Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Kisah Karuna Vegetarian: Nam Tjhiang dan Perjalanan Vegetarian Menuju Kesembuhan
21 April 2025 11:01 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Sania Liu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
SEMARANG - Kesehatan menjadi alasan utama keluarga Nam Tjhiang menjalani gaya hidup vegetarian, hingga menjadi awal mula berdirinya Rumah Makan Karuna Vegetarian yang kini telah berusia 24 tahun.
ADVERTISEMENT
Vegetarian adalah gaya hidup yang tidak mengonsumsi makanan dari hewan, seperti daging-dagingan dan lemak hewani. Tidak banyak orang yang beranggapan bahwa gaya hidup vegetarian hanya sekadar praktik yang berupaya untuk mengurangi kekerasan terhadap hewan, akan tetapi gaya hidup vegetarian yang berfokus pada makanan nabati ini terbukti memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia, terutama untuk mengurangi risiko penyakit seperti hipertensi, kanker, dan penyakit lainnya.
Perjalanan Vegetarian Nam Tjhiang Melawan Penyakit Kritis
Manfaat kesehatan dari gaya hidup vegetarian ini dirasakan oleh Nam Tjhiang sendiri, selaku pemilik usaha Rumah Makan Karuna Vegetarian yang membagi kisahnya menjalani gaya hidup vegetarian bukan hanya untuk mengurangi kekerasan hewan, melainkan untuk kesehatan. Berawal dari usahanya untuk menyembuhkan penyakit kritisnya saat berumur 35 tahun, Nam Tjhiang memulai gaya hidup vegetarian setelah didiagnosa dengan kolesterol tinggi, darah tinggi, asam urat tinggi, hingga organ jantungnya yang terbungkus dengan lemak.
ADVERTISEMENT
“Sampai naik loteng ke lantai 2 pun saya ga bisa,” Nam Tjhiang menambahkan.
Nam Tjhiang mengatakan bahwa pada masa itu, ia harus minum 14 obat pil yang berbeda dalam tiga kali sehari. Sebelum menderita penyakit yang berat, Nam Tjhiang tidak pernah menderita penyakit yang serius sebelumnya. Pria yang dulunya sempat bekerja sebagai penjual furnitur mebel itu mengakui jika pada saat itu, ia tidak suka makan sayur-sayuran dan seringkali memakan daging-dagingan, yang akhirnya menjadi akar dari penyakit-penyakit kritisnya. Hingga pada saat umur 36 tahun, Nam Tjhiang bertekad untuk menyembuhkan penyakit-penyakitnya secara alami melalui gaya hidup vegetarian. Dengan konsisten mengikuti resep dan anjuran pengolahan makanan yang diberikan dokter, ia berhasil menyembuhkan penyakit-penyakitnya secara alami tanpa obat-obatan keras hanya dalam waktu setengah tahun.
ADVERTISEMENT
“Makanannya pun tidak dikasih garam, gula, dan minyak. Cara masaknya gitu aja yang disuruh dokter. Setelah setengah tahun makan seperti itu, saya cek ke dokter dan dinyatakan sembuh," ujarnya.
Berdirinya Rumah Makan Karuna Vegetarian
Setelah kesembuhannya, Nam Tjhiang tidak berhenti untuk menjalani gaya hidup sehat ini, tetapi ia mulai memiliki ambisi untuk mengenalkan gaya hidup vegetarian untuk membantu kesehatan masyarakat sekitar. Dari resep-resep makanan sehat yang ia dapat dari dokter, ia mulai menjual makanan-makanan vegetarian tanpa MSG, dan pengawet, yang akhirnya membuka Rumah Makan Karuna Vegetarian di Jalan Depok No 47 Semarang, pada tahun 2001. Akan tetapi, perjuangan merintis usaha makanan vegetarian tidaklah mudah dilakukan di kota Semarang pada masa itu.
ADVERTISEMENT
“Saat itu ga banyak yang tahu vegetarian, bahkan makanannya pun juga ga tau apa aja yang dimakan. Yang datang makan kesini pun bisa cuma 5 sampai 10 orang saja,” keluh Nam Tjhiang.
Seiring berjalannya waktu, banyak orang yang mulai mengerti gaya hidup vegetarian untuk kesehatan. Rumah makan tersebut pun mulai dikenal masyarakat sekitar, dan seringkali terlihat dikunjungi oleh mahasiswa, pekerja, keluarga, dan pemuka agama yang ada di Semarang.
“Kapan dan jam ramainya itu tidak selalu menentu, tapi biasa ramai pas hari sembahyang Chu Yi atau Chu Yi Shi Wu,” tambah Nam Tjhiang.
Aneka Menu dan Produk Vegetarian di Rumah Makan Karuna Vegetarian
Rumah Makan Karuna Vegetarian menyajikan aneka menu vegetarian yang variatif, mulai dari berbagai masakan sayuran dan lauk vegetarian yang bisa dipilih di depan etalase, hingga masakan yang ada di buku menu. Masakan vegetarian di Rumah Makan Karuna menyediakan makanan khas Indonesia, Chinese, hingga Western.
ADVERTISEMENT
“Kita menyediakan menu yang dinamis, menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Misalnya dulu kan belum ada menu seblak, sekarang udah ada karena melihat banyak orang yang minat makanan pedas-pedas. Setiap hari menu spesial-nya juga beda, biar orang ga bosan terus menunya,” kata Nam Tjhiang.
Nam Tjhiang mengaku jika masakan vegetariannya semua homemade, tanpa pengawet dan MSG yang disesuaikan untuk kesehatan manusia, terutama daging imitasi yang diproduksi di Karuna sendiri, yang terbuat dari berbagai bahan dengan tekstur yang berbeda seperti jamur yang kenyal, rumput laut yang garing, dan bahan lainnya. Selain menjual makanan vegetarian, rumah makan Karuna juga menjual daun herbal, kacang-kacangan, buah kering, biji-bijian, dan berbagai produk vegetarian lainnya yang bermanfaat untuk kesehatan.
Terlepas dari alasan vegetarian untuk kesehatan manusia, Nam Tjhiang percaya bahwa vegetarian juga dapat membantu kesehatan lingkungan. Salah satu upaya Karuna untuk mengurangi limbah makanan adalah dengan memanfaatkan sisa sayuran dari proses memasak, untuk dijadikan eco-enzyme, yang bermanfaat untuk kesehatan lingkungan seperti untuk mengurangi kontaminasi air.
ADVERTISEMENT
“Semoga dengan banyak masyarakat bisa mengenal vegetarian, vegetarian bisa mengontrol kesehatan kita, dan masyarakat jadi tidak banyak sakit, apalagi rumah sakit zaman sekarang pada penuh. Kesehatan kita semua berasal dari makanan. Dengan vegetarian, kita juga tidak memelihara dan membunuh hewan, terus mengurangi gas metana yang juga bisa memberi kesehatan kepada bumi,” harap Nam Tjhiang.