besar. Kesultanan dihapuskan oleh Majelis Nasional pada 1922, dan kekhalifahan resmi dibubarkan pada 1924. Sultan terakhir dan Khalifah meninggalkan Turki untuk hidup dalam pengasingan, mengakhiri era monarki yang berlangsung selama lebih dari 600 tahun.
C. Reformasi Atatürk: Pondasi Republik Modern
Mustafa Kemal Atatürk membawa transformasi besar untuk memodernisasi Turki. Beberapa reformasi penting meliputi:
1. Ideologi: Atatürk menghapus kekhalifahan, memisahkan agama dari negara, dan menetapkan sekularisme sebagai pilar utama.
2. Politik: Sistem pemerintahan berubah menjadi republik dengan pemilu yang demokratis, menggantikan monarki absolut.
3. Ekonomi: Atatürk mempromosikan industrialisasi dan pembangunan infrastruktur untuk mengurangi ketergantungan pada sektor agraris.
4. Sosial Budaya: Atatürk mengganti alfabet Arab dengan alfabet Latin (1928), melarang penggunaan fez, dan memperkenalkan pakaian ala Barat untuk mencerminkan modernitas.
ADVERTISEMENT
5. Pertahanan dan Keamanan: Militer Turki direformasi dengan model standar Barat, menjadikannya kekuatan nasional yang modern dan terorganisasi.
D. Turki Modern: Dinamika Global dan Tradisi Lokal
Turki modern terus menunjukkan perpaduan unik antara tradisi dan modernitas. Beberapa aspek penting meliputi:
1. Sikap terhadap Palestina dan Israel
Turki adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan Israel pada 1949, tetapi tetap mendukung Palestina dalam berbagai forum internasional. Hubungan Turki-Israel sering berfluktuasi, terutama setelah insiden Mavi Marmara pada 2010, yang memicu ketegangan diplomatik.
2. Keanggotaan NATO
Bergabung dengan NATO sejak 1952, Turki menjadi sekutu penting bagi Barat, meskipun sering mengambil kebijakan luar negeri yang independen, terutama di Timur Tengah.
3. Budaya Sekuler dan Tradisi Lokal
ADVERTISEMENT
Meskipun menjadi negara sekuler, Turki tetap mempertahankan tradisi lokal seperti simbol "evil eye" (nazar boncuku) berbentuk mata biru yang dipercaya dapat melindungi pemiliknya dari hal buruk. Ini populer di kalangan masyarakat, dan di mana mana kita temukan asesories evil eye.
Fasilitas publik, seperti ruang istirahat dan toilet khusus anjing di bandara Istanbul, menunjukkan penghormatan terhadap budaya lokal dan modernitas.
4. Industrialisasi dan Ekonomi
Turki menjadi kekuatan ekonomi regional, dengan sektor manufaktur yang kuat dan UMKM yang tetap melestarikan tradisi, seperti produksi karpet dan permadani berkualitas tinggi.
E. Era Erdogan: Isu Politik dan Agama
Recep Tayyip Erdogan membawa dinamika baru ke politik Turki dengan pendekatan yang sering memadukan isu agama dan nasionalisme.
ADVERTISEMENT
Beberapa poin penting:
1. Politik Agama: Erdogan sering menggunakan retorika agama untuk memperkuat dukungan, termasuk keputusan mengubah Hagia Sophia menjadi masjid pada 2020.
2. Krisis Suriah: Turki berperan aktif dalam konflik Suriah, termasuk mendukung kelompok pemberontak anti-Assad.
3. Kudeta Gagal 2016: Kudeta ini memperkuat posisi Erdogan, tetapi juga memicu kritik terhadap langkah represifnya dalam memberangus oposisi.
4. Isu Kurdi: Konflik dengan PKK dan masalah otonomi Kurdi tetap menjadi tantangan serius bagi Erdogan.
F. Kesimpulan: Inspirasi dari Turki
Turki adalah contoh negara yang mampu belajar dari sejarah panjangnya untuk terus beradaptasi dengan tantangan zaman. Dari kejayaan Ottoman hingga modernisasi di bawah Atatürk, serta dinamika baru di era Erdogan, Turki menunjukkan pentingnya keseimbangan antara tradisi, modernitas, dan geopolitik global.
ADVERTISEMENT
Indonesia dapat belajar dari Turki tentang bagaimana mempertahankan identitas nasional sambil menghadapi tantangan global secara proaktif.
Jkt, 070125 -sp-