Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kesehatan vs Ekonomi: Menilik Kepemimpinan I Wayan Koster di Era Pandemi
8 Juni 2021 19:06 WIB
Tulisan dari Sandra Gisela Tandiono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi sudah menjangkit Indonesia selama dua tahun lamanya, tetapi jumlah kasus positif COVID-19 masih menunjukkan peningkatan. Data dari Coronavirus Update Worldwide menyatakan bahwa kasus positif COVID-19 telah menginjak angka 1.831.773 dengan rata-rata pertambahan kasus sebanyak 5.904 setiap minggunya. Menanggapinya, pemerintah di Indonesia telah mencetuskan berbagai upaya untuk meredam penyebaran COVID-19, termasuk upaya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penutupan tempat wisata, hingga vaksinasi massa.
ADVERTISEMENT
Sebagai destinasi pariwisata, Provinsi Bali berupaya melepaskan diri dari pandemi yang telah menggerogoti sendi kehidupannya. Di Provinsi Bali, pandemi telah melumpuhkan pariwisata, merusak perekonomian, hingga memaksa pengusaha untuk gulung tikar. Bahkan, secara kumulatif, pertumbuhan perekonomian Bali pada periode Januari-September 2020 mengalami tren negatif jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tidak dapat dipungkiri, masyarakat Bali bersandar kepada pemimpinnya dan berharap akan kebijakan yang mampu merestorasi perekonomian serta pariwisata Bali seperti sediakala.
Potret I Wayan Koster: Kepemimpinan Visioner Berbasis Adat
Menurut Robbins (1996), kepemimpinan visioner menggambarkan karakteristik seorang pemimpin yang mampu membangun inovasi dalam organisasi yang berorientasi ke masa depan. Seorang pemimpin yang visioner dideskripsikan sebagai seorang pemimpin yang dekat dengan masyarakat dan stakeholder terkait, memiliki gagasan inovatif yang luas, dan mempunyai etos kerja yang tinggi. Burt Nanus (1992) mengemukakan empat kompetensi kunci yang harus dimiliki seorang pemimpin visioner, yakni: kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif; kemampuan untuk bereaksi secara tepat atas perubahan di lingkungan luar; terlibat dalam organisasi untuk menghasilkan dan mempertahankan kesempurnaan pelayanan; serta antisipatif terhadap masa depan.
ADVERTISEMENT
Karakteristik kepemimpinan visioner tersebut tampak melekat pada diri I Wayan Koster, terutama dalam upaya menangani virus COVID-19 beserta dampaknya di Provinsi Bali. Hal tersebut tercermin melalui beberapa aksi Gubernur Koster, di antaranya:
Pertama, sebagai penentu arah, kebijakan dan program yang dicetuskan oleh I Wayan Koster tampak selaras dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, yang mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Bali yang sejahtera dan bahagia secara Sekala dan Niskala. I Wayan Koster berkomitmen untuk membenahi kesehatan masyarakat Bali secara menyeluruh, sebelum fokus untuk menata sektor perekonomian yang terpukul akibat pandemi.
Kedua, upaya I Wayan Koster untuk mewujudkan visi yang diharapkan tidak lepas dari sinergi bersama dengan Desa Adat. Sinergi tersebut tampak dalam dua kegiatan utama, yakni ritual keagamaan sesuai dengan kepercayaan lokal dan upaya tampak berupa peningkatan kualitas pelayanan kesehatan serta penyelarasan instruksi dengan pemerintah daerah di bawah level provinsi. Kearifan lokal tampak melalui sinergi dan kebijakan yang dicetuskan tampak berhasil untuk menekan angka kasus COVID-19 sehingga menuai pujian dari nasional maupun internasional.
ADVERTISEMENT
Ketiga, I Wayan Koster kerap berkomunikasi dengan Bupati/Wali kota, Camat, hingga pemuka adat yang ada di Provinsi Bali sebagai bentuk koordinasi, monitoring, dan evaluasi terhadap implementasi kebijakan tingkat daerah. Selain itu, Gubernur Koster sering menggunakan Surat Edaran Gubernur untuk mengimbau dan menginstruksikan arahan. Komunikasi intens dengan pemuka Desa Adat telah dilaksanakan guna meningkatkan disiplin warga, sebab masyarakat Bali cenderung melandaskan diri pada hukum adat setempat.
