Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menghidupkan Kembali Warisan Minangkabau melalui Deta dan Tikuluak Adat
26 Agustus 2024 7:53 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 1 Oktober 2024 6:15 WIB
Tulisan dari Sanda Patrisia Komalasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumatera Barat kaya akan warisan budaya yang mendalam. Salah satu simbol yang paling mencolok dari kekayaan ini adalah pakaian adat Minangkabau. Sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya dan memperkenalkannya kepada generasi muda, kini ada aturan baru yang mendorong siswa untuk mengenakan pakaian adat, termasuk deta dan tikuluak dalam kegiatan sekolah. Dalam konteks pelestarian budaya Minangkabau, pakaian adat memainkan peran yang sangat penting, terutama deta dan tikuluak. Kedua elemen ini tidak hanya mempercantik penampilan, tetapi juga sarat dengan makna filosofis yang mencerminkan nilai-nilai luhur masyarakat Minangkabau.
ADVERTISEMENT
Deta adalah penutup kepala tradisional yang dikenakan oleh pria Minangkabau. Terbuat dari kain yang dililitkan dan dibentuk sedemikian rupa, deta memiliki bentuk yang beragam, tergantung pada asal daerah atau status sosial pemakainya. Beberapa jenis deta yang terkenal di Minangkabau antara lain Deta Lipek Pandan, Deta Ikek, dan Deta Selempang.
Deta tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap busana, tetapi juga melambangkan kepribadian dan kebijaksanaan pria Minangkabau. Penutup kepala ini merupakan simbol kehormatan dan kewibawaan, mencerminkan tanggung jawab seorang pria dalam masyarakat. Dalam acara adat, deta sering kali digunakan sebagai tanda penghormatan terhadap tamu atau sebagai bagian dari busana resmi yang menunjukkan identitas budaya Minangkabau.
Hampir sama dengan Deta, Tikuluak juga merupakan jenis penutup kepala, namun tikuluak dikenakan oleh wanita Minangkabau. Tikuluak juga terbuat dari kain yang dililitkan atau dibentuk, tetapi dengan desain yang lebih feminin dan elegan. Tikuluak memiliki beberapa variasi, seperti Tikuluak Tanduak, Tikuluak Badai, dan Tikuluak Ikek, yang masing-masing memiliki bentuk dan cara pemakaian yang berbeda sesuai dengan status sosial, usia, atau daerah asal wanita tersebut.
ADVERTISEMENT
Tikuluak melambangkan martabat, kesopanan, dan keanggunan wanita Minangkabau. Penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam acara adat mencerminkan nilai-nilai budaya yang menjunjung tinggi kehormatan dan kepatuhan terhadap norma-norma sosial. Tikuluak juga mencerminkan peran penting wanita dalam menjaga dan melestarikan tradisi serta sebagai penjaga keharmonisan dalam rumah tangga dan masyarakat.
Di tengah perkembangan zaman yang semakin modern, deta dan tikuluak semakin sulit ditemukan. Produksi dan penjualan deta dan tikuluak tradisional kini tidak sebanyak dulu. Banyak generasi muda yang mungkin belum terlalu mengenal, apalagi memiliki atau mengenakan kedua elemen budaya ini.
Dengan adanya kewajiban penggunaan pakaian adat di berbagai kesempatan, termasuk di lingkungan sekolah, serta terbatasnya penyediaan deta dan tikuluak di pasaran, hal ini menciptakan peluang besar untuk mengembangkan usaha yang berfokus pada busana tradisional ini. Melihat peluang tersebut, UMKM Susi Seprai dan Bedcover dengan cerdas memanfaatkannya untuk memperluas produksi dan pemasaran deta serta tikuluak. Susi memahami bahwa di tengah permintaan yang meningkat dan keterbatasan pasokan, ada kebutuhan mendesak untuk menyediakan produk adat berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan menghadirkan deta dan tikuluak yang otentik dan terjangkau, UMKM Susi tidak hanya memanfaatkan peluang ini untuk mengembangkan usahanya, tetapi juga berperan penting dalam pelestarian budaya Minangkabau, menjadikan warisan ini tetap hidup dan relevan di masa kini.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan UMKM Susi Seprai dan Bedcover dalam memanfaatkan peluang ini tidak hanya berdampak positif bagi perkembangan usaha, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan dalam memperkuat identitas budaya masyarakat Minangkabau. Dengan mempertahankan kualitas dan keaslian produk, Susi berhasil menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan kebutuhan modern, sehingga deta dan tikuluak tidak hanya diminati oleh kalangan tua, tetapi juga mulai dikenal dan dicintai oleh generasi muda.
Dengan kehadiran UMKM Susi Seprai dan Bedcover, masyarakat tidak hanya mendapatkan akses mudah terhadap deta dan tikuluak berkualitas, tetapi juga terlibat langsung dalam upaya pelestarian budaya. Ini adalah bukti bahwa melestarikan warisan budaya dapat berjalan seiring dengan perkembangan usaha, menciptakan sinergi yang kuat antara tradisi dan inovasi. Melalui dedikasi dan komitmen yang kuat, Susi telah menunjukkan bahwa usaha kecil pun dapat memainkan peran besar dalam menjaga agar budaya kita tetap hidup dan berkembang, bahkan di tengah arus modernisasi.
ADVERTISEMENT
Untuk memudahkan Anda dalam mendapatkan deta dan tikuluak berkualitas dari UMKM Susi Seprai dan Bedcover, kami menyediakan platform pemesanan online yang mudah diakses. Anda dapat mengunjungi instagram, shopee, ataupun kontak whatsapp Susi Sprei dan Bedcover melalui laman linktr.ee ini. Di halaman tersebut, Anda dapat menemukan berbagai pilihan produk, informasi detail, serta melakukan pemesanan secara langsung.
Universitas Andalas, melalui Program Kemitraan Masyarakat Membantu Usaha Berkembang (PKM-MUB) 2024 yang diketuai oleh Sanda Patrisia Komalasari, turut berperan aktif dalam membantu pengembangan UMKM Susi Seprai dan Bedcover. Program ini memberikan dukungan strategis melalui berbagai bentuk pendampingan, pelatihan, dan bantuan teknis untuk meningkatkan kualitas produksi, manajemen usaha, hingga pemasaran produk adat seperti deta dan tikuluak.
ADVERTISEMENT
Melalui PKM-MUB, Universitas Andalas membantu UMKM Susi tidak hanya memperluas jaringan distribusi, tetapi juga memastikan agar produk yang dihasilkan tetap mempertahankan keaslian dan kualitas yang tinggi. Dengan kolaborasi ini, UMKM Susi mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan pakaian adat berkualitas, sekaligus meningkatkan kesadaran generasi muda tentang pentingnya melestarikan budaya Minangkabau. Inisiatif ini juga menciptakan ekosistem bisnis yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, seiring dengan upaya pelestarian tradisi yang mendalam.
Kolaborasi antara Universitas Andalas dan UMKM Susi Seprai dan Bedcover ini menjadi bukti nyata bagaimana inovasi dan pendidikan dapat bersinergi untuk melestarikan kekayaan budaya sambil tetap mengikuti perkembangan zaman.