Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Pertaruhan PUTIN di belantara NATO
29 Mei 2022 20:39 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Sampe Purba tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : Sampe L. Purba
Finlandia dan Swedia yang selama ini mempertahankan netralitasnya tidak bergabung ke NATO (North Atlantic Treaty Organization) maupun Pakta Warsawa merasa ngeri dan terancam menjadi target aneksasi Rusia berikutnya setelah Ukraina. Kedua negara terdekat Rusia di Eropa Utara tersebut, buru-buru mencari perlindungan dengan melamar menjadi anggota NATO. Pada hal sebelumnya, Rusia menjustifikasi serangannya ke Ukraina adalah sebagai peringatan bagi Negara lain untuk tidak coba-coba, serta bagian dari upayanya untuk mengamankan perbatasan (sphere of buffer zone) dari kepungan persenjataan aliansi militer NATO.
ADVERTISEMENT
Perang telah tiga bulan berlangsung, namun Ukraina – yang menurut indeks pemeringkat kekuatan militer Global Fire Power, kekuatan militernya berada pada urutan nomor 22, sejauh ini mampu memberikan perlawanan kepada negara peringkat 2 adikuasa tersebut. Selain karena patriotisme dan semangat juang, tentu hal ini tidak terlepas dukungan terbuka bantuan persenjataan dari Negara-negara NATO yang dipimpin Amerika Serikat. NATO memiliki keterbatasan untuk terjun langsung, karena Ukraina bukan salah satu anggota yang diikat oleh doktrin bahwa serangan kepada satu anggota dapat dipandang sebagai ancaman kepada anggota lainnya.
Sanna Marin Perdana Menteri Finlandia pada 16 Mei 2022 menulis di twitternya “saya menyampaikan selamat kepada Swedia dan Perdana Menteri Magdalena Andersson atas keputusan melamar menjadi anggota NATO. Keamanan kawasan nordic (skandinavia) adalah merupakan kepentingan bersama kami”. Pers internasional melaporkan bahwa serangkaian pertemuan antara kedua Negara – dengan dukungan kuat pendapat publik masing-masing, dengan negara NATO lainnya sedang mendiskusikan percepatan penerimaan keanggotaan di NATO. Secara umum tidak ada penentangan, kecuali catatan dari Turki, sehubungan dengan kedua negara skandinavia sering merupakan tempat perlindungan pemberontak Kurdi yang melawan pemerintah Turki. Namun Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg meyakinkan bahwa ketiga puluh Negara NATO tidak ada yang menentang keanggotaan kedua negara tersebut. Sementara keanggotaannya dalam proses, Amerika Serikat dan Inggeris telah menjanjikan bantuan keamanan bilateral (bilateral security assistance)
ADVERTISEMENT
Apabila kedua Negara ini pada akhirnya bergabung dengan NATO, hal ini akan merupakan pukulan telak bagi Presiden Rusia Valadimir Putin. Beberapa kerugian posisi militer dan politik Putin antara lain adalah sebagai berikut :
Pertama, tidak berhasil memberi efek penggentar (deterrence effect) bagi negara-negara lain. Finlandia pernah selama 400 tahun di bawah pengaruh Swedia, dan 100 tahun di bawah pengaruh Rusia. Finlandia merdeka dari imperium Rusia pada tahun 1917 bersamaan dengan revolusi Bolshevik. Finlandia adalah negara yang langsung berbatasan darat dengan Rusia sepanjang 1340 kilometer, memanjang dari utara ke Selatan. Sementara di sisi Selatan, Rusia dan Finlandia bersama dengan Estonia berbagi perbatasan zona maritim yang sempit ke gerbang laut baltik.
Kedua, dengan bergabungnya Swedia bersama dengan Finlandia, maka tidak ada lagi negara yang merupakan buffer zone (pembatas) antara NATO dengan Rusia di Eropa. Seluruh negara – negara utama Skandinavia yaitu Denmark, Norwegia, Swedia dan Finlandia yang mewarisi kebudayaan nordic penakluk legendaris dari Eropa Utara, merupakan kluster kebudayaan yang solid, dan merupakan penantang serius dari kebudayaan Russ dan Slav sejak zaman pra sejarah.
ADVERTISEMENT
Ketiga, terdapat perpaduan aliansi ekonomi dengan aliansi pertahanan di Eropa yang solid, berhadapan dan mengepung Rusia. Finlandia dan Swedia adalah anggota Uni Eropa. Uni Eropa adalah persekutuan politik dan ekonomi. Dengan perkembangan terbaru ini, praktis hampir semua anggota Uni Eropa adalah sekaligus anggota NATO. Sebagai gambaran, produk domestik bruto dunia tahun 2021 adalah 88 triliun US dolar. Sedangkan PDB Amerika Serikat sendiri hampir seperempatnya yaitu sekitar 23 triliun US dolar. Adapun PDB Uni Eropa sekitar 15,2 Triliun US dolar. Apabila ditambahkan dengan PDB Inggris, Kanada dan kedua Negara Skandinavia itu, maka total besaran ekonomi yang dikuasai NATO/ EU ini ada sejumlah 45 triliun US dolar, atau sekitar 52%. Suatu proporsi angka yang menggetarkan dan dapat mendikte arah ekonomi kawan maupun lawan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dari segi kekuatan militer ? Global Power Fire, membuat peringkat kekuatan militer suatu negara berdasarkan hasil perhitungan dan kalibrasi dari empat unsur utama yaitu persenjataan, luas wilayah, sumber daya alam dan jumlah penduduk. Keempat unsur utama tersebut kemudian diperinci dalam 50 sub unsur. Berdasarkan laporan tersebut, tidak satupun Negara di Eropa yang mampu bertahan head-to-head dengan Rusia. Kekuatan militer Rusia berada pada peringkat 2 di bawah Amerika Serikat. Kekuatan militer utama Eropa adalah Perancis, Inggris, Italia dan Turki yang peringkatnya di nomor 7 dan seterusnya.
Sebetulnya yang paling menakutkan bagi Putin adalah apabila Negara-negara pecahan Uni Soviet yang tergabung dalam aliansi pertahanan kolektif (Collective Security Treaty Organization) meninggalkan Rusia dan memilih bergabung dengan NATO atau dengan Negara Negara kuat di Asia seperti RRC, India dan Iran. Tidak kurang dari dua hari setelah Finlandia mengumumkan akan bergabung ke NATO, Presiden Putin mengundang Pimpinan Negara Belarus, Armenia, Kazakstan, Kirgistan dan Tajikistan ke Moskow, untuk menguatkan komitmen kerja sama mereka.
ADVERTISEMENT
Negara-negara pecahan Uni Soviet, baik yang di laut Baltik, di Eropa Timur, di Asia Tengah maupun di Kaukasus telah mengambil jarak perjanjian keamanan dengan Rusia. Sebagian sudah bergabung malah dengan NATO. Sedangkah beberapa yang belum bergabung, telah digoda dengan status sebagai anggota Kemitraan untuk Program Perdamaian NATO (NATO’s Partnership for Peace Program).
Tampaknya, perang di Ukraina – bagi Putin – tidak lagi sekedar special military operation - , tetapi telah bergeser menjadi pertaruhan karier politiknya di dalam negeri. Sebagai mantan agen rahasia yang terlatih insting ilmu survival – tidak mudah menebak langkah Putin selanjutnya. Dan itu bisa saja mengerikan.
Jakarta, Mei 2022
Penulis – Alumni Universitas Pertahanan
ADVERTISEMENT
Tinggal di Jakarta