Konten dari Pengguna

GAK SUKA GADUH, PUAN MAHARANI MEMILIH SIKAP SEPERTI INI

21 Februari 2018 17:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Samsul Anwar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
GAK SUKA GADUH, PUAN MAHARANI MEMILIH SIKAP SEPERTI INI
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Puan Maharani, termasuk politisi yang berhasil mencipratkan suasana keteduhan dalam konstelasi perpolitikan Indonesia. Karakter dan gaya politiknya yang lembut, mampu “memaniskan” suasana perpolitik kita yang, beberapa tahun terakhir, selalu gaduh. Tidak terlalu banyak memberikan komentar, yang meskipun benar terkadang terpelintirkan, karena Puan Maharani fokus bekerja.
ADVERTISEMENT
Puan Maharani bukan tipe politisi yang “suka mencari berita” dengan mengeluarkan statement yang tidak produktif. Sesekali ia bermaksud untuk bercanda, tapi kemudian itu dimanfaatkan oleh pihak lawan politik untuk menjatuhkannya secara kasar. Maka, kalau kita lihat dipemberitaan, konten berita yang berisi nyinyir terhadap Puan Maharani selalu leading, meski itu hoax dan provokatif. Namun secara umum, Puan Maharani termasuk politisi, sekaligus menteri saat ini, yang tak terlalu “mengumbar” dan “menjual” pernyataan, kecuali yang memang diperlukan.
Artinya, gaya politik Puan Maharani menyejukkan.
Tapi bukan berarti tidak tegas apalagi melempem, karena faktanya kita juga sering melihat Puan Maharani kerap tegas dan berapi-api mengeluarkan pernyataan. Sebab, soal tegas harus dibedakan dengan keras. Soal berapi-api, harus dibedakan dengan kasar.
ADVERTISEMENT
Coba kita review kembali pernyataanya tentang kesalahan fatal dua politisi dari Gerindra dan Nasdem: Arief Poyuono dan Viktor Laiskodat. Keduanya sama-sama menegasikan partai yang menjadi lawan politiknya dengan sesuatu yang buruk, membahayakan, dan sangat merugikan pihak lain. Menghadapi itu, Puan Maharani tak lantas mempergunakan cara-cara yang “kasar”, meski kemarahan (secara kemanusiaan) adalah pilihan yang wajar, apalagi jika itu adalah partai sendiri.
Puan Maharani lebih menyarankan untuk mempergunakan cara-cara kekeluargaan. Permohonan maaf, tentu saja wajib dilakukan. Namun setelah itu, tak mesti dilanjutkan dengan cara saling melaporkan, dan tak akan usai. Menurut Puan Maharani, mestinya dunia politik harus diisi dengan etika dan kesantunan supaya menjadi pendidikan politik yang baik bagi para gerenasi penerus bangsa. Kebijaksanaan ini, bahkan membuat Arief Poyuono mengakui Puan Maharani sebagai sosok politisi yang meneduhkan.
ADVERTISEMENT
Artinya, gaya politik Puan Maharani menyejukkan.
Termasuk juga responnya terhadap pertemuan Megawati-SBY yang baru saja terjadi di Istana ketika perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Ketika banyak orang mengeluarkan banyak tafsir atas pertemuan itu, yang kadang “liar”, Puan Maharani lebih memilih menganggapnya sebagai pelajaran politik yang baik. Menurutnya juga, tokoh-tokoh politik memang tak perlu sering-sering ketemu karena yang penting komunikasi politik terjalin dan terjaga dengan baik. Sesekali saja bertemu, jauh di mata dekat di hati. Karena terlalu sering bertemu pun, di Indonesia ini, akan dijadikan santapan empuk yang bisa mengobok-obok suasana yang tenang karena kelihaian para pengamat, yang kadang berlebihan mempergunakan imajinasi analisisnya.
Artinya, gaya politik Puan Maharani menyejukkan.
Bekerja untuk bangsa dan mengabdi untuk negeri, jauh lebih penting daripada berbasa-basi. Begitulah hebat dan bijaknya Puan Maharani.
ADVERTISEMENT