Langkah Gubernur Koster untuk Provinsi Bali
Bertopang pada sektor pariwisata, Provinsi Bali merupakan provinsi yang mengalami dampak terparah akibat COVID-19. Menurut Kementerian Keuangan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara turun drastis hingga 99,99% pada kuartal kedua tahun 2020. APBD Pemerintah di Bali harus mengalami defisit, mengingat mayoritas Pendapatan Asli Daerah Provinsi Bali berasal dari sektor pariwisata. Dampak ekonomi yang mengerikan tersebut menjadi ujian bagi I Wayan Koster sebagai pemimpin Provinsi Bali dalam mengeluarkan kebijakan.
ADVERTISEMENT
Berkaca dari teori kepemimpinan dan pembuatan keputusan, pengambilan kebijakan oleh pimpinan menjadi krusial di kala krisis karena pemimpin menjadi nakhoda yang mengarahkan organisasi mencapai tujuannya. Menurut Vroom dan Yetton (1973), efektivitas dari sebuah keputusan bergantung pada dua variabel, yakni: kualitas keputusan dan penerimaan keputusan. Kedua variabel tersebut dipengaruhi oleh proses pengambilan keputusan oleh seorang pimpinan. Tentunya, peran I Wayan Koster menjadi vital dalam menentukan arah Provinsi Bali ke depan.
Salah satu inisiasi dari Pemerintah Provinsi Bali adalah “Gerakan KemBali” yang menjadi kanal untuk menyampaikan imbauan kepada masyarakat mengenai proses penanganan COVID-19 di Provinsi Bali, serta menyediakan informasi mengenai destinasi wisata Bali yang telah siap beroperasi kembali dengan menerapkan protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Pemerintah Provinsi Bali telah menargetkan sebanyak 2,8 juta penduduk Bali di atas usia 18 tahun sudah tervaksinasi pada tenggat Juli mendatang. Percepatan penerimaan vaksin di Provinsi Bali tidak lepas dari harapan membuka Bali untuk kunjungan wisatawan setelah lebih dari satu tahun mengalami kelumpuhan total. Bahkan Nusa Dua telah ditetapkan sebagai pilot project pariwisata berbasis new normal menyusul kenaikan statusnya menjadi zona hijau.
Sesuai dengan pendekatan pengambilan keputusan yang dicetuskan oleh George R. Terry, Pemerintah Provinsi Bali menjadikan pengalaman untuk memperkirakan alternatif tindakan, khususnya untuk tidak bertumpu pada sektor pariwisata saja. Gubernur Bali I Wayan Koster mengalihkan perhatiannya untuk menata sektor perekonomian Bali dalam rangka memulihkan perekonomian Bali pasca pandemi. Ditingkatkannya pemahaman terhadap ekosistem perekonomian lokal menjadi prioritas utama Pemerintah Provinsi Bali untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).
ADVERTISEMENT
Penulis berharap terjadi upaya yang lebih gencar dalam upaya menyeimbangkan aspek perekonomian dan kesehatan. Pendongkrakan terhadap sektor ekonomi lain seperti pertanian dan perikanan perlu dikomunikasikan dan diterapkan secara masif selagi Provinsi Bali menunggu redanya pandemi COVID-19. Kolaborasi antara Gubernur Bali dengan Pemerintah Pusat patut dipertahankan, terutama dalam memperbaiki sektor pariwisata yang masih terpuruk.
Referensi
Maya, C. (2020). Ini, Prediksi Pulihnya Pariwisata Bali dari Gubernur Koster. Retrieved from Bali Post: https://www.balipost.com/news/2020/11/08/156488/Ini,Prediksi-Pulihnya-Pariwisata-Bali...html
Ratman, D. R. (2019). Bali Era Baru di Kepemimpinan Gubernur Wayan Koster. Retrieved from Redaksi9: https://www.redaksi9.com/read/14/Bali-Era-Baru-di-Kepemimpinan-Gubernur-Wayan-Koster.html
Suprayitno. (2007). Pemimpin Visioner dalam Perubahan Organisasional. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan.
Timorria, I. F. (2021). Vaksinasi di Bali yang Paling Cepat, Pemerintah Beri Penjelasan. Retrieved from Ekonomi Bisnis: https://ekonomi.bisnis.com/read/20210522/12/1396867/vaksinasi-di-bali-yang-paling-cepat-pemerintah-beri-penjelasan
ADVERTISEMENT
Wiyanto, A. (2020). SE Gubernur Dianggap Hambat Pariwisata Bali, Koster: Saya Tanggung Jawab Kesehatan Masyarakat. Retrieved from iNews Bali: https://bali.inews.id/berita/se-gubernur-dianggap-hambat-pariwisata-bali-koster-saya-tanggung-jawab-kesehatan-masyarakat