Konten dari Pengguna

Peran Pola Asuh Orang Tua : Kunci Utama Kesehatan Mental Anak di Era Generasi Z

Yusriani
Mahasiswa, Jurusan Administrasi Kesehatan, Universitas Negeri Makassar
19 Oktober 2024 18:16 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yusriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagaimana pentingnya kesehatan mental bagi perkembangan anak di masa mendatang?
ADVERTISEMENT
Kesehatan mental anak merupakan fondasi penting yang akan mempengaruhi perkembangan mereka di masa mendatang, baik dalam kemampuan emosional, sosial, maupun akademis. Salah satu faktor utama yang berperan dalam membentuk kesehatan mental yang baik pada anak adalah pola asuh orang tua. Pola asuh inilah yang menjadi kunci utama dalam membentuk kesehatan mental yang sehat.
Tanpa disadari oleh banyak orang tua bahwa kesehatan mental anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh mereka. Kesehatan mental sudah menjadi masalah yang serius dan sudah sangat tidak asing lagi bagi masyarakat. Masalah kesehatan mental ini seperti depresi ataupun stres pada anak, terutama pada anak di era generasi Z.
Generasi Z (Gen Z) ialah generasi orang-orang yang lahir pada 1997 hingga 2012.
ADVERTISEMENT
Mengapa peran orang tua penting terhadap kesehatan mental anak di era generasi Z?
Orang tua sangat penting bagi kesehatan mental seorang anak dan harus memahami bagaimana masalah perilaku, emosi, belajar, sosialisasi, dan ketika keseharian anak mulai terganggu, mengganggu fungsi perannya, mengganggu konsentrasi belajarnya, dan sulit untuk mengendalikan emosi baik di rumah maupun di sekolah.
Tak hanya itu, dengan cara orang tua mendidik, berinteraksi serta memberikan kasih sayang secara langsung akan memengaruhi bagaimana seorang anak bisa mengelola emosi serta menghadapi stres yang dialami. Terlebih lagi, bagi seorang remaja yang tengah menghadapi beragam masalah dan tekanan, kondisi ini dapat memicu stres dan potensi depresi yang signifikan. Lalu, apa sebenarnya yang menjadi peran penting pola asuh orang tua terhadap kesehatan mental anak?
ADVERTISEMENT
Peran pertama bagi orang tua terhadap anaknya yaitu, mendidik, sebagai motivator, sebagai uswah, sebagai teman, sebagai pengawas, sebagai penasehat, dan sebagai konselor untuk anak-anaknya (Zainuren, 2014).
Sebagai pembimbing utama anak, pola asuh orang tua menjadi landasan penting yang berperan dalam perkembangan mental anak. Pola asuh yang diterapkan secara konsisten akan berdampak langsung pada kesejahteraan mental anak.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Oktariani (2021), ditemukan bahwa gaya pengasuhan mempunyai hubungan penting dengan kesehatan mental anak. Ini menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis anak dipengaruhi secara langsung oleh perilaku orang tua. Sebab, orang tua merupakan lingkungan terdekat bagi anak. Proses perkembangan emosional dan sosial anak sangat dipengaruhi oleh peran orang tua yang terlibat langsung dalam kehidupan sehari-hari anak. Segala sesuatu yang dilakukan dan diberikan orang tua akan mempengaruhi tumbuh kembang anaknya. Anak-anak yang diperlakukan dengan baik merasa aman secara emosional, sedangkan interaksi negatif dapat memicu kecemasan dan stres yang berdampak buruk pada kesehatan mental mereka.
ADVERTISEMENT
Penelitian juga menunjukkan bahwa sikap dan perlakuan orang tua dapat menimbulkan masalah kesehatan mental pada anak. Misalnya, orang tua yang terlalu keras atau tidak peka dan acuh dengan kebutuhan emosional anak bisa menyebabkan kecemasan atau depresi. Selain itu, orang tua yang memiliki masalah kesehatan mental juga berdampak pada kesehatan mental anak-anaknya. Anak-anak dengan ibu yang sehat mentalnya cenderung lebih aktif secara sosial dibanding anak dari ibu yang memiliki masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, perilaku dan kondisi orang tua berperan penting terhadap kesehatan mental anak.
Kesehatan emosi dan mental remaja juga berkaitan dengan jenis pendidikan yang diterimanya, misalnya otoriter, toleran, atau demokratis. Penelitian menunjukkan bahwa remaja dengan orang tua otoriter 3.258 kali lebih besar kemungkinannya untuk melakukan perilaku seksual berisiko dibandingkan remaja dengan gaya pengasuhan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh otoriter berdampak negatif terhadap perilaku remaja. Dan hal ini pula dapat berdampak signifikan terhadap perkembangan mental anak, mempengaruhi cara mereka berpikir, bertindak dan mengambil keputusan, terutama jika menyangkut perilaku negatif. Sebagai wali, orang tua juga berperan dalam memberikan pengalaman positif bagi perkembangan keterampilan anak.
ADVERTISEMENT
Penelitian lebih lanjut memperkuat bahwa pola asuh yang diberikan oleh orang tua memiliki pengaruh pada kesehatan mental anak sebesar 58%. Hal ini membuktikan bahwa pola asuh yang sesuai dengan karakteristik, usia, generasi, perkembangan kognitif dan emosional akan memberikan pengaruh yang baik bagi anak. Hal ini sangat membantu anak dalam menyesuaikan diri dan menghadapi tantangan di era generasi Z dengan tangguh dan cermat. (Kristanto & Yunanto, 2016)
Lalu, tindakan apa yang seharusnya diberikan dalam pembentukan mental anak di era generasi Z?
Untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan mental yang sehat pada generasi Z, ada beberapa tindakan yang perlu dilakukan orang tua, yaitu:
ADVERTISEMENT
Berdasarkan fakta di atas, perlu diingat bahwa kesehatan mental anak juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain selain dari pola asuh orang tua. Misalnya, teman sebaya dan kondisi sekolah adalah faktor sosial yang signifikan. Misalnya, anak yang dibully di sekolahnya atau di media sosial mungkin mengalami masalah kesehatan mental meskipun orang tua mereka mendukung di rumah. Selain itu, anak-anak yang berasal dari keluarga dengan riwayat gangguan mental juga memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami gangguan mental, terlepas dari pola asuh yang mereka terima. Faktor genetik berperan penting dalam mempengaruhi kesehatan mental anak.
Tak hanya itu, meskipun pola asuh otoriter sering dikaitkan dengan masalah perilaku remaja, namun dalam situasi tertentu, seperti di keluarga militer ataupun budaya yang menjunjung tinggi ketaatan, pendekatan ini mungkin diperlukan untuk menjaga keharmonisan.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, pola asuh yang baik membantu anak generasi Z mengembangkan kemampuan emosional, sosial, dan kognitif, sehingga lebih tangguh menghadapi tantangan hidup. Penelitian menunjukkan bahwa pola asuh positif, seperti dukungan emosional dan motivasi, dapat mencegah gangguan mental seperti depresi dan kecemasan. Kesehatan mental anak juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial, teman sebaya, dan faktor genetik.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk peka dan memahami perasaan anak serta bijak dalam mendidik anak, membangun hubungan emosional yang sehat, serta memberikan ruang bagi anak untuk berkembang dengan rasa aman dan percaya diri yang kuat.