Konten dari Pengguna

Google Terancam Perusahaan AI, Sejarah Kejatuhan Yahoo Bisa Terulang

Samuel Berrit Olam
Pecinta teknologi
4 Oktober 2024 11:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Samuel Berrit Olam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Google Pencarian. Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Google Pencarian. Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Google, sang raksasa teknologi di dunia mesin pencari, kini menghadapi tantangan besar yang mengingatkan kembali pada sejarah kejatuhan Yahoo. Pada tahun 1998 dan 2002, Google pernah ditawarkan kepada Yahoo masing-masing seharga 1 juta dan 3 miliar USD, namun Yahoo menolak tawaran tersebut. Kala itu, Yahoo percaya bahwa mereka mampu mengembangkan mesin pencari yang lebih baik sendiri. Penolakan ini ternyata menjadi kesalahan besar bagi Yahoo, yang akhirnya tersisih oleh dominasi Google dalam industri pencarian.
ADVERTISEMENT
Kini, Google tampaknya berada di persimpangan sejarah serupa. Perusahaan-perusahaan seperti Perplexity AI dan OpenAI membawa inovasi teknologi yang lebih canggih, fokus pada kecerdasan buatan (AI) dan interaksi pengguna yang lebih personal serta real-time. Perplexity AI menghadirkan hasil pencarian yang lebih relevan dan kontekstual, sementara OpenAI dengan model GPT-nya memungkinkan pengguna berkomunikasi secara langsung dengan AI.
Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan di dunia pencarian semakin memanas, mengingat teknologi AI yang semakin berkembang. Meski Yahoo dahulu takluk pada awal 2000-an, kali ini Google yang harus menghadapi ancaman dari perusahaan AI baru tersebut.
Google telah mencoba melawan dengan meluncurkan GeminiAI, sebuah sistem AI yang terintegrasi dalam seluruh ekosistemnya. Namun, laju perkembangan pesaingnya seperti Perplexity AI dan OpenAI sangat cepat. Apabila Google tidak berinovasi lebih cepat, mereka berisiko bernasib sama seperti Yahoo yang dahulu mereka taklukkan.
ADVERTISEMENT
Dengan sejarah sebagai pelajaran dan persaingan yang semakin sengit, dunia kini menanti apakah Google mampu mempertahankan puncak dominasinya atau justru terperosok seperti Yahoo di masa lalu.