Konten dari Pengguna

Mahasiswa UNDIP Beri Edukasi Teknik Pertolongan Henti Jantung dengan RJP

Sanubari Kukuh Samahita
Mahasiswa Kedokteran Universitas Diponegoro
10 Agustus 2021 13:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sanubari Kukuh Samahita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa UNDIP Beri Edukasi Teknik Pertolongan Henti Jantung dengan RJP
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Semarang (9/8)–Pemain Timnas Denmark, Christian Eriksen, mengalami henti jantung dalam laga melawan Finlandia (12/6) dalam perhelatan Euro 2020. Dirinya ambruk dan pingsan pada menit ke-42. Beruntung, pertolongan pertama yang cepat dan tepat diberikan oleh tim medis kesebelasan Denmark dan menyelamatkan nyawanya.
ADVERTISEMENT
Henti jantung mendadak adalah kondisi di mana jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba akibat masalah sistem kelistrikan jantung. Akibatnya darah tidak dapat dipompa ke seluruh tubuh, jika tidak segera ditangani hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak permanen hingga kematian. Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah pertolongan pertama yang harus diberikan pada pasien henti jantung mendadak untuk menyelamatkan nyawa. Masyarakat umum yang tidak terlatih disarankan untuk memberikan compression-only CPR atau hands-only CPR, yaitu RJP yang hanya terdiri dari kompresi dada tanpa pemberian bantuan napas.
Sayangnya, di Indonesia, pengetahuan masyarakat akan pemberian RJP sebagai bentuk pertolongan pertama untuk henti jantung masih sangat minim. Pada Pertengahan Juli 2019 lalu misalnya, beredar sebuah video di mana seseorang tiba-tiba kehilangan kesadaran dalam sebuah ruangan mirip bioskop. Seorang pria tampak memberinya ‘pertolongan pertama’ dengan menepuk-nepuk lengan korban. Tentu saja hal tersebut bukan merupakan hal yang salah kaprah. Henti jantung tidak dapat ditolong dengan menepuk siku, dan perlakuan tersebut berbahaya karena dapat menunda pertolongan pertama yang benar yaitu RJP. Sayangnya, meski sudah berkali-kali diluruskan oleh para ahli jantung, hoaks yang sama terus berulang.
ADVERTISEMENT
Permasalahan ini menarik Sanubari Kukuh Samahita, seorang mahasiswa Jurusan Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (UNDIP), untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bantuan hidup dasar dan teknik RJP yang benar untuk pertolongan henti jantung mendadak. Program ini dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Periode 2020/2021 Universitas Diponegoro yang berlangsung sejak 30 Juni 2021 hingga 12 Agustus 2021 mendatang.
Kegiatan edukasi tersebut bertajuk “Pemberian Bantuan Hidup Dasar untuk Pertolongan Pertama Henti Jantung”. Edukasi ditujukan pada warga RW 03 Kelurahan Srondol Kulon, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang dengan cara membagikan poster dan video edukasi melalui grup Whatsapp Dawis pada tanggal 4 Agustus 2021. Edukasi tersebut membahas mengenai langkah-langkah pemberian RJP dan syarat-syarat yang perlu diikuti agar teknik pemberian RJP benar dan berkualitas. Poster dan video edukasi tersebut dapat diakses pada tautan berikut: https://bit.ly/PosterRJP dan https://www.youtube.com/watch?v=41HgNuVg0so.
ADVERTISEMENT
Warga menyambut edukasi tersebut dengan positif dan cukup antusias. Warga melayangkan ucapan terimakasih. “Wahh mengingatkanku pada pelatihan BTCLS (red: Basic Trauma Cardiac Life Support) dulu, terimakasih infonya, Mas” ujar salah satu warga.
Penulis: Sanubari Kukuh Samahita
Dosen Pembimbing Lapagan: Dr. Harjum Muharam S.E., M.E.