Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
BEGINI PUAN MAHARANI MENGGAMBARKAN HUBUNGAN MEGAWATI-SBY
21 Februari 2018 17:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Samsul Anwar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Puan Maharani adalah sosok yang percaya, bahwa konstelasi perpolitikan di Indonesia dipengaruhi, salah satunya, oleh hubungan para tokoh politik senior yang, diakui atau tidak, mempunyai akar kuat di kalangan grassroot. Mereka, adalah pihak yang “menentukan” ke arah mana politik Indonesia, gaduh-tenangnya, serta damai-kacaunya. Semakin mereka mempertontonkan gaya politik rukun dan meneduhkan, maka di bawah pun akan anteng, dan begitu pula sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Artinya, menyikapi pertemuan antara Megawati-SBY yang terjadi di Istana Negara pada momentum Hari Kemerdekaan Indonesia, Puan Maharani menganggapnya sebagai pendidikan politik yang baik untuk menciptakan suasana politik yang lebih “manis”. Semua tahu, bahwa tak ada apa-apa diantara keduanya, biasa-biasa saja, karena persoalan politik, keduanya pasti sama-sama mempertimbangkan kepentingan bangsa dan negara.
Soal perbedaan pandangan dan kebijakan politik, itu soal pilihan yang tak mesti dinegasikan, karena sejatinya yang semakin memperparah keadaan adalah “tafsir-tafsir” politik dari pihak tertentu yang menciptakan “pertentangan” antara si A dan si B, si B dan si C, dan begitu seterusnya. Padahal, kematangan dan kedewasaan berpolitik para tokoh senior tentu tak bisa dikooptasi dengan “kubu-kubu” seperti itu.
ADVERTISEMENT
Sebab pada dasarnya, kerjasama antar politik itu dinamis. Dalam banyak pemilu, misalnya, PDI-P kerap berkoalisi dengan Demokrat untuk mengusung calon tertentu. Beberapa kali juga Megawati-SBY bertemu. Artinya, dinamika politik yang biasa saja.
Menurut Puan Maharani juga, para tokoh senior tersebut memang tidak perlu untuk terlalu sering bertemu, yang penting komunikasi tetap dibangun dengan baik. “Jauh di mata, dekat di hati,” begitu Puan Maharani mengumpamakan. Sebagaimana biasa saja. Sebab, tidak bertemu dan sering bertemu, akan menciptakan dugaan-dugaan yang terkadang berdasarkan mutlak pada asumsi yang tidak penting. Suara-suara yang muncul kemudian terlalu ramai untuk menilik persoalan yang sebenarnya tidak ada.
Jauh panggang dari apinya. Jauh analisa dari realitasnya.
Tapi bagaimanapun, Puan Maharani merasa bahagia dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya terhadap para tokoh senior yang telah memberikan contoh, keteladanan, sekaligus pendidikan politik menyejukkan bagi seluruh rakyat Indonesia, sepanjang untuk kepentingan bangsa dan negara. Tidak hanya pertemuan antara megawati-SBY saja, tapi tokoh-tokoh lain yang mempunyai akar dan pengaruh, karena merekalah guru bangsa yang sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Pemandangan dan sesi foto bersama di Istana yang dilakukan oleh para pemimpin Indonesia yang berjasa pada Negara, merupakan momentum untuk mencipratkan semangat persatuan dan kesatuan melalui hubungan yang menyejukkan.