Konten dari Pengguna

JLEBBB... PUAN MAHARANI TEGASKAN MEMBANGUN MANUSIA BEDA DENGAN BANGUN GEDUNG

21 Februari 2018 17:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Samsul Anwar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
JLEBBB... PUAN MAHARANI TEGASKAN MEMBANGUN MANUSIA BEDA DENGAN BANGUN GEDUNG
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Membangun manusia dan kebudayaan, tidak bisa disamakan dengan membangun infrastruktur, meski sebagiannya harus ditopang dari fasilitas yang dibangun secara terukur. Membangun manusia adalah membangun yang hidup sehingga menjadi sebuah konsep, nilai, dan gaya hidup lestari yang menjadi acuan. “Membangun manusia adalah membangun keseluruhan aspek untuk kesejahteraan”, pungkasnya suatu kali.
ADVERTISEMENT
Maka tidak aneh kalau dikatakan, bahwa kerja Puan Maharani bersama Kementerian yang dipimpinnya adalah kerja kemanusiaan, kerja kebudayaan. Tampil lebih soft dan “samar”, tapi sejatinya itulah pembangunan.
Karena membangun manusia dan kebudayaan, maka pendidikan menjadi salah satu kunci untuk menunjang pembangunan. Dengan pendidikan, masa depan akan lebih terarah dan cerah. Dengan pendidikan, konsep berpikir akan berkembang dan lebih terbuka. Pendidikan adalah cara untuk mengangkat harkat kemanusiaan seseorang. Pendidikan menjadi cara untuk “mengisi” manusia. “sebab tanpa pendidikan, tak mungkin ada kemajuan! Tak mungkin!”, begitu kata Puan Maharani dalam wawancara santai.
Maka, Puan Maharani melakukan koordinasi dengan Kementerian terkait bagaimana bisa memberikan akses pendidikan yang lebih kepada rakyat. Selaras dengan keinginan Presiden untuk kemudian memberikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang sudah menyasar pada jutaan penerima manfaat. Juga revitalisasi pendidikan vokasional dan pendidikan yang berbasis keagamaan (termasuk pendidikan di Pondok Pesantren)
ADVERTISEMENT
Kesehatan, kemudian menjadi kunci selanjutnya. Sederhana, bahwa dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat. Maka untuk memperkuat rakyat Indonesia, jaminan kesehatan menjadi mutlak diperlukan. Tak ada pembangunan manusia jika mereka sering sakit-sakitan, sementara tak ada yang memastikan pengobatan dan pentingnya pendidikan tentang gaya hidup sehat. Maka, dalam beberapa kesempatan, Puan Maharani begitu intens menyoal tentang kesehatan.
Kartu Indonesia Sehat (KIS) menjadi jawaban atas kegelisahan, dan Puan Maharani bersama Kementerian terkait, menjadi bagian penting dibalik tersebarnya jutaan kartu tersebut. Tidak hanya itu, Puan Maharnai juga konsisten menyoal tentang Jaminan Kesehatan Nasional, BPJS Kesehatan, dan program kesehatan lain yang urgen dalam konteks memberikan pelayanan dan penyediaan kesehatan bagi masyarakat. Melalui Kampung KB, Puan Maharani juga mendorong agar sehat menjadi sebuah jalan dan pilihan melalui pendidikan kesehatan. Termasuk juga pemberian makanan tambahan, untuk memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Sehat tidak hanya ketika sakit, tapi ia menjadi konsep dan pendidikan yang mengerucut pada kesadaran untuk memilih cara hidup dan pola yang sehat yang dibiasakan. Ini menjadi lebih penting ketimbang sembuh dari sakit karena mampu mencegah agar tidak sakit”, begitu tegas Puan Maharani.
Kunci selanjutnya untuk membangun manusia dan kebudayaan adalah pembangunan yang berbasis keluarga dan pembangunan yang berbasis desa. Keluarga, bagi Puan Maharani, adalah pilar pembangunan karena dari sanalah manusia dibangun melalui didikan dan modelling langsung dari orang tua.
Bersama Kementerian terkait, kemudian Puan Maharani mengoordinasikan tentang pentingnya sebuah keluarga dalam struktur pembangunan manusia. Muncullah kemudian Program Keluarga Sejahtera (PKH) dan Kartu Keluarga Sejahtera. Begitu pula dengan pembangunan desa. Melalui anggaran dana desa (ADD), diharapkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan karena desa-lah yang paling mengerti apa yang dibutuhkan, tugas pemerintah adalah menyediakan anggaran untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan.
ADVERTISEMENT
Pendidikan, kesehatan, keluarga dan desa sudah dibangun, maka tugas selanjutnya yang menjadi kunci untuk pembangunan adalah terciptanya kehidupan sosial yang baik. Artinya, pembangunan Indonesia memerlukan tenaga baru, yakni pemuda, sebagai katalisator dari perubahan. Bersama Kementerian terkait, Puan Maharani mengajak seluruh elemen (utamanya pemuda) untuk ikut membangun. Dengan beberapa kegiatan kepemudaan (termasuk melalui olah raga), diharapkan mampu menjadikan pemuda lebih produktif. Keluarga dan desa ikut berperan untuk menciptakan pemuda-pemuda yang tangguh dan cakap dalam bersosialisasi.
Inilah yang dilakukan oleh Puan Maharani. Bukan soal aku-mengakui, karena memang tugasnya adalah melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian terhadap Kementerian sehingga program pembangunan kemanusiaan dan kebudayaan dapat dicapai sesuai target dan renstra yang sudah disusun oleh Kemenko PMK.
ADVERTISEMENT
Membangun manusia dan kebudayaan, mungkin tak semenarik membangun infrastruktur yang nyata, bisa terlihat hasilnya. Tapi sejatinya pembangunan adalah membangun yang hidup dan menjaga yang berkembang. Itulah yang dilakukan Puan Maharani. Sebab posisinya sebagai Menko, sesekali perannya samar atau mungkin tak terlihat dan bisa jadi memang sengaja tak dilihat untuk menjatuhkan dan menjatuhkan Puan Maharani sebagai menteri yang tidak bekerja, tapi Puan Maharani tak mau ambil pusing dengan semuanya, yang penting dirinya bekerja; untuk pembangunan manusia dan kebudayaannya.
Puan Maharani juga tak perlu mengeluh dengan pemberitaan dirinya yang gaduh (atau sengaja digaduhkan), karena ia tahu, lebih penting bekerja untuk rakyat dengan cara berpeluh-peluh.