Konten dari Pengguna

PERJUANGAN BERAT PUAN MAHARANI SEBAGAI MENTERI PMK

21 Februari 2018 17:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Samsul Anwar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
PERJUANGAN BERAT PUAN MAHARANI SEBAGAI MENTERI PMK
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kita tak perlu meragukan komitmen dan konsistensi Puan Maharani terhadap pendidikan Nasional. Banyak kebijakan dan program yang secara produkif ditujukan untuk memajukan dunia pendidikan kita. Sebut saja seperti Puan Maharani, yang termasuk “suksesor” keberlangsungan program Kartu Indonesia Pintar (KIP), program revitalisasi pendidikan vokasional, upaya penguatan pendidikan karakter dan revolusi mental di lembaga pendidikan, atau bantuan-bantuan yang diberikan untuk memperbaiki fasilitas pendidikan.
ADVERTISEMENT
Termasuk juga bantuan alat musik Kolintang, Khas Sulawesi Utara, yang diberikan kepada Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) ketika Puan Maharani melakukan kunjungan, dan sekaligus meresmikan Aula Taufiq Kiemas yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan olahraga, pertemuan, dan acara lainnya. Pada kunjungan sebelumnya ke Sekolah tersebut, Puan Maharani juga memberikan bantuan puluhan unit komputer untuk meningkatkan fasilitas dan kualitas pendidikan.
Untuk kepentingan pendidikan vokasional, Puan Maharani melakukan kerjasama produktif dengan instansi lain, baik di dalam negeri seperti perusahaan maupun di luar negeri seperti kerjasama dengan lembaga pendidikan di Korea, seperti MoU beberapa tahun lalu.
Untuk mendukung pendidikan karakter serta penanaman nilai-nilai revolusi mental, Puan Maharani melakukan kerjasama dengan PBNU dan Muhammadiyah tentang bagaimana memajukan dan mengembangkan pendidikan keagamaan sehingga bisa “kebal” terhadap paham-paham ekstrim dan intoleran yang mulai menjalar.
ADVERTISEMENT
Ini merupakan bagian dari perjuangan Puan Maharani, karena baginya, pendidikan adalah katalisator utama untuk memajukan sebuah bangsa. Dengan pendidikan yang layak dan berkualitas, akan lahir sumber daya manusia yang mumpuni; dibekali keilmuan, kemampuan, serta karakter yang bisa diandalkan, dan tentu saja mempunyai prinsip keagamaan yang kuat dan taat sebagai “benteng” munculnya perilaku negatif.
Bagi Puan Maharani, hal ini bukan saja sebagai perwujudan dari tugas semata, tapi sekaligus perwujudan cita-cita bangsa, yaitu untuk mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan masyarakat Indonesia. Karena sebagaimana kita ketahui, bahwa bangsa ini mempunyai komitmen yang kuat untuk memajukan pendidikan. Terbukti dengan amanah undang-undang yang mewajibkan 20% dari APBN Negara, harus diperuntukkan bagi perkembangan dan upaya untuk memajukan pendidikan.
ADVERTISEMENT
Semangat inilah yang kemudian membuat Puan Maharani melakukan kerja koordinatif dengan Kementerian dan lembaga terkait, terutama dengan Kemendikbud yang berada dalam garis koordinasi dan tanggung jawabnya, untuk memastikan; seluruh anak Indonesia mendapatkan pendidikan yang didukung dengan kualitas dan fasilitas yang memadai. Tentu saja tugas ini tidak sederhana, tapi Puan Maharani telah membuat langkah-langkah dan kemajuan yang berarti. Tentu saja masih perlu perbaikan disana-sini, tapi rasa optimisme untuk memajukan bangsa melalui pendidikan tetaplah membubung tinggi.
Begitulah fokus kerja Puan Maharani terhadap dunia pendidikan negeri ini.