Atasi Kebingungan tentang Isoman, Mahasiswa UNDIP Edukasi Cara Isoman yang Aman

Sanubari Kukuh Samahita
Mahasiswa Kedokteran Universitas Diponegoro
Konten dari Pengguna
10 Agustus 2021 12:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sanubari Kukuh Samahita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Atasi Kebingungan tentang Isoman, Mahasiswa UNDIP Edukasi Cara Isoman yang Aman
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Semarang (6/8)–Lonjakan kasus positif COVID-19 yang terjadi sejak awal Juli merupakan pukulan besar untuk Indonesia. Penuhnya fasilitas kesehatan dan fasilitas isolasi terpusat memaksa banyak warga yang positif COVID-19 tanpa gejala berat untuk melakukan isolasi mandiri atau isoman di rumah. Sayangnya, kurangnya informasi misinformasi yang beredar di masyarakat mengenai tata cara isoman yang benar menimbulkan banyak kebingungan, bahkan petaka.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari voaindonesia.com, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Sonny Harry B. Harmadi, mengungkapkan bahwa klaster keluarga menjadi penyumbang kasus COVID-19 tertinggi di berbagai daerah. Isolasi mandiri dengan metode yang tidak tepat merupakan salah satu celah yang dapat menyebabkan klaster keluarga.
Menurut laporan dari situs laporcovid19.org per tanggal 3 Agustus 2021, sejak bulan Juni 2021 tercatat 2970 kematian saat menjalani isoman di luar Rumah Sakit di seluruh Indonesia. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, data ini masih merupakan fenomena puncak gunung es, karena data yang didapatkan sebagian besar bersumber dari laporan relawan LaporCovid-19 dan angka kematian yang sebenarnya terdapat di lapangan jauh lebih tinggi. Dikutip dari suara.com, juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, menyatakan salah satu penyebab angka kematian COVID-19 masih tinggi meskipun keterisian tempat tidur rumah sakit telah menurun adalah pasien tiba di unit gawat darurat namun sudah dalam kondisi terlalu berat. Menurutnya, sebagian pasien belum mengenali tanda kegawatan gejala, sehingga terlambat mendapatkan perawatan rumah sakit rujukan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Permasalahan ini mendorong Sanubari Kukuh Samahita, seorang mahasiswa Jurusan Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (UNDIP), untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai tata cara isolasi mandiri. Program ini dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Periode 2020/2021 Universitas Diponegoro yang berlangsung sejak 30 Juni 2021 hingga 12 Agustus 2021 mendatang.
Program edukasi yang bertajuk “Cara Isolasi Mandiri Pasien Covid-19 yang Aman” tersebut ditujukan kepada warga RW 03 Kelurahan Srondol Kulon, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Edukasi dilakukan melalui grup Whatsapp Dawis pada tanggal 26 Juli 2021 hingga 28 Juli 2021, dengan cara membagikan poster dan video edukasi.
Topik yang dibahas dalam edukasi tersebut meliputi berbagai hal seputar isolasi mandiri termasuk ruangan yang ideal untuk merawat pasien, tata cara perawat pasien dalam merawat pasien dan mencuci alat makan serta pakaian pasien, hal-hal yang harus diperhatikan pasien untuk mencegah penularan dan menjaga kesehatan, sampai tanda-tanda kapan pasien harus segera dibawa ke rumah sakit beserta hal-hal yang perlu diperhatikan ketika membawa pasien ke rumah sakit. Poster edukasi tersebut dapat juga diakses pada tautan berikut: https://bit.ly/IsomanAman.
ADVERTISEMENT
Warga menyambut edukasi tersebut dengan positif dan cukup antusias. Ucapan terima kasih dan berbagai stiker menarik berisi ucapan yang sama bertebaran. Ditutup dengan doa berisi harapan agar tidak ada warga yang perlu melakukan isoman lagi yang dilayangkan oleh salah satu warga.
Penulis: Sanubari Kukuh Samahita
Dosen Pembimbing Lapagan: Dr. Harjum Muharam S.E., M.E.