Konten dari Pengguna

Fatherless: Dinamika Komunikasi Anak Perempuan dalam Keluarga Tanpa Ayah

sandrainysandrainy
Mahasiswa aktif Ilmu Komunikasi, Universitas Andalas
29 April 2025 14:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari sandrainysandrainy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Fatherless — istilah yang merujuk pada kondisi anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah — menjadi fenomena yang semakin banyak diperbincangkan. Bagi anak perempuan, ketiadaan sosok ayah dalam masa tumbuh kembang bisa memengaruhi banyak aspek kehidupan, salah satunya adalah pola komunikasi, baik di lingkungan keluarga maupun di luar rumah.
ADVERTISEMENT
Ketika ayah tidak hadir, anak perempuan sering kali membangun hubungan emosional yang lebih kuat dengan ibu atau figur pengganti lainnya. Namun, tidak jarang pula muncul tantangan seperti kesulitan mengekspresikan perasaan, kepercayaan diri yang rapuh, hingga ketergantungan emosional pada orang lain. Proses membentuk identitas diri juga bisa terasa lebih kompleks, karena biasanya ayah menjadi role model pertama dalam mengenal hubungan dengan dunia luar.
Beberapa anak perempuan dari keluarga fatherless mampu mengembangkan kemampuan komunikasi yang kuat melalui dukungan sosial, pendidikan, atau hubungan positif dengan figur dewasa lainnya. Namun, pada sebagian kasus lain, minimnya keterbukaan dan komunikasi sehat dalam keluarga bisa memperburuk perasaan kesepian dan keterasingan.
Komunikasi yang efektif di dalam keluarga berperan besar dalam membantu anak-anak yang kehilangan sosok ayah agar tetap merasa aman, diterima, dan dimengerti. Membiasakan berdialog, memberi ruang untuk mengungkapkan emosi, dan membangun rasa percaya menjadi langkah penting dalam proses ini.
ADVERTISEMENT
Tidak dapat dimungkiri, pengalaman tumbuh dalam keluarga fatherless membentuk pola komunikasi yang unik bagi setiap anak perempuan. Ada yang tumbuh menjadi pribadi yang sangat mandiri, ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama untuk merasa nyaman dalam membangun relasi sosial. Yang terpenting adalah bagaimana lingkungan sekitar, terutama keluarga, mampu memberikan dukungan yang konsisten dan penuh pengertian.
sumber: olahan penulis