Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Influencer dan Pengaruhnya: Mengkaji Fenomena Donasi di Masyarakat
14 Desember 2021 18:56 WIB
Tulisan dari Sandra Gisela Tandiono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 telah menerjang Indonesia selama dua tahun belakangan ini dan telah mengakibatkan perubahan di berbagai sektor. Ekonomi menjadi sektor yang terpengaruh cukup signifikan, bahkan luluh lantak karena kebijakan prioritas kesehatan yang dominan diambil saat pandemi. Misalnya, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengharuskan masyarakat untuk mendekam di rumah dan membatasi mobilisasinya. Tentunya, sektor-sektor konvensional jadi terimbas parah, terutama pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
ADVERTISEMENT
Meskipun program pemulihan telah dijalankan, fenomena ini telah mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi negara. Menurut Kementerian Keuangan, pada tahun 2020 dahulu, GDP riil Indonesia mengalami kontraksi dan nilainya berada di titik yang cukup rendah, yakni hingga Rp2.590 triliun.
Tidak hanya itu, pandemi telah menurunkan produktivitas ekonomi, membuat para pekerja di Indonesia kehilangan pekerjaannya, dan terjadinya perubahan pendapatan. Tingkat kemiskinan di Indonesia pun menjadi lebih tinggi dari kondisinya sebelum pandemi, yakni 10,14% pada Maret 2021 (Izzati, 2021).
Lantas, bagaimana kita sebagai masyarakat dapat berbondong-bondong menyikapi pandemi ini?
Fenomena Donasi oleh Influencer
Merasa miris akan kondisi ekonomi Indonesia, muncul program penggalangan dana yang diinisiasi oleh berbagai influencer yang bertujuan untuk meraih orang-orang yang kesulitan selama pandemi dan tim medis yang kekurangan alat untuk menangani korban pandemi. Penggalangan dana yang diadakan oleh influencer ini dapat dikatakan berhasil karena mampu menggerakkan hati masyarakat untuk menyumbangkan sebagian hartanya bagi yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Salah satu contohnya adalah Rachel Vennya yang telah mengumpulkan Rp9.205.530.814 dari target Rp100.000.000 melalui wadah daring Kitabisa. Dana sebesar ini mampu dikumpulkan dari 138.173 donatur yang bersedia untuk berdonasi untuk membantu masyarakat yang terkendala dan tenaga medis yang tengah berjuang di tengah pandemi ini.
Tidak hanya melalui kanal daring saja, influencer juga berbagi melalui yayasan secara langsung. Claudia Setyohadi, influencer yang bergerak di bidang fashion ini berkolaborasi secara sosial melalui Act Together yang mengelola Yayasan YDC Foundation melalui penjualan koleksi alas kaki untuk perempuan. Kolaborasi ini kemudian disebarkan secara masif melalui kanal daring melalui tagar #HealAndBuildTogether sehingga mampu menjangkau lebih banyak orang. Alhasil, program donasi tersebut berhasil untuk mengumpulkan Rp102.650.000 yang melebihi target donasi.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat lebih lanjut, masifnya nominal yang menjadi hasil dari program donasi yang diadakan oleh influencer juga dipicu oleh gerakan di kalangan masyarakat untuk turut bergabung ke dalam program donasi tersebut. Menilik hal tersebut, tentu memunculkan pertanyaan di dalam benak: apa yang sebenarnya membuat orang tergerak oleh influencer untuk menghimpun dana publik? Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu patut diketahui sekilas perihal influencer dan aspek-aspek yang berhubungan dengan kredibilitasnya.
Salah satu faktor yang memengaruhi keputusan individu untuk berdonasi adalah tingkat kepercayaan orang tersebut. Melalui penelitian yang dilakukan oleh Nurjannah (2018), mampu ditelisik bahwa faktor kepercayaan memengaruhi individu untuk berdonasi. Influencer merupakan orang yang mempunyai pengikut dan dipercaya dapat memberikan informasi serta hiburan kepada masyarakat melalui konten yang mereka ciptakan.
ADVERTISEMENT
Dari hal tersebut, dapat digarisbawahi bahwa influencer merupakan sosok yang dipercayai sehingga tindakan atau perkataannya dapat memengaruhi tingkah laku dan pemikiran para pengikutnya.
Oleh sebab itu, influencer harus memiliki elemen-elemen kredibilitas yang dapat meningkatkan public trust. Menurut Saima & Khan (2021), elemen kredibilitas yang harus dimiliki influencer adalah expertise, likeability, trustworthiness, information quality, dan entertainment value. Lantas, dari kelima elemen kredibilitas influencer, salah satu yang hendak diangkat sebagai poin analisis untuk meninjau fenomena donasi ini adalah trustworthiness.
Bagaimana Pengaruh Trustworthiness terhadap Perilaku Donasi yang Diinisiasi oleh Influencer?
Trustworthiness merupakan penilaian atau persepsi yang dimiliki oleh individu terhadap influencer yang terkait dengan sifat, sikap, ataupun kepribadiannya. Pertama, tingkat kepercayaan terhadap influencer bergantung pada persepsi individu terhadap motivasi dari influencer. Menurut Shimp (2013), apabila individu memiliki kepercayaan bahwa influencer tersebut bertindak dengan motivasi yang berkaitan erat dengan keuntungan publik, maka influencer tersebut akan cenderung dipandang baik oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kedua, masyarakat kerap menilai trustworthiness seorang influencer dari cara mereka memberi pengaruh: apakah pengaruh tersebut baik, jujur, dapat diandalkan, dan dapat dipercaya oleh masyarakat. Dengan adanya kepercayaan tersebut, maka atensi masyarakat untuk berpartisipasi dalam program yang dirancang oleh influencer dapat meningkat pula.
