Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
PUAN MAHARANI TEGASKAN PRINSIP INI HARUS DIANUT BERSAMA
21 Februari 2018 18:11 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Samsul Anwar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Puan Maharani percaya, bahwa pembangunan tak bisa dilaksanakan tanpa memiliki konsep dan data yang akurat. Pembangunan, juga tak akan berjalan dengan baik tanpa ditopang dengan kerelaan semua pihak untuk saling bantu-membantu, bergotong royong. Sebab, pembangunan sejatinya adalah tugas bersama, bukan tugas pemerintah saja. Sama sekali bukan! Tanpa kebersamaan untuk saling mendukung, hanya akan menciptakan sekat-sekat tidak produktif karena kontradiksi yang semakin menguat.
ADVERTISEMENT
Misal, ketika pemerintah membangun, selalu ada saja yang nyinyir. Mereka adalah kelompok yang secara konsisten selalu melihat pemerintah dalam sudut pandang negatif, meski dirinya pun tidak pernah memberikan sumbangsih untuk membangun negeri. Tentu, biasa saja menghadapi hal-hal semacam ini.
Sebab itulah Puan Maharani bekerja untuk kebersamaan yang dilandasi gotong royong sebagai nilai penting dalam pengejawantahan revolusi mental. Sederhana, “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing,” begitu pepatah mengatakan.
Dari pusat hingga daerah, semuanya harus bergerak. Kerja bersama. Tak bisa berat sebelah. Ketika pemerintah pusat semangat untuk membangun, tapi di daerah (mulai dari tingkat II hingga tingkat RT) justru berleha-leha (apalagi ikut menularkan pesimisme dan apatisme), pembangunan akan sia-sia.
Tersebab itulah, Puan Maharani selalu menekankan pentingnya gotong royong, dalam segala hal, untuk segala kebaikan dan kemajuan.
ADVERTISEMENT
Kebijakan koordinatif kerap kali dilakukan Puan Maharani sebelum menciptakan sebuah kebijakan. Tidak hanya setingkat menteri atau lembaga tinggi lainnya, tapi menyasar juga pada tingkat dan struktur terkecil dari pemerintahan, bahkan setingkat RT. Contohnya, mudah saja bahwa kebijakan seperti KIP, KIS, dan yang lainnya, tidak mungkin dilakukan tanpa data yang diperoleh melalui kerjasama dengan RT atau pegawai kelurahan. Sebab mereka yang bersentuhan secara langsunglah yang paling tahu kondisi di bawah, sehingga akurasi data dapat dipertanggung-jawabkan.
Hal itu pulalah yang dilakukan Puan Maharani ketika mengintruksikan kepada pemerintah daerah untuk segera melakukan update data penerima bantuan sosial, karena nantinya, polanya akan berganti menjadi bantuan non-tunai, yang dilakukan secara bertahap, sebagaimana disampaikan oleh Puan Maharani dalam Rapat Koordinasi Nasional Data Terpadu 2017. Sebab akurasi data menjadi sangat penting dalam konteks pembangunan dan kesejahteraan penduduk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Karena gotong royong adalah jiwa bangsa, Puan Maharani menjadikannya tidak hanya simbol semata, tapi sekaligus sebagai kekuatan yang akan mempermudah pencapaian kesuksesan pembangunan bangsa. Semua pihak, dari yang paling atas hingga yang paling bawah, dari yang punya jabatan hingga rakyat biasa, semuanya harus bergotong royong membangun bangsa ini. Itulah kerja cerdas Puan Maharani.