Taktik Bumi Hangus dalam Peristiwa Bandung Lautan Api

Santi Noor Aini
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Semarang
Konten dari Pengguna
17 April 2022 20:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Santi Noor Aini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bandung Lautan Api. Photo by: Santi Noor Aini
zoom-in-whitePerbesar
Bandung Lautan Api. Photo by: Santi Noor Aini
ADVERTISEMENT
Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 tidak secara otomatis membuat Indonesia menjadi negara yang merdeka, bebas, dan berdaulat. Namun, kedatangan Sekutu yang diboncengi oleh NICA (Belanda) malah menjadi bomerang bagi Indonesia. Niat awal untuk mengembalikan tentara Jepang ke negaranya malah dimanfaatkan Sekutu dan Belanda untuk menguasai kembali Indonesia. Sehingga muncul pergolakan diberbagai daerah di Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan salah satunya yaitu di Bandung.
ADVERTISEMENT
Di Bandung sendiri peristiwa mempertahankan kemerdekaan disebut dengan peristiwa Bandung Lautan Api. Bandung Lautan Api menjadi peristiwa yang sangat fenomenal dan bersejarah bagi rakyat Bandung khususnya. TKR bersama dengan rakyat berhasil membuat Bandung menjadi bumi hangus sesuai dengan rencana. Sehingga peristiwa ini banyak diabadikan menjadi sebuah lagu dan film.
Setelah kedatangan Sekutu yang dipimpin oleh Brigadir McDonald dan Belanda dengan segera mereka melakukan persiapan untuk merebut kembali kekuasaan. Pada 12 Oktober 1945, pasukan Sekutu dan Belanda berhasil menguasai dan menduduki pusat penting di Bandung. Hal ini dibalas rakyat Bandung dengan melakukan perobekan bendera warna biru milik Belanda tersisa warna merah putih bendera Indonesia di Gedung Denis. Akibat hal ini membuat pihak Sekutu yang diwakilkan oleh Brigadir McDonald mengeluarkan ultimatum pada 21 November 1945 yang berisi perintah mengenai pengosongan wilayah Bandung Utara dan menyerahkan senjata milik tentara Jepang paling lambat hingga 29 November 1945. Namun ultimatum tersebut tidak digubris oleh rakyat Bandung dan malah timbul pergolakan diantaranya kedua belah pihak hingga Sekutu mengeluarkan ultimatum untuk kedua kalinya.
ADVERTISEMENT
Ultimatum kedua yang dikeluarkan sekutu pada 23 Maret 1946 berisi mengenai perintah yang sama untuk mengosongkan wilayah Bandung Utara selambat-lambatnya pada 24 Maret 1946. Pemerintah pusat meminta kepada TRI yang sebelumnya TKR untuk menurut apa yang dimita oleh pihak sekutu supaya tidak terjadi pergolakan lagi. Namun TRI bersama dengan A.H Nasution yang waktu itu menjabat sebagai Komandan Divisi III Siliwangi memutuskan untuk menghadapi pihak sekutu melalui sebuah strategi. Nasution memutuskan untuk menggunakan strategi perang gerilya dengan taktik bumi hangus.
Taktik bumi hangus digunakan sebagai langkah strategi dalam menghadapi Sekutu yang memiliki lebih banyak pasukan dibandingkan dengan rakyat Bandung. Taktik bumi hangus sendiri berarti membakar wilayah dan pengeboman di titik-titik penting di Bandung yang ingin dikuasai pihak sekutu sebagai upaya mempertahankan kekuasaan. Dalam rencana taktik bumi hangus akan dilaksanakan pada pukul 24.00 atau tengah malam. Nasution meminta kepada rakyat Bandung untuk mengosongkan wilayah terlebih dahulu. Namun belum pukul 24.00 telah terjadi lebih dulu pengeboman di pusat wilayah Bandung. Dari pengeboman ini beberapa orang menjadi korban salah satunya Mohammad Toha.
ADVERTISEMENT
Pengeboman yang terjadi dipusat wilayah tidak sesuai dengan rencana sebelumnya. Namun hal ini tidak mematahkan semangat A.H Nasution dan TRI untuk tetap melanjutkan taktik bumi hangus. Setelah semua rakyat mengosongkan wilayah dan menuju daerah evakuasi di Bandung Selatan, dengan segera TRI dan Nasution melancarkan aksinya. Dalam waktu yang singkat Bandung berubah menjadi wilayah yang dipenuhi dengan lautan api.