Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Konten dari Pengguna
Peran Mahasiswa dalam Pelestarian Biodiversitas di Era Revolusi Industri
26 Mei 2022 12:54 WIB
Tulisan dari M Lutfi A tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Salam Lestari! Halo sobat kampus. Belum lama ini kita memperingati hari biodiversitas internasional tepatnya pada tanggal 22 Mei 2022. Lantas apakah arti biodiversitas itu? biodiversitas (keanekaragaman hayati) merupakan semua kehidupan di muka bumi ini baik hewan, tumbuhan, jamur, sampai ke tingkat mikroorganisme serta berbagai materi genetik yang dikandungnya dan keanekaragaman sistem ekologi di mana organisme tersebut hidup.
ADVERTISEMENT
Indonesia termasuk salah satu negara yang dikenal sebagai negara megabiodiversitas, artinya Indonesia memiliki keanekaragaman hayati lebih banyak dari negara-negara lain. Tidak hanya sampai disitu, Indonesia bahkan menempati urutan kedua sebagai negara dengan tingkat biodiversitas terbesar di dunia setelah Brazil. Negara Indonesia memiliki 10% dari spesies berbunga yang terdapat di dunia, 12% dari spesies mamalia dunia, 16% dari seluruh spesies reptil dan amfibi, 17% dari seluruh spesies aves atau burung, dan 25% dari seluruh spesies ikan yang sudah dikenal oleh manusia.
Dikutip dari laman Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bahwasannya Indonesia merupakan negara dengan kekayaan biodiversitas terrestrial tertinggi kedua di dunia. Belum lagi jika digabungkan dengan potensi keanekaragaman hayati di laut, maka Indonesia dapat menjadi yang pertama.
ADVERTISEMENT
Masteria Yunovilsa Putra, seorang kepala kelompok Pusat Penemuan dan Pengembangan Obat, Pusat Penelititan Bioteknologi LIPI, mengatakan bahwa “Sekitar 70 persen wilayah lautan Indonesia merupakan sumber daya yang belum optimal dimanfaatkan. Lebih dari 100 senyawa laut telah diisolasi dari organisme laut, seperti spons, soft coral, tunicate, dan algae”. Berdasarkan hal ini maka tidak menutup kemungkinan Indonesia dapat berada di posisi pertama dalam jumlah kekayaan biodiversitas menggantikan Brazil yang memiliki hutan hujan Amazon.
Namun pada kenyataanya Indonesia tengah mengalami krisis penurunan biodiversitas yang disebabkan oleh tindakan manusia yang mengeksploitasi alam secara berlebihan. Dalam era revolusi industri seperti sekarang ini, di mana sebagian besar pekerjaan manusia digantikan oleh tenaga mesin, tentunya akan berdampak terhadap lingkungan. Penggunaan mesin tersebut dapat menghasilkan hal negatif yang memengaruhi kondisi lingkungan misalnya polusi udara dan limbah dalam jumlah yang banyak. Hal ini diperparah dengan sejumlah besar hutan telah dikontruksi menjadi lahan perkebunan dan pabrik industri sehingga dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem, diikuti dengan penggeseran habitat populasi, dan berujung pada sesuatu yang tidak diinginkan seperti kepunahan spesies.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu diperlukan solusi yang efektif sehingga dapat mencegah hal buruk itu terjadi. Mahasiswa sebagai agent of change merupakan tonggak pelopor perubahan dengan melakukan pergerakan yang membuahkan hasil yang solutif. Hal yang dapat dilakukan mahasiswa seperti mencetuskan aksi reboisasi atau penanaman kembali pada tempat yang dirasa perlu, misalnya hutan yang terindikasi telah gundul. Kegiatan ini tentunya diharapkan akan merekonstruksi fungsi hutan sebagai paru-paru dunia dan habitat alami satwa.
Tidak cukup sampai di situ, mahasiswa juga dapat menggelar kegiatan yang edukatif untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya konservasi alam. Namun, sebelum itu diperlukan kesadaran diri masing-masing mahasiswa terhadap pelestarian ini. Minimal dengan melakukan suatu langkah yang kecil tetapi berdampak besar, misalnya tidak membuang sampah di sembarang tempat serta menjaga kebersihan lingkungan kampus dan sekitar tempat tinggal.
ADVERTISEMENT
Langkah-langkah tersebut akan menjadi lebih bermanfaat jika tidak hanya dibaca tetapi juga diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai mahasiswa yang bertakwa kepada Allah SWT, selain menjaga hubungan dengan Rabb (Hablum Minallah) dan manusia (Hablum Minannas), juga mesti menjaga hubungannya dengan alam sekitar (Hablum Minal Alam). Untuk itu pentingnya diaktualisasikan pelestarian biodiversitas ini agar kita dapat mewariskan mata air kepada generasi yang akan datang, bukannya mewariskan air mata. Jagalah alam maka ”ibu pertiwi” juga akan menjagamu. Salam Konservasi!