Konten dari Pengguna

Hidup adalah Tentang Memahami dan Dipahami

Sandy Firdaus
Juri tulis, juru ketik, serta juru kisah
14 November 2017 11:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sandy Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Manusia adalah makhluk sosial. Frasa yang berawal dari salah satu ahli sosiologi ini tampaknya sudah menjadi frasa yang sedikit dilupakan oleh orang-orang. Namun bagi Najelaa Shihab dan Lyra Puspa, frasa ini menjadi semangat mereka dalam menjalani hidup.
ADVERTISEMENT
Dalam acara Kumparan Onboarding Batch 2 yang diselenggarakan di hall P7 Kuningan City Mall, Selasa (14/11/2017), Najelaa, seorang tenaga pendidik dan Lyra, presiden dari Vanaya Coaching Institute, membagikan pengalaman mereka soal hidup yang sudah mereka jalani sampai saat ini. Dengan dua bidang berbeda yang mereka geluti, mereka berfokus pada satu hal yang sama: soal hidup sebagai proses memahami dan dipahami.
***
Sebagai seorang pendidik, Najelaa paham betul perihal masalah pendidikan yang cukup kompleks. Ia pun menjabarkan soal kualitas pendidikan Indonesia yang rendah, serta susah-susah menjadi seorang pendidik di Indonesia. Hal ini memotivasinya untuk berbagi dengan orang lain.
Hal serupa, dengan bidang dan profesi berbeda, juga dialami oleh Lyra Puspa. Berawal dari kehampaan hidup yang dialami, ia akhirnya menemukan passion-nya soal berbagi dengan orang lain. Ini mirip-mirip dengan Najelaa yang, meski masalah pendidikan di Indonesia cukup kompleks, tetap memilih menjadi pendidik dengan tujuan untuk berbagi.
ADVERTISEMENT
"Jangan menantikan perubahan, justru jadilah faktor perubahan, karena bisa jadi kita adalah perubahan yang justru sudah kita tunggu-tunggu," ujar Najelaa.
"Passion bukan hal yang statis, karena hidup itu sendiri adalah sebuah petualangan tanpa akhir. Be open-minded. Passion saya sendiri di bidang coaching, soal berbagi ilmu dengan orang lain," ujar Lyra.
Untuk menjadi sosok yang bisa memahami dan dipahami tersebut, keduanya menempuh cara yang sama yang membuat mereka saling berkelindan, yaitu menulis. Lewat menulis, keduanya tahu bagaimana caranya memahami dan dipahami orang lain. Keduanya pun aktif menulis di situs Kumparan.
"Menulis adalah salah satu cara untuk berbagi, sekaligus menjadi cara memahami sekaligus dipahami orang. Dari pembelajaran menulis, saya paham bahwa pada akhirnya cara untuk berbagi (dengan orang lain) adalah bikin tulisan ringan. Ini jadi proses pembelajaran bagi saya," ujar Lyra.
ADVERTISEMENT
***
Pada dasarnya, sesuai dengan ujaran di awal tulisan, manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Itu yang dipahami oleh Najelaa dan Lyra. Lewat bidang yang mereka tekuni, mereka berusaha melakukan satu hal: mencoba untuk memahami dan dipahami.
Dengan mencoba memahami, maka kelak jalan untuk dipahami akan ada. Karena pada dasarnya, memahami dan dipahami adalah semacam aksi dan reaksi yang tidak terpisahkan.