'Game of Thrones' dan Industri Film Kroasia

Konten dari Pengguna
26 Agustus 2019 1:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sandri Ghifari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Daenerys Targaryen dan Jon Snow di 'Game of Thrones' Foto: IMDb
zoom-in-whitePerbesar
Daenerys Targaryen dan Jon Snow di 'Game of Thrones' Foto: IMDb
ADVERTISEMENT
Sejak diputar pada musim pertamanya di tahun 2011, serial TV produksi HBO Game of Thrones (GOT) telah menyita perhatian dunia. Serial TV yang biaya produksinya terbesar sepanjang sejarah serial TV ini telah mencetak rekor dengan masuk dalam 32 nominasi penghargaan Emmy Awards 2019, termasuk kategori seri drama terbaik.
ADVERTISEMENT
Analogi kisah GOT bahkan mendapatkan pujian yang luar biasa kepada Presiden RI Joko Widodo pada pembukaan pertemuan International Monetary Fund (IMF)-World Bank di Nusa Dua, Oktober 2018.
Bagi Kroasia, salah satu negara di kawasan Eropa Tenggara (Balkan), GOT telah merubah wajah industri film sekaligus mendorong perekonomian negara tersebut.
Foto promosi serial Game of Thrones (Foto: HBO)
Kroasia Goes International
Kroasia sebagai lokasi produksi film dunia mencuat tidak lama ini. Berbagai pihak mengakui hal tersebut tidak lepas dari produksi serial GOT. Tempat syuting GOT di Kroasia berlokasi di beberapa kota wisata terkenal yang terletak di pesisir laut Adriatik, yaitu Dubrovnik, Split, dan Sibenik di Provinsi Dalmatia.
Berkat GOT, sejak tahun 2011 minat rumah produksi Holywood untuk syuting di Kroasia meningkat tajam. Tercatat beberapa film Hollywood telah diproduksi di Kroasia, di antaranya “Star Wars: The Last Jedi” (2017); “Robin Hood” (2018); dan serial “Knightfall” (2017-sekarang) semuanya di produksi di Dubrovnik. Ke depannya, lanjutan film franchise “James Bond” dan film hits “Mamma Mia!” akan diproduksi di wilayah Provinsi Dalmatia. Sequel film, “Hitman’s Bodyguard” (2017) yang dibintangi Samuel L. Jackson, Ryan Reynolds, dan Salma Hayek juga akan diproduksi di Kroasia, tepatnya di Kota Rovinj.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya fim Hollywood, pembuatan film Bollywood juga merambah ke Kroasia. Pada tahun 2016, film “Fan” yang dibintangi Shah Rukh Khan diproduksi di Dubrovnik. Berbicara Dubrovnik, kota yang pada abad pertengahan adalah negara (city state) Republik Ragusa juga menjadi magnet industri film Asia. Berbagai rumah produksi asal Korea, sejak penayangan reality show “Romantic” tahun 2012 semakin sibuk melakukan syuting film atau reality show di berbagai lokasi di Kroasia. Pada tahun 2015, Korea kembali memproduksi reality show berjudul “Friends”, yang didukung oleh Kementerian Pariwisata Kroasia, Croatian National Tourism Board, Zagreb Tourism Board, dan asosiasi pariwisata kota Rovinj dan kota Pula. Serial ini mencatatkan 8 juta penonton.
Tren Set-jetting
Sejak musim perdana tahun 2011, salah satu tren di dunia wisata yang semakin berkembang di Kroasia adalah wisata tur lokasi film, atau lebih dikenal set-jetting, dan apalagi kalau bukan tur lokasi GOT.
ADVERTISEMENT
Suasana kota tua Split (Foto: Dok. Pribadi)
Di kota Split, pengunjung dari berbagai belahan dunia (termasuk penulis) berbondong-bondong mendatangi lokasi syuting saat Cercei Lannister menjalani hukuman walk of atonement/shame, di mana ia diarak, dicemooh, dan dilempari kotoran oleh rakyatnya dalam keadaan telanjang sepanjang jalan dari Great Sept of Balor ke istana Red Keep atas dosa-dosanya melakukan inses dengan kakak kandungnya, Jaime. Di kota Sibenik, wisatawan juga ramai mengunjungi Katedral St. James yang disulap HBO menjadi “House of Black and White” , kuil bagi pemuja Many-faced God kota Bravoos pada musim ke-5 GOT.
