Inilah Alasan Kenapa Jakarta Tidak Layak Huni

Sarrah Sahnah Zulian
marketing communication student binus university
Konten dari Pengguna
5 Februari 2023 5:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sarrah Sahnah Zulian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Belakangan ini pemberitaan di beberapa media sering memunculkan berita tentang Jakarta yang disebut-sebut sebagai kota besar dengan tingkat polusi tertinggi nomor satu di dunia. Artinya udara di kota Jakarta sudah tidak sehat lagi.
ADVERTISEMENT
Hal ini dibuktikan pula oleh pernyataan dari Anies Baswedan pada tahun 2020 yang menyatakan bahwa sekitar 5,5 juta kasus penyakit di Jakarta itu disebabkan oleh efek dari polusi udara yang tidak sehat.
Sumber Foto: Shutterstock
Dari pernyataan tersebut menunjukkan pula bahwa persentase penduduk kota Jakarta yang pernah sakit akibat dari polusi udara cukup besar dan itu terjadi saat dua tahun ke belakang, lalu bagaimana dengan sekarang? Apakah sudah membaik atau malah memburuk.
Nah pertanyaan lain adalah apakah tinggal di Jakarta untuk saat ini adalah pilihan yang tepat? Dan tempat tinggal seperti apa yang tepat untuk ditinggali? Untuk menjawabnya maka akan diuraikan beberapa permasalahan utama kota Jakarta berikut ini:
ADVERTISEMENT
Atas dasar inilah, maka dapat diketahui bahwa terdapat indikator bagi sebuah kota dikatakan layak atau tidak untuk dihuni. Seperti indeks ketersediaan sarana kebutuhan dasar, fasilitas publik, ketersediaan ruang publik, keamanan, dukungan fungsi ekonomi, sosial dan budaya, serta sanitasi.
Dalam faktanya dapat dikatakan bahwa kota Jakarta telah memenuhi keenam indikator tersebut namun secara kualitas rata-rata kota Jakarta berada pada tingkat terendah. Artinya kita masih bisa tinggal di Jakarta namun dengan kondisi kurang nyaman.
Sumber Foto: Shutterstock
Untuk solusi dari segala permasalahan ini adalah kembali lagi kepada para pemegang kekuasaan seperti pabrik industri maupun pemerintah agar memperbaiki sistem dan birokrasi mereka agar Jakarta berangsur menjadi lebih baik lagi.