Konten dari Pengguna

Membaca Langkah (Strategis) PKS di Pilgub DKI 2024

samsul marpitasa
Dosen di Universitas Pamulang
27 Juni 2024 8:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari samsul marpitasa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ilustrasi langkah PKS dalam Pilgub DKI (pixabay.com/ha11ok)
Tidak ada hujan dan tidak ada badai yang menerjang, ketika kalangan dikagetkan oleh langkah PKS, partai yang berlambang bulan sabit dan butiran padi ini, tiba-tiba mengumumkan untuk mengusung kader potensialnya yang juga menjadi wakil ketua dewan syuro dan mantan Presiden PKS yaitu Mohamad Sohibul Iman atau biasa dipanggil Sohibul Iman untuk maju menjadi bakal calon Gubernur DKI untuk masa periode 2024-2029. Langkah berani ini sontak menuai banyak respon dari berbagai kalangan baik dari partai maupun pengamat politik, terutama dari partai yang dari awal sudah memberikan sinyal untuk mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon Gubernur DKI, seperti diungkapkan oleh Ketua DPP PDI P, Eriko Sotarduga yang menyatakan bahwa dimajukannya sosok Sohibul Iman adalah bargaining position dari PKS (detiknews, 25/6/2024), Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh menilai Sohibul belum pasti dicalonkan oleh PKS sebagai bacagub dalam pilgub mendatang. Paloh menilai masih ada potensi PKS mengusung sosok selain Sohibul dalam kontestasi perebutan kursi Jakarta 1 itu (CNBC Indonesia, 25/6/2024), dilansir dari Jawapos.com, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi, setiap partai politik mempunyai hak untuk menyalonkan kadernya maju dalam kontestasi Pilkada, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB, Syaiful Huda (Kompas, 24/6/2024), menilai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bakal mengusung Sohibul Iman maju dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta belum final, kemudian pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menyebut bahwa diajukannya nama Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur (cagub) Jakarta oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah cara untuk menempatkan diri sebagai partai pemenang pemilihan legislatif (Pileg) 2024 di Jakarta (Kompas, 24/6/2024).
ADVERTISEMENT
Langkah berani PKS ini tentu patut diacungi jempol, kendati belum cukup suara untuk mengusung calonnya sendiri namun dengan percaya diri mengambil langkah maju untuk mengusung kadernya maju dalam kontestasi Pilkada DKI 2024 dan yang lebih mengejutkan lagi, di awal Sohibul Iman diusung sebagai bakal calon Gubernur DKI, bukan bakal calon wakil Gubernur, baru kemudian selang beberapa hari PKS secara resmi mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon Gubernur DKI 2024 dan Sohibul Iman sebagai bakal calon wakil gubernurnya. Lantas, Mengapa PKS berani mengambil langkah lebih awal dengan memajukan kadernya sendiri untuk kemudian berpasangan dari Anies Baswedan di Pilgub DKI 2024?
Sesungguhnya hal sederhana yang bisa kita baca ialah karena PKS berhasil mendapatkan suara dominan di pemilihan anggota legislatif untuk daerah pemilihan DKI Jakarta dengan berhasil meraup 16,68% suara atau setara dengan 18 kursi DPRD DKI, di atas partai politik lainnya bahkan dari partai pemenang pemilu tahun lalu yaitu PDI P yang hanya berhasil meraup 14,01 % suara atau mendapatkan 15 kursi di DPRD DKI Jakarta untuk masa kerja 2024-2029. Keberhasilan PKS di dalam meraup suara pemilih di DKI ini dikonversi sebagai daya tawar (bargaining) dengan mengusung kader potensialnya dan hal ini merupakan sesuatu yang sangat wajar, kedua yang bisa dibaca ialah PKS merupakan salah satu partai yang memiliki basis pemilih sangat loyal yang mana pemilih PKS hampir tidak mungkin akan bergeser ke partai lain atau ke bakal calon yang diusung partai lain, ditambah para kader dan simpatisan PKS ini dikenal dengan militansinya untuk kerja-kerja partai terutama pada saat pemilihan Kepala daerah ataupun pemilihan umum Presiden.
ADVERTISEMENT