Konten dari Pengguna

Evolusi Teknologi Fotografi: Dari Kodak hingga Smartphone

Samuel Berrit Olam
Pecinta teknologi
28 September 2024 18:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Samuel Berrit Olam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Fujifilm X-T3. Sumber: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Fujifilm X-T3. Sumber: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Industri fotografi telah mengalami transformasi besar dalam beberapa dekade terakhir, dengan pemain-pemain besar di dunia teknologi bersaing untuk mendominasi pasar. Mulai dari Kodak yang dulu memimpin, hingga kehadiran smartphone dengan teknologi fotografi komputasional, semua ini mencerminkan perubahan cepat dalam lanskap industri.
ADVERTISEMENT
Kodak dan Inovasi yang Terlambat
Kamera dan rol film Kodak. Sumber: Pexels.com
Kodak, perusahaan yang dulunya mendominasi industri fotografi dengan kamera portable dan film gulung, gagal beradaptasi dengan revolusi kamera digital. Meskipun menciptakan kamera digital pertama pada tahun 1975, manajemen Kodak justru menganggap teknologi digital sebagai ancaman bagi bisnis film yang lebih menguntungkan. Mereka lebih memilih untuk tetap berfokus pada film, sementara kompetitornya, Nikon dan Canon, dengan cepat mengadopsi teknologi digital dan mulai mengembangkan kamera DSLR. Keputusan Kodak yang terlambat ini menyebabkan perusahaan tersebut kehilangan posisinya di puncak industri fotografi.
Sony Mengubah Permainan dengan Kamera Mirrorless
Sony A7Sii Full Frame Mirrorless. Sumber: Unsplash.com
Di sisi lain, Sony muncul sebagai pemain inovatif yang mengubah dinamika industri fotografi dengan kamera mirrorless. Pada tahun 2013, Sony meluncurkan Alpha 7, kamera mirrorless full-frame yang lebih ringan dan ringkas, namun tetap menawarkan kualitas gambar setara DSLR. Inovasi ini mengguncang dominasi Nikon dan Canon di pasar DSLR dan memaksa mereka untuk segera beralih ke teknologi mirrorless. Dalam beberapa tahun, Sony berhasil menguasai lebih dari 40% pangsa pasar global kamera mirrorless, sementara Nikon dan Canon berjuang untuk mengejar ketertinggalan.
ADVERTISEMENT
Smartphone Merebut Pasar Fotografi Konsumen
Foto menggunakan iPhone. Sumber: Unsplash.com
Fotografi komputasional, yang dipelopori oleh Apple dan Google, semakin mempercepat transformasi ini. Dengan teknologi seperti Smart HDR dan Night Mode, smartphone seperti iPhone dan Google Pixel kini mampu menghasilkan foto berkualitas tinggi dengan mudah. Hal ini menggeser preferensi banyak pengguna dari kamera profesional ke smartphone yang lebih praktis dan portabel. Bahkan kamera smartphone modern, seperti Google Pixel 7 yang dilengkapi sensor 50 megapiksel, telah melampaui beberapa kamera digital tradisional dalam hal resolusi dan kemampuan pengambilan gambar.
Penurunan penjualan kamera digital konsumen adalah bukti nyata dari dampak fotografi komputasional. Pada tahun 2021, penjualan kamera digital hanya mencapai 8,4 juta unit, jauh dari puncaknya di tahun 2009 dengan 121,2 juta unit. Para produsen kamera seperti Canon, Nikon, dan Sony kini harus berfokus pada segmen kamera profesional untuk tetap relevan, karena smartphone telah mengambil alih sebagian besar pasar fotografi konsumen.
ADVERTISEMENT
Pelajaran dari Perubahan Cepat di Industri Fotografi
Transformasi dalam industri fotografi ini mengajarkan beberapa pelajaran penting. Pertama, adaptasi adalah kunci untuk bertahan di pasar yang terus berubah. Kodak, yang gagal beradaptasi dengan teknologi digital, akhirnya tenggelam setelah bertahun-tahun mendominasi pasar. Kedua, inovasi berkelanjutan adalah elemen penting untuk mempertahankan posisi di industri. Sony berhasil mengguncang industri dengan teknologi mirrorless-nya, yang memaksa Nikon dan Canon untuk berinovasi lebih cepat.
Terakhir, disrupsi sering kali datang dari luar industri. Kehadiran fotografi komputasional dari Apple dan Google membuktikan bahwa inovasi tidak selalu berasal dari pemain tradisional. Teknologi baru yang memungkinkan siapapun mengambil foto berkualitas tinggi tanpa keterampilan teknis telah mengubah cara dunia berinteraksi dengan fotografi.
ADVERTISEMENT
Industri ini menunjukkan bahwa hanya mereka yang berani berinovasi dan cepat beradaptasi yang akan terus relevan di tengah perubahan yang tidak terelakkan.