Menelusuri Jejak Sejarah Tiga Peradaban di Kroasia

Konten dari Pengguna
26 Agustus 2019 2:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sandri Ghifari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Klis Fortress di Split, Kroasia Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Klis Fortress di Split, Kroasia Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sejak lama wisatawan asing khususnya dari Eropa, telah mengakui kualitas objek wisata yang ditawarkan Kroasia. Keunikan alam, keragaman gastronomi (makanan), dan budaya yang didukung pengelolaan industri wisata yang sangat baik telah menarik minat kunjungan lebih dari 12 juta pengunjung asing (sekitar 3 kali lipat populasi Kroasia) setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Bangsa Kroasia telah menghuni wilayah di Eropa sejak zaman prahistoris, namun selalu di bawah kekuasaan bangsa lain. Di sinilah Kroasia memiliki keunikan di antaranya pengaruh peradaban asing, yaitu: 1) Italia; 2) Eropa daratan/kontinental; dan 3) Islam. Sehingga, budaya, arsitektur bangunan, bahasa, agama, sangat dipengaruhi ketiga peradaban tersebut.
Jejak kontak budaya yang berbeda di Kroasia dapat ditemukan di berbagai jenis warisan, baik yang berwujud dan maupun yang tidak (tangible and intangible heritage), yang pada saat ini, bersama dengan tradisi bangsa Kroasia asli, telah menjadi identitas nasional Kroasia dan diakui oleh komunitas bangsa-bangsa dunia.
Kroasia dan Peradaban Italia
Peradaban Italia sangat terasa jika kita pergi ke wilayah Dalmatia (berada di selatan Kroasia yang berbatasan dengan laut Adriatik). Dimana kita dapat melihat langsung dengan jelas sisa-sisa peradaban besar Italia melalui gaya arsitektur bangunan. Seperti di kota Pula, di sana berdiri megah salah satu Amphiteater (arena gladiator) Romawi terbesar yang masih utuh hingga saat ini yang disebut Pula Arena. Di kota ini, sering diadakan festival budaya bertemakan sejarah Romawi kuno yang mengundang banyak wisatawan asing.
ADVERTISEMENT
Arena Pula (Foto: Dok. Pribadi)
Pada zaman kekuasaan Romawi, provinsi Dalmatia ini sangat makmur. Selain Kota Pula, di sepanjang pesisir Pantai Dalmatia juga tumbuh kota pelabuhan Romawi yang penting seperti Split dan Zadar. Aliran barang seperti zaitun, anggur, dan komoditas terpenting Romawi kuno saat itu, yaitu manusia (budak) dibawa ke Ibu Kota Roma melalui kota-kota tersebut. Di bawah kekuasaan Venezia, wilayah ini juga tumbuh seiring bekembangnya industri maritim diseluruh wilayah Italia.
Salah satu ikon peninggalan Romawi kuno lainnya adalah di Kota Split, kota terbesar kedua Kroasia setelah Zagreb. Di kota ini, berdiri sisa peninggalan Romawi kuno, yaitu istana kaisar Diocletian, satu-satunya kaisar Romawi yang “pensiun” dari singgasana kekaisaran. Kota ini menjadi salah satu ikon sehingga menjadi salah satu situs World Heritage UNESCO.
ADVERTISEMENT
Suasana kota tua Split (Foto: Dok. Pribadi)
Split menjadi salah satu magnet bagi wisatawan asing dan domestik khususnya di musim panas. Iklim mediteran yang hangat serta laut yang tidak berombak menjadikan wisata laut dan pantai di wilayah Dalmatia menjadi salah satu daya tarik wisatawan. Split merupakan kota pelabuhan sebagai salah satu pusat lalu lalang transportasi laut di antaranya yacht dan kapal pesiar mewah, yang mengangkut jutaan wisatawan setiap tahun. Awak kapal pesiar asal Indonesia sering kali terpantau berada di kota ini pada musim berlabuh.
Gaya Italia juga dapat dilihat dari makanan (gastronomi). Segala jenis makanan Italia dapat ditemukan di wilayah Dalmatia, seperti aneka pasta, risotto, dan prosciutto dikombinasikan dengan hasil laut khas Adriatik yang melimpah. Selain itu, tentu saja kita dapat menikmati es krim Italia atau disebut gelato. Perlu diketahui, di musim panas ini jutaan wisatawan menumpuk di wilayah Dalmatia, sehingga semua harga khususnya akomodasi dan makanan naik hingga tiga kali lipat. Oleh karenanya, jika ingin berkunjung ke Dalmatia pada musim panas, wisatawan perlu merogoh kocek lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Pengaruh besar Italia di Kroasia ini terjadi karena pada zaman Romawi kuno, Kroasia adalah bagian dari Provinsi Romawi, yaitu Ilyria kemudian menjadi Panonia dan Dalmatia (sejak tahun 27 SM). Peradaban Italia semakin kental sejak sebagian besar wilayah Dalmatia berada di bawah kekuasaan Republik Venezia pada abad ke-14.
Seafood platter khas Dalmatia (Foto: Dok. Pribadi)
Pengaruh Eropa Daratan
Peradaban besar lainnya yang berpengaruh di Kroasia adalah Eropa daratan (kontinental) di mana kerjaaan Kroasia pada saat itu berada di bawah kekuasaan kerjaaan Hungaria (abad ke-11 hingga ke-15) dan kekaisaran Austria/Habsburg (abad ke-15 hingga ke-18). Jika pengaruh Italia kental di Kroasia bagian Selatan, maka pengaruh Eropa daratan pada umumnya berada di bagian Utara Kroasia termasuk Ibu Kota Zagreb.
ADVERTISEMENT
Zagreb adalah contoh Kota Eropa daratan dengan berbagai sampel gaya arsitektur yang khas. Begitu besarnya pengaruh kekaisaran Habsburg terhadap gaya arsitektur setempat, kota ini bahkan dijuluki versi mini Kota Vienna (Wina). Jika di selatan banyak istana bergaya Italia, di wilayah utara Kroasia dapat ditemukan berbagai kastil yang bergaya Renaissance atau Neo-gothic, salah satunya Kastil Trakoscan di sebelah utara Zagreb, dekat perbatasan dengan negara Slovenia.
Sebagai negara persimpangan budaya, Kroasia telah menyerap berbagai tradisi asing khususnya yang dipengaruhi oleh agama Katolik yang dibawa oleh Hungaria dan Austria. Hal ini dapat dilihat dari karya seni patung, lukisan, hingga musik yang dominan budaya Eropa daratan.
Makanan Kroasia kontinental juga sangat dipengaruhi oleh gaya kuliner Austria dan Hongaria. Di daerah ini, daging, ikan air tawar, dan hidangan sayuran sangat dominan.
ADVERTISEMENT
Pengaruh Islam di wilayah Eropa Tenggara (Balkan)
Walapun kecil, Islam turut mengambil peran dalam perkembangan Kroasia. Populasi muslim di sini mencapai 62.000 orang dari total jumlah 4,2 juta penduduk. Makanan halal-pun tersebar diberbagai sudut kota, sebut saja Kebab, Burek, Cevapi yang menjadi makanan tradisional yang sangat diminati di Kroasia.
Pengaruh Islam di Kroasia disebabkan adanya invasi kekaisaran Islam Ottoman Turki pada abad ke-16. Walaupun Zagreb tidak pernah dikuasai Kekaisaran Ottoman, namun saat ini di Zagreb terdapat salah satu masjid terbesar di Eropa.