Kripto ditengah Konflik: Sejarah, Fluktuasi Harga, dan Lanskap Regulasi Global

sandapatrisia
Dosen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
23 April 2024 9:41 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari sandapatrisia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bitcoin salah satu jenis Cryptocurrency. Foto: www.shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Bitcoin salah satu jenis Cryptocurrency. Foto: www.shutterstock.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, dunia kripto tidak hanya merasakan getaran konflik, tapi juga menavigasi gelombang ketidakpastian yang besar. Konflik geopolitik telah menambah ketidakpastian di pasar, memicu fluktuasi harga dan menantang para pembuat kebijakan untuk mengadaptasi regulasi di dunia yang terus berubah.
ADVERTISEMENT
Cryptocurrency adalah mata uang digital yang tidak memiliki bentuk fisik seperti uang kertas atau koin. Cryptocurrency menggunakan teknologi kriptografi. Kriptografi adalah cabang ilmu yang mempelajari teknik pengamanan informasi dan komunikasi melalui penggunaan kode, sehingga hanya penerima yang dituju yang dapat membaca dan memproses data tersebut.
Dalam konteks cryptocurrency, penggunaan kriptografi memiliki dua tujuan, yaitu 1) untuk mengamankan transaksi yang dilakukan antar pengguna, yakni memastikan bahwa transaksi tersebut dilakukan dengan aman dan tidak dapat dimanipulasi, 2) untuk mengontrol proses penciptaan unit baru dari mata uang tersebut, sehingga tidak ada pihak yang bisa secara sembarangan mencetak atau memproduksi mata uang digital ini tanpa mengikuti aturan yang telah ditetapkan dalam protokolnya.
Kripto pertama dan yang paling terkenal adalah Bitcoin. Bitcoin diperkenalkan oleh seseorang atau kelompok dengan nama samaran Satoshi Nakamoto melalui sebuah whitepaper. Bitcoin diterbitkan pada tahun 2008 dan jaringannya mulai beroperasi pada tahun 2009. Satoshi Nakamoto terus berkontribusi pada pengembangan Bitcoin hingga tahun 2010, setelah itu ia menyerahkan kontrol kode sumber kepada komunitas dan menghilang dari publik.
ADVERTISEMENT
Sejak peluncuran Bitcoin, berbagai mata uang kripto lain telah muncul, salah satunya adalah Ethereum pada tahun 2015. Ethereum memperkenalkan kontrak pintar yang memungkinkan lebih dari sekedar transfer mata uang. Kontrak pintar adalah program komputer yang berjalan di atas blockchain dan dapat menjalankan secara otomatis ketentuan perjanjian ketika kondisi yang disepakati terpenuhi. Ini memungkinkan pengguna untuk melakukan berbagai transaksi atau operasi yang lebih kompleks secara otomatis dan tanpa perantara.
Saat ini, mata uang kripto terus berkembang dengan cepat, membawa teknologi baru seperti DeFi (Decentralized Finance) dan NFT (Non-Fungible Tokens). DeFi menghadirkan layanan keuangan tanpa perantara tradisional, memungkinkan individu untuk melakukan pinjaman, pertukaran, dan investasi tanpa bergantung pada lembaga keuangan konvensional. Di sisi lain, NFT memperkenalkan konsep kepemilikan digital yang unik, memungkinkan penciptaan, perdagangan, dan pembelian aset digital yang tidak dapat dipalsukan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, per April 2024, belum ada otoritas global yang secara universal mengatur cryptocurrency. Regulasi terkait cryptocurrency sangat bervariasi antarnegara. Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa, telah mengembangkan kerangka hukum yang cukup rinci untuk mata uang digital, mencakup aspek pajak, anti pencucian uang, dan kepatuhan terhadap peraturan Know Your Customer. Sementara itu, beberapa negara seperti China telah mengambil pendekatan lebih ketat dengan melarang sebagian besar kegiatan terkait cryptocurrency. Di sisi lain, negara-negara seperti El Salvador telah mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran sah.