Wisatawan asal Indonesia di benteng kota tua Dubrovnik (foto: Dok. Pribadi)
Yang terakhir tentu kota tua Dubrovnik, kota di pinggir laut Adriatik yang di kelilingi benteng nan megah ini adalah lokasi King’s Landing, ibu kota tujuh kerajaan (Seven Kingdoms) yang luluh lantak dibakar naga milik Ratu Daenarys Targeryen di musim terakhir GOT. Sebagai penggemar berat GOT, tur mengelilingi tembok benteng Dubrovnik merupakan pengalaman luar biasa. Arsitektur kota abad pertengahan dan jalanan yang terbuat dari batu gamping (limestone) yang berumur ratusan tahun itu membuat para set-jetter GOT serasa berada langsung di Ibukota King’s Landing.
ADVERTISEMENT
Pemandangan kota Dubrovnik dari ketinggian (Foto: Dok. Pribadi)
Berkat set-jetting GOT, Lonely Planet memperkirakan efek GOT ikut membantu Produk Domestik Bruto (PDB) di sektor wisata yang mencapai 18 persen. Jutaan wisatawan dari seluruh dunia setiap tahunnya memadati kota tua lokasi syuting GOT ini. Namun perlu diketahui, Kota Split dan Dubrovnik yang selalu mengutamakan kenyamanan dan keamanan wisatawan ini juga masuk dalam salah satu UNESCO World Heritage.
Foto Atas: Foto cuplikan serial GOT (Foto: HBO); Foto bawah: Staf KBRI Zagreb dalam tur GOT di kota Dubrovnik (Foto: Dok. Pribadi)
Melindungi Industri Film Lokal
Pemerintah setempat telah menyadari efek euforia GOT terhadap industri film lokal dengan memberikan peran lembaga Croatia Audiovisul Centre (HAVC) untuk mempromosikan Kroasia sebagai lokasi produksi film dan TV dunia. Berbagai insentif diberikan pemerintah untuk menarik minat rumah produksi asing, mulai dari potongan atau diskon biaya produksi 25%-50% hingga menyediakan pasokan tenaga pendukung lokal yang terlatih. Program ini diluncurkan pertama kali tahun 2012, setahun setelah tayangan perdana GOT.
ADVERTISEMENT
Namun di sisi lain, Pemerintah Kroasia juga melindungi industri film lokalnya, misalnya dengan mengharuskan rumah produksi asing untuk menggandeng rumah produksi lokal dalam proses produksi. Selain itu, rumah produksi asing dalam produksi film juga diwajibkan menggunakan tenaga produksi setempat. HBO beberapa kali menggunakan aktor asal Kroasia hingga pegawai Dinas Pariwisata setempat untuk menjadi peran pengganti atau figuran dalam GOT.
Foto cuplikan serial GOT (Foto: Croatia Audiovisul Centre)
Pelajaran Bagi Indonesia
Indonesia juga perlu belajar dari Kroasia dalam memanfaatkan industri film asing bagi perekonomian dengan mempromosikan berbagai lokasi syuting untuk film asing yang bekualitas. Selama ini wajah Indonesia di layar kaca dunia identik dengan film dokumenter, masyarakat yang miskin, daerah kumuh (slums), dan terlalu terpusat di Bali. Di layar kaca, dunia perlu menggambarkan Indonesia yang memiliki keindahan alam, Indonesia yang modern, sekaligus memiliki ragam budaya, dan berkarakter. Pemerintah pusat hingga di daerah perlu meningkatkan sinergitas kebijakan yang ramah bagi masuknya rumah produksi asing. Prosedur yang rumit dan biaya tinggi akan terus menghambat produksi film asing masuk Indonesia dan beralih ke negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam.
ADVERTISEMENT
Indonesia perlu memanfaatkan trickle down effects industri film bagi perekonomian nasional, dengan memberikan insentif bagi rumah produksi asing sekaligus melindungi tenaga kerja industri film lokal. Hal tersebut akan memicu peningkatan lapangan pekerjaan, pendapatan pajak, dan pendapatan yang dihasilkan dari wisata set-jetting. (*)