Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
7 Kiat Menjadi Mahasiswa Baru yang Cerdas
22 Agustus 2017 17:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Saputra Tri Kurniawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masa Orientasi Mahasiswa telah tiba, hampir seluruh Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Indonesia sudah, sedang, dan akan melaksanakan “masa menyeramkan itu” dalam waktu dekat ini. Ada yang sangat antusias, bahkan tak jarang yang harap-harap cemas. Tenang! Masa orientasi tidaklah menyeramkan. Jalani prosesnya, semua pasti akan menjadi biasa.
ADVERTISEMENT
Pada tahap ini pasti banyak dari kita yang dinaungi tanda tanya, bagaimana cara menjalani kuliah? Bagaimana beradaptasi dengan lingkungan sekitar? Bisa tidak menjalani semua proses perkuliahan dengan baik? And many more…
Bagi kamu yang memiliki prestasi menonjol mungkin merasa bagai di atas angin. Tetapi tidak perlu minder bagi kamu yang belum menunjukkan kemampuan cerdas kamu ketika menjalani Pendidikan di Sekolah Menengah. Semua belum terlambat, segeralah berbenah. Setidaknya ada tujuh kiat untuk menjadi mahasiswa baruyang cerdas.
Sumber Gambar: Wikivisual
1. Kemandirian
Kemandirian adalah hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri. Kemandirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mengatasi masalah, mempunyai rasa percaya diri, dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Dengan kemandiriannya seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk dapat berkembang dengan lebih mantap. Segera lepaskan diri dari ketergantungan orang tua atau orang lain dalam banyak hal.
Sumber Gambar: Wikivisual
ADVERTISEMENT
2. Keaktifan dan Keterbukaan
Dalam menjalani rutinitas kegiatan di lingkungan perguruan tinggi, setiap mahasiswa diharuskan menjalani fungsi aktif dan terbuka dalam sikap dan perilakunya. Aktif berarti bahwa ia harus senantiasa bergerak mencari informasi yang dapat menunjang kemajuan dirinya, baik akademik maupun non akademik. Sedangkan keterbukaan dimaknai sebagai sikap membuka diri terhadap sesuatu di luar dirinya, baik yang sama maupun yang berbeda.
Sumber Gambar: Wikivisual
3. Asertifitas
Asertifitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan orang lain. seseorang dikatakan non-asertif, jika ia gagal mengekspresikan perasaan, pikiran dan pandangan/keyakinannya atau jika orang tersebut mengekspresikannya sedemikian rupa hingga orang lain malah memberikan respon yang tidak dikehendaki.
Sumber Gambar: Wikivisual
ADVERTISEMENT
4. Kepribadian yang Matang
Setiap manusia memiliki keunikan yang membedakan antarindividu. Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terorganisir dan terdiri atas dimensi fisik maupun psikis yang memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk membedakan ciri-cirinya yang umum dengan pribadi lainnya. Abraham Maslow mengemukakan tanda-tanda kematangan pribadi diantaranya: ada aktualisasi diri, mampu menerima diri dan orang lain, apresiatif, tidak egois, mandiri, memiliki kesegaran apresiasi, memiliki cakrawala hidup yang luas, memiliki rasa sosial yang selektif, demokratis, memiliki kepastian etis, memiliki pemikiran filosofis yang hangat, dan kreatif.
Sumber Gambar: Wikivisual
5. Sikap Ilmiah
Perguruan tinggi dikenal dengan komunitas yang senantiasa menjunjung tinggi objektivitas, kebenaran ilmiah, dan keterbukaan. Sikap ilmiah ini tidak saja terkait dengan pola piker yang ilmiah, tetapi juga secara emosi (afektif) dan perilaku (psikomotorik). Adapun sikap ilmiah yang harus dimiliki antara lain: hasrat ingin tahu dan belajar terus menerus; daya analitis yang tajam; jujur dan terbuka; kritis terhadap pendapat yang berbeda; tanggung jawab yang tinggi; bebas dari prasangka; dan menghargai nilai, norma, kaidah, dan tradisi keilmuan.
Sumber Gambar: Wikivisual
ADVERTISEMENT
6. Strategi Mengatur Waktu Belajar
Banyak mahasiswa yang hampir selesai studipun masih bingung mengatur waktu untuk belajar, sehingga proses belajar kurang terprogram dengan baik dan hasil belajarpun yang dicapai kurang memuaskan, berikut beberapa tips mengatur waktu belajar: ukur daya tahan belajar non-stop kita, buatlah daftar waktu luang yang dapat dialokasikan untuk belajar, kenalilah mood belajar kita, buatlah jadwal terprogram, tentukan tempat belajar yang mendukung, menjaga konsistensi belajar, menjaga kebugaran kesehatan badan.
Sumber Gambar: Wikivisual
7. Strategi Belajar Cerdas
Selain enam kiat sebelumnya kita juga perlu memiliki kemampuan belajar yang cerdas. Belajar cerdas perlu menjadi perhatian kita agar proses belajar yang kita jalani berjalan secara efektif dan efisien. Setidaknya ada tujuh hal yang perlu menjadi prioritas belajar cerdas kita: buatlah catatan kuliah yang dianggap penting dengan segera, bertanyalah dan pelajari materi yang belum kita kuasai, review dan dalami materi, buatlah perencanaan belajar, pilih waktu belajar yang tepat, buatlah study club, dan hindari sistem kebut semalam (SKS).
ADVERTISEMENT
Sumber Gambar: Wikivisual
Nah, itu tujuh kiat menjadi mahasiswa cerdas. Terlihat berat? Kalau kita melakukan ketujuh kiat di atas secara konsisten setiap hari, lambat laun mindset kita akan terbiasa mulai terbangun untuk menjadi mahasiswa yang cerdas. Sehingga cepat atau lambat kita akan benar-benar menjadi agen of change yang paripurna. Semoga membantu!