Pergerakan Harga Bitcoin (USD). Foto: tradingview.com
Investasi dalam cryptocurrency menawarkan prospek yang menarik tetapi juga penuh dengan risiko. Tingginya volatilitas harga mata uang kripto merupakan salah satu ciri khas yang membuat aset ini bisa sangat menguntungkan dalam waktu singkat, namun sebaliknya, investor juga bisa mengalami kerugian yang signifikan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2020, Bitcoin dimulai dengan harga sekitar $7,300 dan mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga mencapai sekitar $33,000 di akhir tahun. Tahun 2021 menjadi tahun yang luar biasa bagi Bitcoin dengan mencapai rekor tertinggi sekitar $65,000 pada bulan November, menggambarkan adopsi yang lebih luas dan minat investor institusional. Namun, tahun 2022 menandai periode penurunan, dimana Bitcoin turun dari sekitar $42,000 di awal tahun hingga mendekati $16,000 di akhir tahun, sebagian besar karena ketidakpastian ekonomi global dan perubahan dalam regulasi. Di tahun 2023, Bitcoin kembali fluktuatif dengan kisaran harga antara $17,000 pada awal tahun hingga $42.000 di akhir tahun. Faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga ini sangat beragam, mulai dari perubahan regulasi pemerintah, perubahan kepercayaan investor, hingga pengaruh dari berita global yang dapat secara drastis mengubah nilai mata uang digital.
Pegerakan Harga Bitcoin 1 Tahun Terakhir. Foto: tradingview.com
Pada grafik diatas, terlihat bahwa pada tahun 2024 harga bitcoin cenderung mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh adopsi institusional yang bertambah dan minat yang terus tumbuh dari investor ritel. Institusi-institusi besar mulai lebih serius terlibat dalam pasar crypto, baik melalui investasi langsung di berbagai aset kripto maupun melalui layanan keuangan yang terkait dengan blockchain. Di sisi lain, kesadaran dan kepercayaan yang meningkat di kalangan investor ritel juga memainkan peran penting dalam mendorong permintaan. Peningkatan infrastruktur, seperti bursa yang lebih aman dan lebih mudah diakses, serta berbagai aplikasi berbasis blockchain yang baru, terus mempermudah partisipasi dalam ekosistem kripto.
ADVERTISEMENT
Namun, pasar kripto baru-baru ini mengalami penurunan yang signifikan, dengan total kapitalisasi pasar turun 8.7% menjadi $2.17 triliun dalam 24 jam terakhir. Penurunan ini dipicu oleh eskalasi konflik antara Iran dan Israel, yang menyebabkan peningkatan kehati-hatian di kalangan investor dan pemindahan modal ke aset yang dianggap lebih aman seperti dolar AS. Sejak tanggal 12 April, saat konflik memanas, hampir $2.5 miliar posisi kripto telah dilikuidasi, dengan likuidasi long mendominasi, menandakan bahwa pasar terlalu leveraged di sisi bullish (cointelegraph.com).
Masalah keamanan merupakan risiko utama ketika berinvestasi di kripto. Investor dapat kehilangan aset dengan cepat karena insiden kejahatan siber. Sepanjang tahun 2023, beberapa peretasan besar telah terjadi, hal ini menyebabkan kerugian mencapai ratusan juta dolar. Misalnya, Mixin kehilangan sekitar $200 juta dan Euler Finance sebesar $197 juta. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pengamanan aset digital. Sangat penting bagi investor untuk memilih bursa yang menawarkan kebijakan penggantian dana jika terjadi kehilangan akibat serangan siber.
ADVERTISEMENT
Investasi kripto merupakan investasi yang menarik bagi banyak investor karena sifat inovatif dan potensi pertumbuhan yang besar. Meskipun ada risiko keamanan, sektor ini terus berkembang. Hingga saat ini, keamanan dan maturitas teknologi yang mendukung ekosistem kripto terus ditingkatkan. TRM Labs melaporkan bahwa kerugian akibat kejahatan siber di industri kripto telah turun lebih dari 50% dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pada protokol dan teknologi keamanan pada industri ini dapat membangun kepercayaan investor serta membuka peluang investasi baru.
Oleh sebab itu, penting bagi investor untuk melakukan riset yang mendalam sebelum terlibat dalam investasi kripto. Memahami dasar-dasar operasional mata uang, kondisi pasar, serta legalitas dan regulasi yang berlaku di wilayah mereka adalah kunci untuk mengelola risiko ini. Pendidikan dan kesadaran investor adalah aspek kritikal yang dapat mengurangi risiko dan memperluas pemahaman tentang cara kerja investasi dalam aset digital.
ADVERTISEMENT
Sebagai kesimpulan, meski berinvestasi di cryptocurrency tampak menggiurkan, pendekatan yang hati-hati adalah kunci. Dengan memperhatikan perkembangan terbaru dalam regulasi dan teknologi serta aktif dalam komunitas yang memiliki banyak pengetahuan, investor dapat lebih efektif menavigasi pasar yang sering kali tidak stabil. Dengan peningkatan infrastruktur dan regulasi yang lebih jelas akan memicu adopsi yang lebih luas dan menciptakan stabilisasi pada pasar kripto.