Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perlukah Impor Beras?
11 Februari 2018 16:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Gerry Nadeak tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Harga beras masih mengalami kenaikan. Di sejumlah pasar swalayan, beras bahkan menghilang dari peredaran. Kalaupun ada, harganya tak ketulungan. Berita-berita di media mengabarkan saat ini telah terjadi panen raya. Dengan logika sederhana, ketika panen berlimpah, harga beras seharusnya normal. Namun kenyataan berbeda. Beras tetap kokoh tak turun harga.
ADVERTISEMENT
Ada pula media yang memberitakan persediaan stok di Bulog semakin menipis, karena operasi pasar yang dilakukan secara masif akhir-akhir ini sebagai upaya pengendalian harga, namun ketika banyak beras keluar dari Bulog, yang masuk ke gudang mereka sepi. Pasokan Bulog mempunyai masalah, sehingga stok kian menipis.
Lantas, bagaimana cara menstabilkan harga beras? Kenaikan harga dalam ranah ekonomi terjadi karena tak ada ketersediaan barang namun permintaan tinggi. Panen raya yang kabarnya surplus besar hingga jutaan ton namun tak juga mampu menurunkan harga beras di pasar. Apakah ini permainan spekulan menimbun beras? Laporan satgas pangan juga tak menemukan terjadinya penimbunan. Gudang-gudang mereka sedikit yang terisi, justru sebagian banyak yang kosong.