Konten dari Pengguna

Dalam Hening, Aku Kembali Tersadar: Apa Arti Hidup?

Sanda Patrisia Komalasari
Dosen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas
27 Mei 2024 9:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sanda Patrisia Komalasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hening, Alahan Panjang, Sumatera Barat. Foto: Take by Annisaa Rahman
zoom-in-whitePerbesar
Hening, Alahan Panjang, Sumatera Barat. Foto: Take by Annisaa Rahman
ADVERTISEMENT
Ditengah hiruk pikuk kehidupan, aku terdiam, menemukan diriku dalam hening. Hening membawaku pikiranku melayang, merenung tentang apa arti hidup. Kenapa? Apa yang sedang dikejar?
ADVERTISEMENT
Di tengah kehidupan yang semakin hedonis, di mana kesenangan dan kemewahan sering kali menjadi tujuan utama, kita terkadang lupa akan esensi dari hidup itu sendiri. Kita terjebak dalam keinginan yang tiada habisnya, selalu merasa kurang meskipun telah memiliki lebih dari cukup. Dalam pengejaran, kita sering lupa bahwa kita telah mengabaikan banyak hal, memberi dampak pada orang lain dan lingkungan.
Hidup dalam kemewahan tanpa batas, mengambil hak orang lain dengan berbagai cara, mungkin memberi kita kepuasan sementara. Namun, di balik semua itu, ada harga yang harus dibayar. Ketidakadilan yang kita ciptakan, kesenjangan yang semakin melebar, dan kehancuran lingkungan yang kita sebabkan menjadi beban yang pada akhirnya akan kita tanggung bersama.
ADVERTISEMENT
Dalam keheningan, aku kembali merenung tentang nilai-nilai yang sebenarnya penting dalam hidup. Bukan tentang seberapa banyak yang kita miliki, tetapi tentang bagaimana kita berbagi dan peduli terhadap sesama. Bukan tentang seberapa tinggi kita mendaki, tetapi tentang bagaimana kita membantu orang lain untuk turut naik bersama. Hidup adalah tentang kesederhanaan, tentang menghargai apa yang kita miliki, dan tentang bertanggung jawab terhadap dampak dari tindakan kita.
Keserakahan yang membutakan sering kali membuat kita lupa bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari kepemilikan yang berlebihan. Kebahagiaan sejati datang dari rasa syukur, dari kebersamaan, dan dari memberikan yang terbaik bagi orang lain. Saat kita mengambil lebih dari yang kita butuhkan, kita merampas hak orang lain untuk mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milik mereka. Ini bukan hanya tentang keadilan, tetapi juga tentang kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Dalam hening ini, aku menyadari bahwa hidup yang bermakna adalah hidup yang penuh kesadaran akan batas dan kebutuhan orang lain. Ketika kita hidup dengan kesederhanaan dan rasa syukur, kita tidak hanya membahagiakan diri kita sendiri, tetapi juga membawa kebaikan bagi orang lain. Saat kita berhenti mengejar kelebihan dan mulai menghargai apa yang kita miliki, kita menemukan kedamaian dalam diri dan harmoni dengan dunia sekitar.
Mungkin arti hidup tidak dapat ditemukan dalam satu jawaban tunggal. Setiap orang memiliki perjalanan dan makna yang berbeda. Namun, yang pasti, hidup adalah tentang menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan, kedamaian dalam kesendirian, dan kekuatan dalam perenungan.
Saat hening kembali menyelimuti, aku merasa lebih ringan. Pertanyaan tentang arti hidup mungkin masih ada, tapi kini aku menyadari bahwa pencarian itu sendiri adalah bagian dari keindahan hidup. Dan dalam pencarian itu, aku menemukan diriku kembali.
ADVERTISEMENT
Perenungan ini adalah pengingat bahwa dalam kesibukan sehari-hari, kita perlu mengambil waktu untuk berhenti sejenak, mendengarkan hening, dan merenung. Karena dalam hening, kita sering kali menemukan makna yang sejati dari hidup yang kita jalani.