Konten dari Pengguna

Magnet Politik Pilkada Jakarta

samsul marpitasa
Dosen di Universitas Pamulang
31 Juli 2024 5:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari samsul marpitasa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi pilkada Jakarta (pixabay.com/OpenClipart-Vectors)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi pilkada Jakarta (pixabay.com/OpenClipart-Vectors)
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang Pilkada Jakarta berarti berbicara tentang politik nasional, Pilkada Jakarta tidak bisa dipisahkan dengan kontestasi serta konstelasi politik nasional, keseriusan para elite partai hingga ketua partai di dalam menyongsong Pilkada Jakarta memberikan bukti yang kuat bahwa Pilkada Jakarta sangat berdampak terhadap kepemimpinan nasional hingga 5 tahun ke depan, siapapun partainya yang memenangkan hati warga Jakarta dengan memilih pasangan calon yang diusung oleh kelompok partai tersebut akan memberikan efek elektoral di pilpres mendatang, setidaknya untuk pasangan yang diusung, sebagai contoh Anies Baswedan mendapatkan hingga 24, 95 persen dalam pemilihan Presiden kemarin 2024, lalu Jokowi mendapatkan 53,15 persen dalam pemilihan Presiden 2014, baik Anies Baswedan maupun Jokowi adalah sama-sama mantan Gubernur Jakarta yang terus melanjutkan karir politiknya dengan ikut mencalonkan diri di dalam pemilihan Presiden waktu itu dan keduanya mendapatkan elektoral efek yang cukup tinggi pada saat mengikuti kontestasi politik pemilihan Presiden, contoh dari ke dua tokoh tersebut memberikan gambaran yang sangat jelas bahwa siapapun yang berhasil menjadi Gubernur Jakarta memiliki potensi besar memperoleh efek elektoral dibandingkan dengan yang belum pernah belum pernah menjabat sebagai Gubernur Jakarta, inilah mengapa Pilkada Jakarta memiliki magnet yang amat kuat bagi para elite partai bahkan banyak yang mengatakan Pilkada rasa Pilpres, kalau kita coba telisik lebih jauh keterpilihan Jokowi di Pilpres 2014 dan melambungnya perolehan suara
ADVERTISEMENT
Anies Baswedan di Pilpres 2024 bukan hanya keduanya mantan Gubernur Jakarta namun ada rekam jejak mereka yang berbicara, sehingga rekam jejak mantan Gubernur Jakarta yang dianggap baik oleh masyarakat Jakarta memberikan nilai (value) tersendiri yang akan mendongkrak perolehan suara mereka di pemilihan Presiden, dua hal tersebut yaitu mantan Gubernur Jakarta dan rekam jejak yang baik adalah satu paket (dua variabel yang tidak bisa dipisahkan).
Magnet politik Jakarta yang begitu besar, memaksa siapapun pasangan calon yang diusung harus memiliki rekam jejak dan prestasi baik, maka dari itu yang dilihat bukan hanya popularitas namun juga prestasi yang pernah ditorehkannya, sebagai contoh Ahok (Basuki Cahaya Purnama), beliau sebelum menjadi Gubernur Jakarta telah memiliki rekam jejak dan prestasi cukup baik, sewaktu masih menjabat sebagai Bupati Bangka Belitung
ADVERTISEMENT
berhasil mewujudkan banyak kinerja positif, antara lain pengaspalan jalan hingga ke pelosok kampung, memberikan layanan kesehatan gratis kepada seluruh warga, biaya SMA dan pendidikan tinggi gratis, hingga perbaikan fasilitas dan sarana publik. Ia juga dikenal sebagai Bupati yang sangat mudah dihubungi oleh warganya dengan selalu memberikan nomor HP dan bisa dihubungi lewat nomor tersebut (https://p2k.stekom.ac.id) dan ketika masih menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) membuat beberapa gebrakan, di mulai dari kebijakan karyawan biasa bisa jadi petinggi di Pertamina, menghapus fasilitas kartu kredit bagi petinggi Pertamina hingga mendorong transparansi bisnis di perusahaan tersebut dengan memberikan akses informasi operasional melalui website resmi Perseroan . Ia berharap bahwa masukan dan saran bisa diberikan oleh masyarakat demi pelayanan Pertamina ke publik (Kompas, 21/06/2021).
ADVERTISEMENT
Begitupun dengan Anies Baswedan, baik sebelum dan saat menjabat sebagai Gubernur DKI telah menorehkan segudang prestasi baik nasional maupun internasional sama halnya dengan Ridwan kamil yang tidak kalah memiliki sederet prestasi baik sebelum maupun saat masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.
Gambaran di atas memberikan arti yang cukup dalam bahwa magnet politik Jakarta yang begitu besar dan kuat dengan sendirinya akan mendorong partai-partai politik sangat sibuk mencari sosok yang mumpuni serta memiliki potensi untuk menang di dalam kontestasi pemilihan Gubernur Jakarta dan memberikan dampak terhadap pemilihan Presiden mendatang.