Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Lebih Dalam Kepribadian Highly Sensitive Person (HSP)
11 Desember 2022 22:49 WIB
Tulisan dari Sarah Anggraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Karakter sensitif sering kali dikaitkan dengan sifat mudah tersinggung dan marah. Padahal faktanya, sensitif bukan hanya seputar hal tersebut, melainkan tentang caranya merespon terhadap stimulus yang lebih dalam dibandingkan orang lain. Pada kadar tertentu, pribadi sensitif sangat dibutuhkan untuk memberikan empati pada sesama. Tetapi jika berlebihan dapat memicu kepribadian Highly Sensitive Person.
ADVERTISEMENT
Apa sih Highly Sensitive Person?
Highly Sensitive Person (HSP) merupakan sifat kepribadian yang mengacu pada sensitivitas seseorang terhadap rangsangan fisik, emosional, dan sosial yang lebih tinggi dibandingkan orang pada umumnya. (Grimen & Diseth, 2016; Yano, Kase, & Oishi, 2019).
Sifat kepribadian ini pernah diteliti oleh Psikolog Elaine N Aron di awal tahun 1990-an. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 15 sampai 20 persen dari jumlah populasi manusia di dunia memiliki sifat kepribadian HSP.
Perlu digarisbawahi juga, Highly Sensitive Person bukanlah gangguan atau penyakit mental melainkan salah satu tipe kepribadian. Penyebab munculnya kepribadian ini dapat dipengaruhi oleh dua faktor yakni, genetik dan lingkungan.
Ciri atau Karakterstik Kepribadian Highly Sensitive Person
ADVERTISEMENT
Highly Sensitive Person memiliki ciri-ciri yang dapat dilihat dari luar. Sebagian dari ciri-cirinya bersifat positif yang bermanfaat, dan sebagain lagi bersifat negatif yang harus dikendalikan. Berikut ciri-cirinya:
1. Mudah Stress dan Depresi
Karena memiliki kepekaan dan sensitivitas yang tinggi, HSP seringkali kewalahan dalam mengontrol emosinya. Sehingga HSP lebih rentan mengalami gangguan kesehatan mental seperti stress dan depresi.
2. Merasakan Sesuatu secara Mendalam
Orang dengan kadar sensitivitas yang tinggi cenderung memproses sesuatu dengan tingkatan yang lebih dalam. Misalnya saat terjadi peristiwa tragis, seorang sensitif bisa langsung menangis dan menyimpannya ke dalam pikiran dalam waktu yang cukup lama.
3. Memiliki Empati yang Tinggi
Pribadi HSP memiliki kemampuan untuk merasakan emosi, kebutuhan, dan kekhawatiran orang lain. Menurut sains, HSP memiliki neuron cermin yang lebih aktif (neuron yang mencerminkan gerakan orang lain) yang bertanggung jawab untuk memahami emosi orang lain.
ADVERTISEMENT
4. Sangat Peduli Dengan Detail
Orang yang berkepribadian HSP melihat sesuatu lebih mendetail dibanding orang yang non-HSP. Karena terlalu peduli dengan detail, sering kali orang dengan tipe kepribadian ini perfeksionis dalam pekerjaannya.
5. Sulit Mengambil Keputusan
Seperti yang disampaikan pada poin di atas, bahwa seorang HSP itu sangat mendetail dan perfeksionis, maka mereka jadi lebih cenderung lebih lama dalam mengambil keputusan.
6. Bekerja Optimal dalam Tim
Karena orang sensitif sangat peka terhadap perasaan orang lain dan seorang pemikir keras, maka mereka berpotensi untuk memberikan kontribusi terbaik bekerja dalam tim.
Ciri-ciri di atas mencakup hal-hal yang mungkin dimiliki pada Highly Sensitif Person. Masing-masing orang tidak sama kecendrungannya, tergantung pada lingkungan sekitar yang mempengaruhinya.
ADVERTISEMENT
Hal-hal positif yang dimiliki seorang Highly Sensitive Person
Bukan hanya sifat baperan, tapi ada juga sisi positif dari orang yang berkepribadian HSP. Mari kita lihat hal-hal positif yang dimiliki seorang Highly Sensitive Person:
1. Peka dengan Perasaan Orang Lain
2. Penyayang
3. Tulus
4. Lebih Kreatif
5. Sangat Berempati
6. Lebih Teliti dan Beriorientasi pada Detail
7. Punya Passion yang Kuat
8. Berhati-hati saat Bertindak
Menjadi orang yang sangat sensitif akan memungkinan kamu merasakan banyak hal secara mendalam, baik positif maupun negatif. Kelola kepribadian kamu dengan baik, untuk menghindari stress dan efek berbahaya lainnya.
Jika perasaan terlalu sensitif ini terus-menerus menghantui pikiran hingga mengganggu aktivitas dan menimbulkan rasa cemas berlebihan, segera konsultasikan dirimu ke psikolog maupun psikiater.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Natalia, J. R. (2019). Highly Sensitive Person dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Mental. Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 7 no 3, 317-318.
Ningrum, R. (2019). Terlalu Sensitive Tidak Baik. Anak Hebat Indonesia.
Sarah Anggraini, Mahasiswa Psikologi UIN Jakarta.