Konten dari Pengguna

Polusi Asap Arang di Margoland Residence Cipondoh Ancam Kesehatan Warga

Dede Rohali
Head of Video kumparan
3 Februari 2023 15:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dede Rohali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hampir setiap waktu asap tebal dari industri rumahan pembakaran arang mengapung di udara, RT 07 RW 03 Kelurahan Poris Pelawad Utara, Cipondoh, Kota Tangerang. Lokasi yang paling terdampak adalah Cluster Margoland Residence Cipondoh, sebab lokasi pembakaran arang persis berada di sebelah permukiman yang diisi 55 kepala keluarga tersebut.
ADVERTISEMENT
Sejak 2019 pembakaran arang itu beroperasi meski warga setempat terus melayangkan protes. Lurah, camat hingga pemerintah kota dinilai tidak berani menutup praktik ilegal yang mengancam kesehatan itu.
Industri rumahan pembakaran arang. Istimewa
"Kami sudah membuat surat keberatan, semua warga merasa sangat terganggu, pihak lurah, camat dan Satpol PP sudah pernah meninjau, namun hingga kini (Februari 2023) tidak ada penutupan permanen," ujar warga Cluster Margoland Residence Cipondoh Kota Tangerang.
Warga beberapa kali sudah berusaha memberikan sumbangan agar pemilik usaha pembakaran arang mau memindahkan lokasi pembakaran. Namun, sumbangan warga malah tidak digunakan sebagaimana mestinya.
"Bahkan warga sudah swadaya memberikan sumbangan, dari pihak developer juga sudah menegur dan memberi bantuan agar pindah, uangnya diambil namun praktik pembakaran tetap berlanjut," ujar warga Margoland lainnya.
Industri rumahan pembakaran arang. Istimewa
Saat diberikan dana sumbangan, praktik pembakaran sempat tidak beroperasi selama 7 hari, namun setelah itu pembakaran arang kembali berlanjut. Pemilik mengaku pihak yang punya tanah masih mengizinkan. Sehingga tidak mau menutup permanen usahanya itu.
ADVERTISEMENT
Meski pembakaran arang ini sudah ada sejak lama, namun para penghuni cluster mengaku tidak pernah mendapat informasi soal keberadaan tempat usaha itu oleh marketing perumahan.
"Seolah ditutupi, saya tahu pas hari pertama menempati rumah, kok bau banget udaranya, ternyata pas ngintip tembok sebelah cluster ada pembakaran arang yang cukup besar, sangat kecewa si dengan pengembang. Kok bisa mendirikan perumahan tanpa menertibkan hal-hal yang mengganggu lingkungan bahkan kesehatan," ujar warga setempat.
Industri rumahan pembakaran arang. Istimewa
"6 bulan di sini, yah 5 bulannya saya menghirup asap bau itu, baunya itu nempel di baju juga, sedih banget, sangat khawatir dengan kesehatan anak-anak ke depan. Mohonlah pihak terkait bisa bertindak tegas, karena saya yakin semua tahu dampak buruk dari polusi ini," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Melansir dari laman alodokter, dalam jangka pendek dampak menghirup asap pembakaran arang bisa membuat tubuh merasa tidak nyaman, sehingga mengakibatkan sakit kepala, pusing, mual, sesak, jantung berdebar, gelisah dan lainnya. "Ini lantaran asap pembakaran arang mengandung beragam substansi kimia yang berbahaya bagi tubuh, seperti karbonmonoksida, formaldehida, arseni, dioksin, furan dan lainnya," kata dr. Nadia Nurotul Fuadah seperti tertulis di laman alodokter.
Lebih lanjut, temuan penelitian di China, menyatakan, asap dari pembakaran arang memiliki tingkat polusi terbesar yang terkait dengan risiko kanker. Tidak hanya itu, paparan asap arang juga berpotensi menyebabkan infeksi pernapasan akut.
Awal Januari 2023, Satpol PP setempat sempat meninjau lokasi pembakaran arang yang dilaporkan warga, namun tinjauan itu hanya berakhir sebatas kunjungan. "Karena setelahnya tidak ada tindakan apa-apa lagi, sebatas dicek, dilihat benar ada praktik itu, dan itu diakui salah, tapi kami gak tahu apa tindakan selanjutnya," kata warga lainnya.
ADVERTISEMENT
"Saya yakin semua warga di sini punya harapan yang sama, agar kami bebas dari polusi asap arang, karena di sini banyak anak kecil, ibu hamil dan juga lansia, bahkan ada anak tetangga yang asma, dan makin terbebani napasnya ketika asap pekat itu muncul. Semoga pemerintah kota berani ambil tindakan," tegasnya.