Seorang influencer dapat dikatakan berhasil dalam komunikasi jika influencer tersebut mampu memperoleh kepercayaan dari pada pengikutnya. Inisiasi konten merupakan salah satu cara untuk menarik perhatian masyarakat dan mendorong agar mereka percaya terhadap konten yang disajikan.
Misalnya, dalam kasus ini adalah Rachel Vennya yang dikenal dengan jiwa sosialnya yang tinggi. Rachel Vennya mampu membentuk opini masyarakat melalui kampanye sosial yang diinisiasikan semenjak awal pandemi. Keseriusannya dalam berbagi semakin kental semenjak pembuatan akun @temanbaik.rachelvennya yang dikelola bersama situs donasi dan penggalangan dana. Di akun tersebut, terdapat dokumentasi kegiatan donasi yang ia lakukan sebagai bukti bahwa donasi yang dilakukan bukanlah tindak penipuan.
ADVERTISEMENT
Selain Rachel Vennya, influencer yang memiliki kredibilitas baik adalah Arief Muhammad. Sosok Arief menjadi terkenal karena fenomena berbagi “Ikoy Ikoyan” atau berbagi kepada masyarakat secara cuma-cuma.
Arief Muhammad juga mengumpulkan donasi melalui situs crowdfunding Kitabisa dan meraih Rp3.050.628.242 dari 45.788 donatur. Hasil donasi yang digalang oleh Arief Muhammad ditujukan untuk meringankan beban masyarakat yang memiliki kesulitan ekonomi di masa pandemi. Dana itu pula digunakan untuk membelikan 1.000 buah hazmat untuk 20 rumah sakit di berbagai wilayah di tanah air. Donasi masif yang dilakukan oleh Arief Muhammad tidak lepas dari kepercayaan masyarakat terhadap dirinya dan penilaian bahwa Arief Muhammad merupakan sosok dermawan yang sering menginspirasi untuk berbagi rezeki.
Dari kedua contoh tersebut, maka dapat ditarik garis besar bahwa kredibilitas dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sosok influencer memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah donatur di era pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Menurut penelitian yang dilakukan oleh MNC College (2020), lebih banyak donatur yang lebih percaya dengan aksi penggalangan dana yang dilakukan oleh influencer dibandingkan aksi penggalangan yang dilakukan oleh lembaga atau individu yang masih kurang dikenal. Tidak hanya menarik perhatian donatur saja, kesuksesan influencer dalam menggalang dana untuk berdonasi juga memicu atensi dari influencer lain untuk melakukan hal yang sama. Alhasil, tercipta siklus positif donasi yang bertujuan agar masyarakat saling bahu membahu dalam meredakan dampak negatif dari pandemi ini.
Dengan demikian, penggalangan donasi yang dilakukan oleh influencer dapat dilakukan kembali dengan cara yang lebih masif dan dalam lingkup yang lebih besar, sehingga dapat menjangkau segmen masyarakat di luar pengikut influencer tersebut. Hal ini pula patut didukung oleh pemerintah dengan optimalisasi wadah crowdfunding atau fundraising melalui integrasi yang kuat sehingga dapat turut menyukseskan gerakan donasi yang dilakukan. Hal positif ini tetap diharapkan untuk terjadi di Indonesia sebagai bentuk solidaritas untuk sesama manusia.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Alam, S. (2020). Peran Influencer sebagai Komunikasi Persuasif untuk Pencegahan COVID-19. Jurnal Spektrum Komunikasi, Vol. 8, No. 2, 136-148.
A. Shimp, Terence. and J. Craig, Andrews. (2013). Advertising, Promotion, and other aspects of Integrated Marketing Communications. Cengage Learning. All Rights Reserved.
Hariyanti, N. T., & Wirapraja, A. (2018). Pengaruh Influencer Marketing Sebagai Strategi Pemasaran Digital Era Modern. Eksekutif, 15(1), 133-146.
Izzati, R. A. (2021). Situasi Kemiskinan Selama Pandemi. Retrieved: https://smeru.or.id/id/content/situasi-kemiskinan-selama-pandemi
Kemenkeu. (2021). Pemerintah Terus Upayakan Pemulihan Ekonomi, Namun Tetap Waspada terhadap Pandemi Covid. Retrieved: https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/pemerintah-terus-upayakan-pemulihan-ekonomi-namun-tetap-waspada-terhadap-pandemi-covid/
Liputan6. (2020). Influencer Fashion dan Beauty Galang Donasi Lewat Penjualan Koleksinya. Retrieved: https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4345462/influencer-fashion-dan-beauty-galang-donasi-lewat-penjualan-koleksinya
Lova, C. (2021). Rachel Vennya Galang Donasi buat Warga dan Nakes Covid-19, Terkumpul Rp337 juta. Retrieved: https://www.kompas.com/hype/read/2021/07/05/103257866/rachel-vennya-galang-donasi-buat-warga-dan-nakes-terdampak-covid-19?page=all
ADVERTISEMENT
Nurjanah, S. I. M. (2018). Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavioral Control, Kepercayaan dan Faktor Demografi terhadap Intensi Berdonasi Online. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta